Semua Bab Jerat Ambisi Cinta sang Dokter: Bab 151 - Bab 160

200 Bab

BAB 151

Callista menyambar masker yang sudah dia siapkan. Suara bel itu berdenting dan Rudi berkali-kali memperingatkan agar ketika pengantar makanan tadid tiba mengantarkan makanan, tidak ada yang boleh melihat wajah Callista. Jadi kacamata dan masker ini tentu akan sangat membantu Callista untuk menyembunyikan wajah.Sebelum membuka pintu, Callista mengintip di pintu guna memastikan orang tersebut memang orang suruhan Rudi, bukan orang yang dia kenal atau mamanya! Jangan! Callista tidak mau kembali ke mamanya, apapun itu ia merasa begitu nyaman, damai dan terlindungi di sini, meskipun harus terisolasi di dalam apartemen milik Rudi.Callista membuka pintu, nampak lelaki dengan jersey bola itu tersenyum ke arahnya.“Dengan Mbak Tata, ya? Ini saya disuruh Pak Rudi antar makan siang!”Tata adalah nama samaran yang sudah mereka sepakati bersama. Callista meraih beberapa kantong plastik dari tangan lelaki itu, mengangguk lalu mengucapkan terima kasih. Ia
Baca selengkapnya

BAB 152

Rudi meletakkan ponsel di meja. Seketika kepalanya jadi begitu pusing. Calon? Kapan memangnya Rudi punya waktu luang untuk leha-leha, mejeng sana-sini mencari calon istri? Sebenarnya Morgan juga tidak terlalu menekan Rudi, toh Rudi juga punya anak buah sendiri. Pekerjaanya menyediakan waktu juga kalau Rudi berniat hendak santai dan memburu jodoh, tetapi Rudi yang tidak mau. Ah ... bukan tidak mau, tetapi belum mau.Sekarang ... ibunya tidak hanya meminta dia pulang untuk acara sang adik, tetapi juga pulang sambil membawakan calon mantu! Di mana Rudi bisa nemu calon mantu untuk dia bawa pulang menemui ibunya nanti?Rudi tengah berpikir keras ketika pintu ruangannya terbuka, nampak Morgan muncul dan melangkah masuk menghampiri mejanya.“Rud? Lu kenapa?” Morgan segera duduk di kursi, menatap wajah tangan kanannya yang tengah ditekuk itu.Rudi tersenyum getir, mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Nampak ia menghela napas sambil menengadahkan kep
Baca selengkapnya

BAB 153

Callista melangkah dengan penuh ragu mendekati telepon. Ia dalam kebimbangan, perlukah dia angkat? Atau diamkan saja? Tapi bagaimana kalau Rudi yang menelepon dan hendak memberinya kabar? Callista menarik napas dalam-dalam, mengulurkan tangan guna meraih gagang itu. Ia segera mendekatkan benda itu ke telinga. Dengan begitu lirih dan takut-takut ia mulai bersuara.“Ha-halo?”“Astaga, Ta! Kemana aja sih? Aku sempet ngira kamu kenapa-kenapa karena lama angkat telepon!”Fiuh!Lega sekali hati Callista ketika suara Rudi yang menyapanya. Ketakutan Callista sontak lenyap tidak bersisa. Senyum Callista merekah, kenapa tiap dia mendengar suara Rudi, rasanya begitu gembira? Padahal suara itu begitu kaku, dingin dan begitu datar.“Maaf. Jujur aku lagi parno banget, Mas. Rasanya kayak dihantui.” Desis Callista jujur.“Mana ada hantu siang-siang, Ta? Apa sih yang kamu takutkan?” tanya suara itu yang entah m
Baca selengkapnya

BAB 154

Clara segera membuka pintu mobil, masuk ke jok belakang dan meletakkan tas di di samping. Tanpa banyak bicara Rudi segera membawa mobilnya melaju. Ia nampak melirik Clara yang asyik dengan ponselnya. Menghela napas panjang lalu perlahan-lahan mulai bersuara. "Mbak ... Boleh tanya nggak?"Clara sontak mengangkat wajah, menatap Rudi dari pantulan kaca mobil lalu tersenyum dan mengangguk pelan. "Tanya apa? Kok kayaknya penting banget?" Senyum merekah di wajah Clara, dari kacamatanya, ia tahu kalau Rudi tengah galau. "Mbak, kalau kita tiba-tiba merasa nyaman, seneng pas ada di dekat seseorang, benci lihat dia sedih dan nangis, itu artinya apa, Mbak?"Clara melongo, ia menatap nanar Rudi dari kaca. Wajah itu nampak serius dan tidak terlihat main-main. Sebenarnya Clara ingin tertawa mendengar kalimat pertanyaan itu. Konyol sekali kalau Rudi menanyakan hal macam itu, padahal anak kemarin sore saja paham dan ngerti apa jawaban dari pertanyaan
Baca selengkapnya

BAB 155

“Jadi begitu ceritanya, Mbak.” Rudi bersandar di jok depan, matanya menatap Clara yang duduk di jok belakang lewat kaca mobil. “Mbak janji jangan cerita ke Bos kalau aku cerita semua ini sama Mbak, ya?” mohon Rudi dengan suara lirih.Clara menghela napas panjang. Jadi begitu? Dulu sekali, mama mertuanya sempat tidak setuju Clara menikahi anaknya dan hendak menjodohkan Morgan dengan gadis bernama Callista itu? Hingga kemudian rahasia besar keluarga itu kenapa begitu bernafsu hendak mengadakan perjodohan itu terungkap. Yaitu surat tagihan hutang yang mencapai angka puluhan trilliun yang menjerat keluarga gadis itu. Hal yang lantas membuat Feni membatalkan rencana awalnya dan lebih memilih menyetujui Morgan menikahi Clara. Ah ... rasanya mendadak dada Clara menjadi sesak.“Jangan khawatir, Mas. Aku bisa jaga rahasia kok. Makasih sudah mau cerita banyak hal yang selama ini bahkan Morgan rahasiakan dari aku.” Gumam Clara dengan suara sama
Baca selengkapnya

BAB 156

"Sore Sayangku!"Clara tersenyum ketika Morgan menjatuhkan kecupan di puncak kepalanya. Dia baru saja pulang. Sedangkan Clara, ia sudah sejak tadi sampai rumah meskipun harus berhenti beberapa saat untuk sekedar mendengarkan curhatan Rudi dan tentu saja cerita tentang rahasia besar yang Morgan simpan dirinya. "Udah kelar semua urusannya?" Tanya Clara ketika Morgan menjatuhkan diri tepat di sisi Clara. "Sudah. Semua sudah beres. Kenapa?" Morgan melingkarkan tangan ke tubuh sang istri, rasanya bersandar di tubuh Clara adalah pelepas penat terbaik! "Malam ini aku pengen sama kamu terus, Sayang. Besok aku jaga malam. Pulang pagi." Desis Clara manja. Tentu jaga malam adalah hal yang tidak bisa Clara hindari selama dia masih menjadi residen. Morgan mendengus. Sebuah resiko dan konsekuensi yang harus dia terima, Clara sudah menjelaskan dari awal. Jadi dia tidak bisa protes dan merajuk perkara jaga malam di IGD yang harus Clara jalani. "Besok aku antar paginya biar Rudi jemput nanti." Gu
Baca selengkapnya

BAB 157

"Papa memang begitu, Ga. Maklumi saja, ya?"Arga mendengus, ia menoleh dan mendapati mamanya tersenyum simpul sambil menepuk bahunya. Maklumi? Sikap ayahnya yang sudah sangat keterlaluan itu dia suruh memaklumi? Gila saja! "Papa keterlaluan, Ma! Dia lebih mementingkan materi dari perasaan anak sendiri dan Mama suruh Arga maklumi?" Tentu Arga protes, ada apa ini? Terdengar helaan napas panjang. Arga pun ikut menghela napas. Hatinya mendadak kembali perih teringat semua hal yang sudah Arga lalu dan apa-apa saja yang hancur karena ayahnya sendiri. "Mama ngerti, tapi mau bagaimana lagi? Sudah watak papamu kayak gini." Kembali suara itu bergumam begitu lembut. Arga mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Tidak berniat membalas atau membantah. Dia hanya menundukkan wajah sambil berusaha mengusir rasa sakit yang kembali menyeruak menyiksa hatinya. Membuat lukanya yang belum kering kembali berdarah. "Kamu juga kenapa nggak cerita soal kekasihmu itu, Ga?" Kembali suara itu menyapa Arga den
Baca selengkapnya

BAB 158

Rudi tertegun. Bukan hanya karena jarak mereka yang begitu dekat, tetapi juga karena kulit mereka bersentuhan secara langsung. Lengan Callista bisa Rudi rasakan begitu lembut dan halus. Sentuhan yang menjalarkan sebuah sensasi aneh ke sekujur tubuh Rudi. Wajah itu tersenyum ketika Rudi terdiam menatapnya. Sorot matanya begitu lembut, membuat Rudi makin betah menatap wajah cantik yang ada di hadapannya ini. "Mas? Bengong?"Rudi tersentak, ia tergagap dan sedikit memberi jarak untuk lengannya yang masih menempel pada lengan Callista itu. "A-aku ... Aku menolong mu karena aku kasihan, Ta. Kamu tidak seharusnya melakukan semua itu hanya karena kesalahan yang tidak kamu lakukan!" Jawab Rudi berusaha menekan perasaan gugupnya.Baru beberapa detik Rudi terbebas dari sentuhan kulit Callista yang mampu membakarnya dengan begitu singkat, Callista kembali menggeser duduknya. Membuat kulit halus dan lembut itu kembali menyapa permukaan kulit Rudi. Napas Rudi kembali sesak terlebih sedetik kemud
Baca selengkapnya

BAB 159

Clara menghela napas panjang melihat suaminya terlelap juga akhirnya! Itu artinya tidak akan ada lagi pembahasan soal sikap Rudi yang menurut Morgan aneh setidaknya sampai kemudian Morgan bangun tidur. Clara menatap langit-langit kamarnya. Besok agaknya dia harus bicara dengan Rudi perihal kecurigaan Morgan terhadap dirinya. Meminta Rudi supaya hati-hati jika tidak ingin Morgan tahu rahasia apa yang Rudi sembunyikan dari bosnya ini. Mendadak Clara begitu penasaran dengan Callista ini. Ia segera meraih ponselnya, membuka akun I**tagram pribadinya dan mencoba mencari nama Callista di sana. Tak perlu waktu lama, muncul banyak sekali akun dengan nama Callista. Kini kepala Clara mendadak pusing. Callista yang mana? Dia tidak tahu nama lengkap gadis itu dan tidak tahu juga bagaimana wajah gadis yang dulu hendak disodorkan mama mertuanya untuk berada di posisinya saat ini. Senyum Clara merekah, gadis itu pasti mem-follow akun milik Morgan, kan? Dengan segera Clara mengetik nama Morgan, men
Baca selengkapnya

BAB 160

Callista mengerjapkan matanya, ia terkejut ketika mendapati dirinya sudah terbaring di atas ranjang. Dia berada di dalam kamarnya! Padahal seingat Callista, kemarin dia tertidur di depan televisi. Lantas bagaimana dia bisa berada di sini? Callista sontak bangkit, ia memperhatikan dirinya. Tidak ada yang aneh, semua nampak biasa saja. Dia tidak merasakan apa-apa. Itu artinya tidak ada hal-hal buruk yang terjadi padanya, siapapun itu yang kemarin membawanya masuk ke kamar. Senyum Callista merekah, "Kau benar-benar laki-laki yang luar biasa baik, Mas!" Desis Callista memuji Rudi. Siapa lagi kalau bukan Rudi yang melakukan semua ini? Memindahkan dia dari depan TV ke kamarnya? Sekali lagi Rudi bisa melakukan apapun terhadap Callista, tapi lihat ... Rudi tidak melakukan apapun terhadapnya tidak peduli Callista tengah tertidur pulas dan tidak berdaya sama sekali. "Jangan salahkan aku kalau kemudian aku tidak ingin menyingkir dari sini." Desis Callista yang mendadak enggan pergi dari sin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status