Semua Bab Cinta Dalam Perjodohan: Bab 71 - Bab 80

113 Bab

Cinta Suci Merajai Hati

Sesampainya di Pasuruan, Abbas berusaha membiasakan hidupnya tanpa Sayyidah.Abbas tetap tinggal di asrama. Namun, ia hanya tinggal seorang diri.Setiap orang yang menanyakan tentang istrinya, ia akan menjawab bahwa Sayyidah memiliki urusan pribadi yang tidak bisa ia tinggalkan di Jakarta, kecuali untuk orang-orang tertentu saja yang sudah mengikuti jalan ceritanya dari awal.“Bas!” Suara berat laki-laki dewasa menyapanya saat ia sedang memutar kunci pintu asrama. Abbas memutar tubuhnya guna menatap seseorang yang memanggil namanya.“Karim,” jawab Abbas seraya tersenyum simpul.“Assalamuallaikum.” Usai mematikan mesin motornya, Karim berjalan melewati pagar asrama Abbas.“Wa’allaikumussalam, mari masuk Rim!”“Antum baru pulang dari pondok?” “Na’am, tadi sekalian bikin judul sama nyusun skripsi,” ujar Abbas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-03
Baca selengkapnya

Tina (Korban Sofyan)

“Itu Neng ... bibi nggak bisa jelasin.” Wanita paruh baya itu menggaruk kan kepala yang tidak gatal.“Neng Sayyidah harus jaga diri baik-baik! Tugas kami hanya mengingatkan aja," lanjutnya.“Zahra yang merintahkan Bibi dan Pak Rahman?” Bi Sari segera menggeleng cepat untuk merespon Sayyidah.“Lalu?” Gadis itu semakin di buat penasaran oleh Bi Sari.“Neng Sayyidah anak sholehah, anak baik yang selalu di ajarkan nyonya Marwah sejak dulu. Pasti Neng sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, Neng Sayyidah juga bisa menilai orang yang baik dan yang tidak baik. Pakai hati nurani Neng Sayyidah, ya?! Jangan pakai hawa nafsu untuk menilai orang, karena fisik itu nggak menjamin hatinya baik Neng,” ungkap Bi Sari seraya mengelus bahu wanita muda tersebut.“Iya Bibi tenang aja, ya?! Sayyidah bisa jaga diri kok. Terima kasih untuk semua jasa Bib
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-05
Baca selengkapnya

Kepergok

“Pasti tenaga lo terkuras karena  menangis dan banyak fikiran Tin,” ujar Zahra. Tina hanya bergeming mendengarkan penuturan Zahra. Usai memarkirkan mobilnya di sebuah kafe.Zahra membawa langkah Tina yang lemah untuk duduk di sebuah meja kosong yang tersedia. “Tin, lo mau pesen dua minuman atau satu aja?” tawar Zahra. “Satu setengah boleh? Gue haus banget.” “Hahaha ... mending lo bikin kafe sendiri aja Tin, biar bisa pesen sesuka lo,” kelakar Zahra untuk mencairkan suasana. “Boleh juga, besok-besok deh!” ungkap Tina seraya menyeringai. “Pesen tiga minuman,ya?! Lo dua, gue satu.” “Oke deh!” ujar Tina manggut-manggut.   *******Sofyan menghentikan mobilnya di parkiran kafe dengan nuansa go green di tengah kota. Beberapa tanaman hias gantung menyambut para pengunjung di bagian luar. “Kita makan di sini aja, ya, Sayang?!” ujar Sofyan sembari tangannya melepas s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-06
Baca selengkapnya

Perdamaian Rani dan Tina

Usai mengantarkan Tina ke rumahnya, Zahra melanjutkan perjalanannya pulang.Di tengah perjalanan ia meraih gawainya dan menelepon seseorang.“Hai Tasy, gue butuh bantuan lo!”“Atur tempat dan jadwalnya, ya?!”“Oke, bye!” KLIK!Zahra menghela nafasnya lega, kali ini ia tidak sendiri. Ia bisa meminta bantuan Tasya kapan saja. Tasya dan Zahra mulai sependapat dan menjalin komunikasi lebih dekat setelah kejadian Sayyidah pergi ke Surabaya.Dari situ Zahra mulai menyadari ternyata Tasya begitu peduli dan berjiwa baik dengan teman-teman lainnya.*****Satu hari berselangZahra mengajak Tina jalan di sebuah taman, ini salah satu usahanya untuk menghibur, syukur-syukur bisa sedikit mengalihkan beban fikiran yang di tanggung wanita itu.Dari jarak yang tak jauh Rani dan Tasya berjalan menyusuri  jalanan setapak dengan bebatuan yang di susun r
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-07
Baca selengkapnya

Perpisahan

Din din din ! Bunyi suara tlakson dari luar di barengi dengan ponselnya yang tak berhenti berdering, membuat Sayyidah tergesa-gesa memasangkan  sepatu flat di kedua kakinya. Sayyidah segera beranjak usai berhasil mengenakan keduanya. “Bi, Sayyidah pergi dulu!” serunya. Wanita yang sedang menyapu lantai itu berlari mengejar langkah gadis itu. “Neng Sayyidah mau pergi kemana? Jangan sama—.” Wanita paruh baya itu menghempaskan nafasnya kasar. “Mau di larang bagaimanapun kalau udah cinta, ya, susah!” ucap Bi Sari mendengus kesal saat melihat wajah laki-laki di balik mobil yang menanti Sayyidah. “Nggak lama kok Bi, nanti Sayyidah balik lagi, assalamuallaikum,” tandas Sayyidah, tangannya melambai seiring mobil yang di tumpanginya melaju meninggalkan pekarangan rumah. “Bu!” pekik suara laki-laki yang tak asing di telinga Bi Sari. Pak Rahman berjalan menghampirinya. “Kalau Neng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-10
Baca selengkapnya

Menghadap Abuya

Di tempat yang lain Setelah berhasil menemukan kedua orang tuanya di ruang tunggu, tangan Sofyan segera di tarik oleh papinya. Laki-laki berjas hitam itu melirik sekilas ke arah Sayyidah, lalu menuntun putranya duduk menunggu jadwal penerbangan tiba. “Kenapa musti bawa wanita sih Sof?” bisik wanita bergincu merah di telinga anak laki-lakinya. Sayyidah melihat keduanya seraya  menebak mungkin itu sosok mami dan papinya Sofyan. “Jangan sembarangan main cewek! Nanti kamu bikin repot papi lagi kaya gini, harus pindah, ngeluarin banyak duit buat nutupin aib kamu,” tegur Papi kepada Sofyan. “Hmmmm.” Putranya hanya pasrah mengiyakan setiap ucapan kedua orang tuanya. “Ya udah Sofyan pamitan dulu sama Sayyidah Mam, Pih!” pinta Sofyan seraya menengok ke arah gadis yang masih berdiri tak jauh darinya. “Ya sudah, jangan lama-lama!" tutur papinya. Mami Sofyan menghela nafasnya seraya mengusap bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-11
Baca selengkapnya

Menikahlah!

“Ini sudah cukup lama, bukan hanya satu, dua hari, bahkan sampai berbulan-bulan ‘kan?”Abbas menganggukkan kepalanya.“Abuya khawatir sama ente Nak, jiwa dan bathin ente tersiksa. Kalau memang butuh, menikahkan!”Abbas melebarkan pupilnya mendengar ucapan Abuya.“Abuya punya pandangan buat ente.”“Kalau boleh tau siapa Abuya?” sahut Abbas.“Ente sudah siap menikah atau tidak? Untuk masalah ente sudah bercerai atau belum Abuya rasa ente sudah faham hukumnya.”“Seorang suami sah jika menikah lagi dengan izin sang istri maupun tanpa izin darinya," jelas Abbas.Abbas menghela nafasnya panjang.“Apakah Sayyidah bisa menerima? Aku tidak bisa membayangkan kesedihannya, jika ia mengetahui aku menikah lagi, tapi ... apa dia masih mau bersamaku lagi?” batin Abbas merasa bimbang.“Jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-12
Baca selengkapnya

Mengkhitbah Halimah

Beberapa hari berlaluAbuya dan beberapa santri mengantar Abbas mengunjungi rumah Halimah di kawasan Jakarta Selatan.Suasana begitu khidmat di dalam ruangan tamu rumah itu. Sederhana, akan tetapi begitu sakral di rasa.“Kami selaku orang tua setuju menerima lamaran dari Abuya untuk ananda Muhammad Abbas kepada putri kami Halimah Assya’diyah karena sebelum ini kami sudah bermusyawarah dengan putri kami yang bersangkutan berserta keluarga besar," tutur Abah, orang tua dari Halimah dan juga Zahra.“Alhamdulillah.” Ucapan syukur terdengar dari setiap mulut yang hadir di sana.“Insyaallah akan kami proses segera untuk akadnya, mudah-mudahan di permudah,” ujar Abuya di iringi anggukan oleh keluarga Halimah.“Baik, kami rasa sudah cukup.  Maaf tidak bisa berlama-lama, Kami ada hajat yang lain. Terima kasih atas semuanya.” “Kami yang banyak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-13
Baca selengkapnya

Bosan Dengan Tingkah Sofyan

Sayyidah diam terpaku, ia merasakan perbedaan kehidupannya yang sangat jauh saat tinggal bersama Abbas.Laki-laki itu tak pernah menyinggung apapun tentang seks, yang ia ucapkan selalu benar, jelas dan sopan.Tak pernah Sayyidah mendengar kata-kata kotor yang keluar dari mulutnya.“Meskipun begitu aku selalu mengatakan Abbas mesum! Padahal jika di banding dengan Sofyan ....”“Ish! Kenapa sih jadi banding-bandingin gini! Lo bener-bener plin-plan Sayyidah!” Gadis itu mentonyor kepalanya sendiri.Tangannya melepas hijab yang melekat di kepala. Sekilas ia pandangi kain berwarna hijau botol tersebut.“Malu rasanya mengenakan penutup, tapi gue seolah-olah nggak punya rasa malu. Wanita murahan yang mudah di rayu! Ya salaam ....” Sayyidah mengibaskan hijabnya begitu saja.“Zahra!” Sayyidah segera meraih benda pipih yang ia banting sebelumnya. Ia bergegas menek
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-13
Baca selengkapnya

Kesadaran Sayyidah

“Zahra!” pekik Sayyidah. Setelah memutuskan untuk mendatangi kafe langganannya dan Zahra, Sayyidah menemukan sahabatnya itu berkumpul dengan beberapa gadis yang sangat ia kenal. “Dia lagi ngapain sama Tasya, Celline dan Rani?” Ia segera bersembunyi di balik dinding seraya memperhatikan mereka.  Sayyidah masih merasa segan untuk mendekat atau berbincang dengan mereka, apalagi sikap Zahra yang akhir-akhir cuek kepadanya. “Gue pernah denger nasehat dari guru Kaka gue, katanya 'mencintai bukanlah sebuah kesalahan. Namun, ketika cinta di tunggangi oleh hawa nafsu saat itulah terjadi kesalahan'." "Maaf, ya, gue bahas di luar konteks pacaran ... dalam islam ada empat kriteria dalam memilih pasangan. Harta, tahta, rupa, agama," jelas Zahra seraya menunjukkan jari-jemarinya satu persatu. "Akan tetapi dari keempat kriteria itu yang paling bagus adalah nomer empat, sebab itu kalau pilih pasangan lihat dulu agamanya, baru rupa, ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status