Davi menelepon Ayla ke rumahnya siang itu sepulang sekolah. Sudah sejak kemarin dia tak bisa menemui atau berbicara dengan gadis itu. Di rumahnya pun tak ada. Untungnya, hari itu, Ayla menerima teleponnya dengan baik.“Hai, Dav, tumben nggak SMS dulu?” tanya Ayla.“Apaan? Gue SMS lo nggak dibales dari kemarin,” sahut Davi.“Eh, masa sih? Lupa berarti gue. Sorry, sorry, awal minggu kan gue ngurusin classmeeting, sisanya gue jalan-jalan ke sana- ke sini, tiap hari kaya gitu. Bosen juga di rumah. Kemarin malah ngemall kita.”“Lupa apa lupa?”Ayla tertawa. Dia memang berbohong. Sesungguhnya sejak kejadian kemarin bersama Matari, dia sudah bertekad tidak mau terlalu dekat dengan Davi lagi. Hera dan Marsha sedang dalam proses memaafkannya. Bahkan, saat Ayla mentraktir mereka makan enak di mall kemarin, mereka masih canggung terhadapnya.“Btw, lo nggak pergi-pergi Dav?”
Read more