Semua Bab Cinta Dalam Perjodohan: Bab 51 - Bab 60

113 Bab

Kerabat Abbas

Mobil yang mereka tumpangi memasuki pekarangan rumah yang cukup luas. Gradasi hijau dan kuning mewarnai cat rumah berlantai dua tersebut. Ukiran tembok bagian luar serupa gambar kubah masjid, sekilas rumah ini seperti masjid yang megah. Namun, ternyata bangunan ini di tempati oleh saudara Abbas. "Ahlan w* sahlan w* marhaban." Sepasang laki-laki dan perempuan dew*sa riuh menyambut kedatangan mereka berdua. Khimar besar yang terbalut di kepalanya, serta gamis abaya yang berpadu warna sangat pas sekali menempel di tubuh wanita yang berusia sekitar 45 tahunan itu. Wanita itu membukakan pintu mobil sisi bagian Sayyidah, membuatnya merasa sangat di hormati sekaligus bingung harus bersikap seperti apa. Hidung mancung dengan senyumnya yang mengembang, sejurus kemudian mendekap tubuh Sayyidah. "Ahlan anak sholehah, semoga kehadiran kalian membawa berkah di keluarga kami," ujarnya. Hati Sayyidah merasa tertegu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-09
Baca selengkapnya

Main kuda-kudaan

"Assalamuallaikum ... Om Abbas!" teriak dua anak kecil seraya berhamburan memeluk Abbas."Wa'allaikumussalam.""MasyaAllah ... Aisyah, Umar." Abbas menyambut keduanya dengan merangkul seraya mencium mereka bergantian."Abah, Umi," sapa seorang wanita dewasa sembari menyalami paman dan bibi bergantian. Jika di lihat dari garis wajahnya, mungkin usianya sekitar 30 tahunan."Hana," ucapnya ketika menjabat tangan Sayyidah."Sayyidah." Tersenyum simpul membalas senyum yang merekah di bibir wanita tersebut."Ini anak bibi Nak," tutur Bibi Umamah sembari menepuk bahu wanita yang bersalaman dengan Sayyidah."Istrinya Abbas cantik sekali MasyaAllah, pasti nanti keturunannya bagus-bagus nih hehehe," selorohnya."Hana bisa aja kamu ini," ujar Bibi.Abbas tersenyum canggung, ia melirik Sayyidah yang menatap padanya sekilas."Om ayo kita main kuda-kudaan!" ajak Umar, anak kecil berus
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-10
Baca selengkapnya

Abbas Bersikap Dingin

Abbas dan Sayyidah telah memasuki mobil. Semua anggota keluarga Paman Hamzah mengantarkan mereka di depan halaman. "Hati-hati, ya?! Nanti kabari kalau sudah sampai," ujar Paman Hamzah seraya melambaikan tangan. Bibi Umamah yang berdiri di sampingnya pun serupa, beliau melemparkan senyuman hangat kepada mereka berdua. "Bas, jangan lupa, ya?! Aisyah dan Umar butuh teman!" tutur Hana seraya menyeringai. "Om Abbas segela punya dede, ya?!" ucap Aisyah dengan polosnya. "Hehehe ... do'ain biar dedenya sholeh-sholehah seperti Aisyah dan Umar, nanti kalian main, ya, ke asrama om!" tutur Abbas sembari menyembulkan kepalanya di kaca mobil. "Siap!" balas Umar dengan menempelkan tangan mungilnya di kening. "Hehehe ... iya, Insyaallah kalau abi udah pulang dari Cirebon, ya Nak?!" terang Hana menatap kedua anak kecilnya. "Syukron jazakumullahu khoiroon katsiroon atas semuanya Pak Lik, Bu Lik, Mba Hana. Assalamuallaikum
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-11
Baca selengkapnya

Jangan Memandang Rendah

Seorang MC naik ke atas mimbar, ia membuka salam lengkap dengan penyambutan kepada Abuya. Sosok laki-laki bergamis putih, dengan imamah yang membelit di peci serta sehelai rida di pundak persis seperti penampilan yang Abbas kenakan malam ini.Hati Sayyidah merasa tenang dan damai melihat pemandangan di depan matanya. Abuya mulai membuka tausiyahnya, membaca beberapa kitab di sertai untaian nasehat."Jika hati kita berat untuk memuliakan orang lain, sekurang-kurangnya jagalah lisan kita dari menghina orang lain.""Jika kau lihat seseorang jauh dari Allah, jangan kau ejek dia! Karena Allah lebih dekat kepada pendosa dari pada orang yang sombong.""Mata yang memandang rendah terhadap orang lain adalah mata yang tak layak melihat Rosulullah Shalallahu 'alaihi wasallam," jelas Abuya dalam nasehatnya.*****Sayyidah menjabat tangan Ummah usai pembacaan do'a di lantunkan.Kira
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya

Makna Hidup

"Kita itu tidak bisa mencegah orang lain untuk menilai hidup kita, tetapi kita bisa mencegah hati ini untuk bersu'udzon kepada mereka," ungkap Abbas seraya menempelkan tangan pada dadanya."Nih dengerin yah?! Kata ulama 'jika tiada orang yang dengki kepada kamu, maka ketahuilah sebenarnya kamu adalah orang yang gagal'. Itu artinya semakin tinggi derajat kita, maka akan semakin besar pula ujian yang menimpa. Ibaratnya seperti pohon yang  tumbuh besar, semakin besar pula angin yang menerjang," sambungnya."Hidup kita bukan karena orang lain, hidup kita itu karena Allah. Jadi, seburuk apapun penilaian orang lain tidak akan merubah kehidupan yang kita jalanin. Hmmm ... maaf, ya, aku bukannya mau ceramah. Nasehat yang aku sampein sebenarnya buat diri aku sendiri juga," tutur Abbas dengan tegas."Bas, kamu nggak marah?" ujar Sayyidah dengan ekspresi penuh tanda tanya."Marah kenapa?" "Marah karena aku pernah pergi dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-13
Baca selengkapnya

Fitnah

"Iya, tadi ana minta dari Azam," ucap Zakiyah dengan polos."Minta atau merebut? Tadi Azam sampe nangis," tanya Sayyidah lebih jeli."Mba Sayyidah janji, ya?! Jangan bilang siapa-siapa!" Jari kelingking kecilnya mengacung di udara."Janji, tapi Insyaallah, ya?!" tutur Sayyidah seraya menyeringai. Jarinya bertaut dengan jari mungil Zakiyah."Iya, tadi ana ngerebut mainan Azam, terus ana dorong dia karena nggak mau ngasih," ungkap Zakiyah dengan ekspresi penuh penyesalan."Jadi, tadi yang bikin nangis Azam itu Zakiyah?" Sayyidah menarik tubuh Zakiyah ke pangkuannya, ia tatap wajahnya lebih lekat.Anak kecil itu mengangguk mengiyakan."Ana menyesal, ana udah dholim." Wajah Zakiyah semakin lesu."Ya Allah ... anak kecil saja sangat mudah menyesali perbuatannya saat dia melakukan kesalahan. Apa kabar dengan perbuatanku?" Sayyidah bercermin dengan dirinya sendiri."Lain kali nggak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-15
Baca selengkapnya

Mengungkap Kebenaran

Abbas duduk di samping jalan sembari menunggu mie ayam yang ia pesan, jarinya mengetikkan pesan kepada Karim.Tak lama berselang, Karim datang menemuinya dengan sepeda motor."Ini Bang mie ayamnya!" Sang penjual menyodorkan pesanan kepada Abbas."Mau mie ayam juga Rim?" tawar Abbas."Nggak Bas, istri ana udah masak sore tadi. Kasian kalau nggak di makan," jelasnya."Kita ngobrol di sana aja yuk!" Abbas menunjuk tempat duduk yang sepi di samping ruas jalan. Keduanya menaiki sepeda motor masing-masing ke tempat yang dituju."Gimana Bas? Katanya ada yang mau di omongin?!" tutur Karim seraya duduk di samping Abbas yang telah mendahuluinya."Gini Rim, afwan sebelumnya. Mungkin antum sudah tau info di group 'kan?"Karim mengangguk mengiyakan."Hmmm ... apa sebetulnya kurang baik, ya?! Menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya? Lagi pula kejadiannya belum tentu seperti yang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-15
Baca selengkapnya

Tragedi

"Kang, istri antum habis mukul Azam, ya?! Kasihan anak kecil di kasarin," seloroh anak laki-laki berkoko putih itu. Ia bersama beberapa anak santri baru saja keluar dari toko aneka."Hust! Jangan ikut campur urusan orang!" tegur salah satu teman serombongannya. Kemudian mereka beranjak memasuki area pondok laki-laki.Sayyidah mendengus kesal mendengar ucapannya. Ingin sekali ia mencaci maki, akan tetapi di tempat seperti ini ia tak ingin menunjukkan jati diri sebagai wanita yang berani."Udah jangan di ambil hati! Ayo naik!" titah Abbas, ia menarik tangan Sayyidah untuk naik di belakang dirinya.Sesampainya di asrama Abbas melengos begitu saja, tanpa tegur sapa kepada istrinya.Setelah memasuki pintu, ia duduk di meja makan lalu meminum segelas air putih.PLAK! Suara gelas yang di hentakkan ke meja begitu keras terdengar.Sayyidah tersentak kaget saat melewati ambang pintu, manik matanya melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-16
Baca selengkapnya

Meninggalkan Abbas

Karim menatap langit-langit kamar asrama, pandangannya menerang jauh mengangkasa. Usai menggunakan cream dan lotion malam, Kirani beranjak menghampiri suaminya. "Bang, kok ngelamun? Mikirin apa sih?" ujar Kirani, ia beringsut berbaring di sisi Karim. "Dek ...," ucapnya seraya memiringkan tubuhnya guna menatap wajah sang istri. "Hmmm, kenapa Bang?" ujar Kirani, satu tangannya menyangga kepala. "Apa yang Adek lakukan menurut abang kurang tepat Sayang. Mengingatkan seseorang itu nggak harus menjatuhkan harga dirinya di depan orang-orang," tutur Karim dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan. "Maksud Abang?" Kirani meminta penjelasan. "Gini, tindakan Adek yang mengambil foto itu memang kebetulan 'kan?" Kirani menganggukan kepala menjawab pertanyaan suaminya. "Tapi, untuk menyebarkan luaskan foto itu sepertinya bukan hal yang baik Sayang," lanjutnya lagi. Tangan Karim mengelus lengan istriny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-18
Baca selengkapnya

Bersama Sofyan

"Yes!" seru Sofyan seraya berdiri dari duduknya."Lo kenapa Sof? Girang banget keliatannya," ujar laki-laki yang duduk di sampingnya seraya menaruh puntung rokok di atas asbak."Paling dapet mangsa baru," ucap laki-laki berjaket hitam yang berada di samping kirinya."Gue berhasil bujuk cewe ini," ucap Sofyan girang seraya menujuk layar ponselnya."Tuh 'kan gue bilang apa lo pasti bisa naklukin dia, secara lo buaya darat kelas kakap," cibirnya."Ish! Cabut lo berdua! Gue mau siap-siap pergi jemput dia buat ke sini. Sementara kalian jangan dateng ke sini, ya?! Bisa berabe nantinya," titah Sofyan."Hahaha ... lo mau bersenang-senang?" ujar laki-laki berjaket hitam seraya menyeringai."Pengennya gitu, tapi ini bukan cewe gampangan. Bertahun-tahun gue coba deketin tapi dia sok jual mahal, bikin gue semakin jadi tertantang.""Oke! Gue cabut bro! Semoga berhasil!" tukasnya sembari meninj
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status