Sebenarnya Nod tidak berada jauh dari mereka. Saat terdengar teriakan Likos dan Fibrela, Nod malah ketakutan. Dia tetap berjalan mencari jalan keluar dengan meraba-raba. Tiba-tiba ujung jarinya menyentuh sesuatu. Bentuknya memanjang ke atas seperti pilar. Nod mengelilinginya. Permukaan pilar itu seperti akar pohon. Tangannya terhenti ketika menyentuh sebuah rongga. Mungkin ini jalan keluar, pikirnya. Ya, memang benar, karena terdapat rongga berselang-seling yang mengarah ke atas. Satu per satu tangan dan kakinya mulai menempati rongga itu. Nod merayap ke atas dengan meraba-raba mencari rongga-rongga untuk dipanjati. Beberapa menit kemudian Nod telah jauh dari ruangan gelap tadi. Sesuatu seperti kertas menggelitik lehernya. Nod baru menyadari bahwa itu adalah daun ketika perlahan-lahan cahaya redup dari kejauhan di atas sana meneranginya. Semakin ke atas keadaan semakin terang. Tidak salah lagi, pilar yang dinaikinya memang sebuah pohon. Setelah sampai di daha
Baca selengkapnya