SETELAH meredakan tangisnya, Citrakara masuk ke kamar untuk beristirahat. Sesampainya di dalam, ia lihat Tumanggala belum tidur. Prajurit itu tengah duduk di tepi pembaringan, dengan tubuh bersandar kepala ranjang. Begitu mendengar suara pintu terbuka, Tumanggala langsung bangkit dan menghampiri Citrakara. Hal ini membuat Citrakara tercekat. Seketika ia menghentikan langkah, lalu menatap malu-malu pada Tumanggala yang telah berdiri di hadapannya. Duh, jangan-jangan Kakang Tumanggala mendengarkan semua pembicaraanku dengan Bibi tadi? Citrakara jadi menduga-duga sendiri di dalam hati, sembari menggigit bibir. "Bibi sudah tidur?" tanya Tumanggala, sambil mencondongkan badan untuk mendorong pintu kamar yang tak sempat ditutup oleh Citrakara. "S-sepertinya sudah," jawab Citrakara yang tiba-tiba saja jadi gugup. "Tadi Bibi duluan yang masuk kamar." "Kalau begitu, ganti aku yang ingin bicara denganmu," ujar Tumanggala, membuat jantung Citrakara berdegup tak karuan. "B-bicara, Kakang?"
Last Updated : 2023-01-29 Read more