Semua Bab Cinta Dalam Perjodohan: Bab 91 - Bab 100

113 Bab

Panggilan Sayang untuk Pasangan

“Abi? Nama kamu ‘kan Abbas ... bukan Abi,” protes Sayyidah. Abbas bergegas mendekatkan langkah kaki ke tubuh sang istri yang masih berdiri tak jauh darinya. “Panggil suamimu dengan lebih hormat Sayang, jangan nyebut nama lagi! Nanti di kira kita kaka adik, ya ‘kan?” titah Abbas. “Jadi sekarang aku harus panggil kamu Abi?” “Iya Umi.” “Abi, Umi.” Ia menunjuk dirinya dengan sang suami bergantian. “Memanggil pasangan dengan panggilan romantis itu sunah Sayang. Seperti yang di anjurkan oleh Rosulullah, beliau memanggil Sayyidah Aisyah dengan sebutan Humairah,” jelas Abbas sembari merangkul pundak Sayyidah. “Ohgitu.” Sayyidah manggut-manggut. “Jadi, Umi manggil nama abi ada apa? Masih pagi, suaranya udah menggelegar, nggak baik Sayang! Takut mengganggu orang sekitar.” Abbas memperingati sang istri seraya memencet hidung mancung Sayyidah dengan jari telunjuknya. “Habisnya kamu, eh! A
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-26
Baca selengkapnya

Darah Malam Pertama

Walaupun hanya pertanyaan sederhana, akan tetapi terkesan lucu saat keluar dari mulut Abbas. Laki-laki pendiam dan paling jarang membicarakan persoalan tentang suami istri. Mungkin saat ini rasa penasaran Abbas lebih besar ketimbang logika dan ilmunya, pikir Hasan. “Ana serius, antum malah ketawa.” Abbas menepuk bahu Hasan yang naik turun karena tertawa. “Gini Bas, harusnya ‘kan antum yang berpengalaman tentang hal ini. Ternyata ana salah besar, antum jago dalam ilmu fikih tapi nggak jago naklukin istri, hahaha,” kelakar Hasan. “Duh Hasan ... setiap orang ‘kan punya sisi kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” elak Abbas. “Oke ... oke.” Hasan menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk menetralisir tawa di mulutnya. “Jadi gini Bas ....” Laki-laki di hadapannya menyimak baik-baik kata yang terucap dari mulutnya. “Kalau pulang antum harus wangi kaya tadi, bebersih ... po
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-26
Baca selengkapnya

Kejar Dunia untuk Akhirat

“MasyaAllah, ya?! Sangat besar kekuasaan Allah menciptakan makhluk-Nya. Allah menjadikan dua makhluk saling berpasang-pasangan, lalu dari hubungan halal tersebut bisa menghasilkan keturunan seperti firman Allah dalam Al Quran."“Umi pengen punya anak yang bisa baca Al Quran,” pinta Sayyidah.“Bukan baca aja, menghafal juga kalau bisa," sahut Abbas.“Iya betul, jadi apa yaa ... huffadz!” terka Sayyidah.“Bukan!” “Terus apa dong?”“Hafiz-hafidzoh Sayang ... itu namanya penghafal Al Quran.”“Iyaa betul.”Kedua sejoli itu melewati malam dengan berbincang-bincang. Malam yang mereka rencanakan akan menjadi penyatuan, akan tetapi gagal terhalang fitrah kewanitaan Sayyidah yang datang rutin setiap bulannnya.******Pagi itu Sayyidah sibuk di dapur, sang suami muncul dari pintu kamar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-28
Baca selengkapnya

Rencana Penjebakkan

Zahra, Celline, Rani dan Tasya duduk di ruang tengah sambil bercengkerama. Sayyidah datang menghampiri mereka sembari membawa beberapa makanan. “Nggak usah repot-repot Say, kalau bisa keluarin semua yang ada di dalam, ya?!” seloroh Zahra. “Hahahaha ... nanti gue beli sekalian toko-tokonya buat lo Za,” balas Sayyidah, lalu memberikan toples makanan kepadanya. “Eh liat deh! Ini gemoy banget dede utunnya!” seru Rani tiba-tiba. Ia menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan foto USG janin. “Ini calon debaynya Tina, Ran?” tanya Tasya. “Iya.” “Coba gue liat,” ujar Celline bersamaan Zahra dan Sayyidah yang mengerubungi Rani. “Lucu banget, ya?! Tina udah berapa bulan sih kandungannya?” tutur Celline. “Udah hampir tujuh bulan kayanya,” respon Rani "Alhamdulillah nggak kerasa," sambung Sayyidah. “MasyaAllah Tina banyak berubah, dia sering banget sharing ke gue tentang hukum Isl
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-28
Baca selengkapnya

Menjalankan Aksi

Mereka berlima mulai menyusun rencana. Pertama-tama Sayyidah harus membangun komunikasi kembali dengan Sofyan di monitori oleh keempat temannya.Di sebuah apartemen milik orang tua Celline mereka mulai menjalankan aksi yang telah di rencanakan. Di tempat itu pula Celline beserta yang lainnya tinggal, selama berada di tanah Jawa bagian timur ini.Mereka berempat merasa segan untuk menginap di rumah Sayyidah, alasannya tidak lain karena kehadiran Abbas sebagai suaminya.Kelima gadis itu berdiri di sebuah lorong ruangan menghadap sebuah pintu.“Lo kenapa sih nggak mau di unit A3? Kita ‘kan jadinya harus pindah lagi,” ujar Celline sembari memutar tuas kunci di depan pintu unit A4.“Nggak tau nih Sayyidah banyak maunya, bikin repot aja,” keluh Rani seraya menenteng barang bawaan untuk di pindahkan ke tempat baru. Begitu pintu terbuka, Sayyidah dan Celline masuk lebih d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-29
Baca selengkapnya

Kesucian untukmu

Sofyan[Di rumah lo aja, nanti gue dateng ke situ][Ohya, bibi sama tukang kebun lo nggak tinggal serumah ‘kan sama lo?] “Ish! Ngapain sih dia nanya Bi Sari sama Pak Rahman segala,” cibir Sayyidah.“Biasa Say, ikutin aja alurnya. Nanti kita yang bakal mengendalikan permainannya,” balas Rani.[Jangan Sayang! Kita di Jawa Timur aja yuk! Sekalian mengenang kenangan kita yang dulu!] sendSayyidah geleng-geleng kepala melihat aksi Celline membalas pesan yang seolah-olah itu dirinya.“Hehehehehe.” Celline nyengir kuda meresponnya.Setelah Sofyan setuju dan mengadakan janji waktu, Celline menghela nafasnya lega sembari mengembalikan benda pipih itu pada empunya.“Udah beres, kita tinggal nunggu waktu aja dia dateng ke sini,” ujarnya.“Liburan semester kita bener-bener bermakna,” tutur Rani.&ld
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-30
Baca selengkapnya

Hasrat Yang Terbayar

Sayyidah termenung beberapa saat menatap pintu yang tertutup. Namun, tanda-tanda suaminya masuk kembali tak kunjung ia dapati.Hingga akhirnya Sayyidah menghempaskan tubuh di atas ranjang setelah meregangkan tangan dan kepalanya.“Alhamdulillah ya Allah nikmat banget,” ucap syukur Sayyidah saat mendarat di atas kasur.Rasa lelah seharian ingin ia lepaskan dengan tiduran santai. Sayyidah memejamkan matanya perlahan.Ceklek ...Terdengar suara pintu di buka, akan tetapi Sayyidah enggan untuk membuka matanya.Sudah terlanjur nyaman, lagi pula ia sedikit merasa sungkan dengan tingkah Abbas yang meninggalkan dirinya begitu saja.Beberapa saat kemudian indra penciuman Sayyidah menghirup aroma wangi semerbak yang masuk ke hidungnya.“Nggak biasanya Abbas pakai minyak misik sewangi ini, kecuali kalau mau majelis atau berangkat ngajar,” batin Sayyidah.Namun, ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-02
Baca selengkapnya

Pening Kepala

Ucapan istrinya membuat Abbas terkekeh.“Hehehe ... ini baru awal Sayang, nanti kalau melahirkan pasti lebih sakit lagi,” ujar Abbas.“Masa sih Bi?” tukas Sayyidah seraya mengangkat kepalanya dari bahu sang suami.“Katanya kalau melahirkan itu sakit banget Mi. Umi sanggup nggak punya anak? Kalau nggak jangan di paksa, abi nggak tega liat umi kesakitan,” ucap Abbas sembari mengusap kepala Sayyidah.“Ya nggak papa lah Bi, kalau wanita nggak mau sakit saat melahirkan pasti nggak ada wanita yang punya anak di dunia ini,” sergah Sayyidah dengan lantang.“Iya Sayang.” Abbas menyeringai.“Umi udah sholat subuh?” sambungnya.“Belum.” Sayyidah menggelengkan kepalanya.“Umi nggak bisa jalan, sakiiit ...,” lanjut Sayyidah dengan manja.“Ayo! Sini abi bantu!”S
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-02
Baca selengkapnya

Salah Kirim Pesan

“Gimana sama Sofyan?” tanya Sayyidah terlontar.“Harusnya besok dia ke sini, tapi lihat keadaan lo ....” Tasya melirik ke arah Zahra yang berada di sampingnya.“Gimana Za?” lanjutnya.“Di undur aja kali, ya?! Barangkali Sayyidah butuh istirahat dulu sampai pulih,” balas Zahra memindai pandangannya ke wajah Tasya dan Sayyidah.“Hhmmmm ... sorry, emang bener Say, lo baru ngerasain malam pertama? Terus sebelum-sebelumnya gimana?” seloroh Tasya dengan menyondongkan wajahnya ke arah gadis yang telah duduk menyender di kepala ranjang.Sayyidah menggelengkan kepalanya cepat.“Hahahaha ... udah jangan di tanya! Lo belum cukup umur,” sergah Zahra seraya menepuk bahu Tasya.“Ya elah Za, gue ‘kan penasaran aja,” kilah Tasya.Ceklek!Pintu yang terbuka menampakkan Rani dan Celline yang terlihat rempong de
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-03
Baca selengkapnya

Menjelaskan

*******Beberapa jam telah berlaluZahra, Tasya, Celline dan Rani telah kembali ke apartemen. Sayyidah duduk sendiri di teras samping rumahnya, sembari melihat kolam ikan yang berisi beberapa ikan koi berukuran besar.Tak terasa rasa perih dan sakit di bagian bawah tubuhnya lama-lama memudar, apalagi saat berbincang dengan teman-temannya menjadikan perih yang di rasa seolah hilang, walaupun Sayyidah masih bisa merasakannya saat buang air kecil.Wanita berjilbab abu itu tersenyum simpul memandangi gerak-gerik ikan yang berenang di bawah kolam, sesekali ia lempar beberapa bulir pakan yang langsung di sambar oleh ikan.Suara mesin mobil memasuki garasi rumahnya, sontak ia berdiri seraya menyunggingkan senyuman di ujung bibir.“Tumben, biasanya pulang habis isya,” gumamnya, lalu Sayyidah melangkahkan kaki ke dalam untuk menyambut sang suami tiba.“Abi!” panggil Sayyida
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status