Home / Pernikahan / Cinta Dalam Perjodohan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cinta Dalam Perjodohan: Chapter 61 - Chapter 70

113 Chapters

Menyerah

Di asramaAbbas mengerjapkan matanya, perlahan ia bangkit dari tempat pembaringan lalu melajukan kaki keluar dari ruangan perpustakaan pribadinya.Jam di dinding menunjukkan angka 04.00 pagi. Abbas berjalan menghampiri kamarnya, sampai di depan pintu ia menghentikan langkah."Sayyidah mungkin masih marah, biarlah dulu!" gumam Abbas, ia mengurungkan niat untuk memasuki kamar. Beberapa detik kemudian ia melanjutkan niat hatinya untuk bermunajat.Satu jam berlalu.Sudah satu jam dan iapun usai melaksanakan sholat subuh jama'ah di masjid.Ia pindai sekeliling ruangan. Namun tak ada tanda-tanda bekas aktivitas Sayyidah di sana.Dengan berani Abbas mencoba membuka pintu kamar."Ya Allah ...!" Kedua pupil Abbas melebar.Sontak ia segera mencari istrinya di setiap sudut ruangan.Abbas diam terpaku menatap sebuah surat yang tergeletak di atas nakas.Ada firasat
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more

Karim dan Kirani

"Jadi masalah antum apa Bas? Ana akan berusaha nutupin kalau memang itu privasi. Ana cuman pengen antum ngelepas beban fikiran antum. Kalau memang ana nggak bisa ngasih saran atau solusi barulah antum nanti ngadep aja ke Abuya untuk minta nasehat," titah Karim.Abbas menghela nafasnya panjang, lalu menghempaskannya perlahan."Jadi gini Rim ...." Abbas menceritakan semua kejadian dari awal ia bertengkar dengan sang istri, sampai akhirnya Sayyidah pergi dari asrama."Bas, ana bener-bener minta maaf banget sama antum, kalau memang kejadiannya karena pesan yang di kirim dari istri ana dan karena kelancangan istri ana yang sudah membuka pesan-pesan istri antum." Karim menghiba kepadanya dengan penuh penyesalan."Sebenarnya ana marah besar sama istri antum Rim, nggak seharusnya ia ikut campur dengan urusan pribadi kami, akan tetapi semuanya sudah terjadi, mau gimana lagi?" Abbas tersenyum kecut kepada Karim, sahabatnya."Ana
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more

Calon Mangsa Baru Sofyan

"Ish! Lo galak bener Say?" protes Sofyan seraya memegangi lengannya. "Ohya sorry!" sesal Sayyidah, tangannya terulur untuk mengusap lengan Sofyan.  "Ya salam ini 'kan Sofyan, bukan Abbas yang bebas gue apain aja," batin Sayyidah. "Lo nggak papa Sof? Gue mana bisa pake baju kaya gitu, senakal-nakalnya gue pasti bisa di rem kalau persoalan syariat Sof," ungkap Sayyidah. "Iya tau, gue 'kan cuman bilang aja Say. Nggak gue paksa juga," bela Sofyan. Tangan laki-laki itu mengelus lengannya sendiri. "Hmmm ... sorry, ya?!" pinta Sayyidah. Kata maaf yang mungkin sulit ia ucapkan kepada Abbas, akan tetapi sangat ringan untuk Sofyan, laki-laki yang membuatnya di mabuk asmara. "Ya udah, yuk! Kita masuk! Ngapain berdiri di samping mobil terus, nanti di kira tukang parkir," seloroh Sofyan dengan menyeringai. "Ayo!" Sayyidah menyetujuinya. Sofyan menggandeng tangan Sayyidah erat, netra wanita bergamis
last updateLast Updated : 2022-02-21
Read more

Di Jakarta

Sayyidah menatapnya dengan penuh tanda tanya, lantas mulutnya menganga, ia ingin melontarkan tanya kepada laki-laki di hadapannya, akan tetapi tiada kata yang bisa ia ucapkan ketika tangan Sofyan mulai membelai lembut lengan sampai kedua bahunya perlahan. Tangan nakal itu merangkak naik ke wajahnya, mengelus pipi mulus Sayyidah. Perlahan tapi pasti tangan satunya sudah siaga membuka hijab yang Sayyidah kenakan. Seketika wanita itu mengibaskan dua tangan laki-laki yang sejak tadi menjalar di tubuhnya di barengi dengan menjauhkan diri dari hadapannya. "Sorry Sof, nggak seharusnya kita kaya gini. Tolong hargai gue!" seru Sayyidah dengan ekspresi yang ketakutan. "Tapi Say, gue sayang sama lo," kilah Sofyan seraya memajukan tubuhnya membuat Sayyidah semakin mundur dan terpojok di tembok. "Caranya bukan gini Sof, kita deket ... fine! Tapi jangan sampe nodai gue sampe halal. Gue mau kita nikah dulu, baru bisa lakuin sepuas lo
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more

Kedatangan Zahra

Sore HariSayyidah membuka pintu kamarnya yang berhadapan langsung dengan ruang tengah, seketika Bi Sari datang menghampirinya."Neng, menu untuk makan malamnya sudah bibi sediakan di atas meja makan. Bibi sama Pak Rahman pamit dulu, ya, Neng," ujar Bi Sari.Sayyidah melirik Pak Rahman yang berdiri di depan rumah terlihat dari jendala kaca yang tembus pandang. Sepertinya Pak Rahman sedang menunggui istrinya."Baik Bi, terima kasih sebelumnya. Kalau bisa Bi Sari setiap hari dateng ke rumah, ya, soalnya Sayyidah bakal terus butuh bantuan dari Bibi," pinta Sayyidah."Ohgitu. Hmmm ... kira-kira berapa hari atau berapa minggu Neng? Maaf, biar bibi bisa mengatur ulang jadwal di rumah, hehehe." Bi Sari tertawa ringan."Hehehe nggak terbatas Bi, Sayyidah bakal terus tinggal di sini." Jawaban dari Sayyidah merubah mimik wajah wanita paruh baya di hadapanya, ada tatapan bingung. Namun, menit selanjutnya ia menganggukan ke
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Diskusi Zahra dan Halimah

Tol ... tok ... tok ...Bunyi ketukan pintu yang terdengar berulang kali menyudahi pembicaraan Zahra dengannya.Seketika Sayyidah yang berdiri mematung beranjak menuju pintu.“Say, i miss you so much.” Laki-laki berkulit putih itu langsung menyambar tubuh Sayyidah dengan pelukan.Sontak Sayyidah berusaha melepas pelukannya, membuat ekspresi Sofyan berubah heran.Suara tepukan tangan terdengar dari belakang, ia yakin suara itu berasal dari tangan Zahra.Sayyidah memejamkan matanya, dengan gugup ia sedikit menjauh dari tubuh Sofyan.“Gue kasih aplaus buat lo Sof,” ujar Zahra seraya menyeringai.“Lo ada di sini?” Jari telunjuk Sofyan mengarah ke Zahra.“Lagi nyari mangsa baru Sof? Yakin lo bisa naklukin Sayyidah? Kalau lo berani gue bakal pasang badan paling depan!” Zahra menghalangi tubuh Sayyidah dari hadapan Sofyan.&ld
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

Situasi Rumit

“Ya udah kita masak yuk! Bahan-bahannya ada?” Sofyan beranjak dari kursi menuju dapur.“Kayanya ada bahannya di kulkas,” tandas Sayyidah, tangannya menekan tombol off remot TV, lalu menyusul Sofyan.“Caranya gimana nih?” tanyanya sembari mengeluarkan butiran jagung ke dalam wajan.“Gue juga lupa Sof, soalnya Mama sama Abbas yang selalu bikinan buat gue,” ucap Sayyidah seraya menuangkan air ke dalam wajan.“Abbas?” Sofyan mengernyitkan dahinya sembari menatap wajah wanita yang polos tanpa riasan itu.“Oh, iya! Dia keponakan gue di Jawa Timur,” jelas Sayyidah dengan kikuk.“Laki-laki bisa masak, ya?”“Hehehe ... iya dia jagonya Sof,” ucap Sayyidah seraya tersenyum canggung.“Jagungnya udah Mateng kayanya, coba di icip Say!” titah Sofyan sembari mengaduk-aduk bulir jagung yang dia re
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

Dijebak

“Sepertinya Abbas di takdirkan untuk berjodoh dengan antum Hal,” ujar Kirani seraya memeriksa barang satu persatu.“Ana nggak pernah berfikir seperti itu, lebih baik fokus meluluskan pendidikan dari pada mendengarkan ucapan nggak penting kaya gini,” tukas Halimah dengan tegas.“Santai Hal, jangan ngegas! Nggak baik.” Kirani tersenyum simpul menatapnya.“Ana cuman bercanda aja, jangan di anggap serius,” lanjut Kirani lagi.“Sepertinya antum harus belajar menjaga lisan Kir! Afwan, ya, sekedar saran dari ana aja karena kita nggak pernah tau hati seseorang seperti apa, apakah mereka bisa menerima ucapan yang kita anggap gurauan itu atau justru candaan yang kita maksud malah melukai isi hatinya. Jagalah lisan kita dari menyakiti orang lain! Takut, sebab dosanya berat di akhirat,” jelas Halimah panjang lebar.Kirani tersenyum kecut merespon ucapan Halimah.
last updateLast Updated : 2022-02-27
Read more

Penyelamatan Abbas

Perlahan Sayyidah mengerjapkan matanya sembari menahan kepalanya yang terasa berputar.Sofyan menatapnya dengan menyeringai,” Kenapa Sayang? Lo baik-baik aja?” ujarnya seraya menepuk bahu Sayyidah.“Baik Sof, cuman agak pusing sedikit.” Sayyidah tersenyum tipis dengan memegangi kepalanya.“Ohgitu, bentar, ya, Say gue mau nemuin orang dulu di belakang.” Laki-laki itu berjalan meninggalkan Sayyidah.“Hmmm ....” Sayyidah tak begitu memperdulikan lagi, ia berusaha kuat menahan rasa pening dan mengumpulkan kesadarannya yang semakin berkurang.“Siapkan kamar satu!” pinta Sofyan kepada laki-laki berbadan tegap dengan kepala plontos yang duduk di suatu meja.“Siap!” ucapnya menyanggupi.“Hahaha ... kali ini gue pasti berhasil dapetin lo Sayyidah!” Sofyan tertawa lepas.Di luar dugaannya setelah ia kembali mengha
last updateLast Updated : 2022-02-28
Read more

Masukan dari Paman Hamzah

Sofyan menatapnya dengan geram seraya menggertakkan gigi.“Udah Sof, lo pulang aja! Gue ngga papa kok, cuman butuh istirahat aja.” Sayyidah menempelkan tangannya pada bahu Sofyan.“Oke kalau itu mau lo, gue sayang sama lo! Jaga diri baik-baik, ya,” ucapnya lembut, lalu di respon dengan anggukan kepala Sayyidah.Zahra menatapnya dengan mendengus kesal seraya melipat kedua tangannya di dada.Akhirnya laki-laki itu mengalah, ia melenggangkan kakinya pergi di iringi dengan tatapan sengit Zahra.Saat Sofyan sudah menghilang dari pandangannya, Zahra segera menghampiri Sayyidah.“Lo nggak papa Say?” tanya Zahra terlontar, beringsut ia duduk di tepian ranjang seraya menghadap wajah sahabatnya.“Nggak papa Za, cuman masih pusing sedikit,” keluh gadis yang terbaring itu.“Kok lo ada di sini Za? Sejak kapan? Hmmm ... seinget gue
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status