“Gimana, mau ikut nggak? Gue bawa obat maag dia, biskuit, selimut, nih!” kata Dinda mengajak Matari untuk ke barak Kesehatan menyerahkan keperluan Ayla sesuai dengan catatan kecil yang dititipkan kakak senior mereka ke Farah. “Boleh deh, yuk!” kata Matari. “Din, udah ditemenin Matari kan? Gue nggak ikut ya, perut gue mules banget, mau pup. Mumpung ada barengannya nih si Santi!” kata Farah. “Oke, nggak papa, Far. Kita ke barak Kesehatan dulu ya. Jam bebas sampai jam 8 pagi kan ya?” timpal Dinda sambil memperhatikan jam di tangannya yang menunjukkan pukul 5 kurang seperempat. “Iya. Kalian buruan balik aja, terus bersih-bersih, siap-siap pakai baju olahraga, jam 8 nanti olahraga pagi dulu trus sarapan sama-sama di lapangan,” ujar Farah kemudian menghilang dari balik pintu barak. Matari dan Dinda bergegas menuju barak Kesehatan. Barak Kesehatan sebenarnya bagian dari ruang serbaguna, namun tersekat oleh dinding tebal yang membuatnya dijadikan seba
Read more