Beranda / Romansa / Broken Flower / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Broken Flower: Bab 41 - Bab 50

82 Bab

40. Tired

"Namamu Fausto, bukan?""Ya. Kau memang sudah seharusnya mengingatku."Grassiela terdiam sejenak, menunduk dengan murung. Cahaya senja dari jendela mobil membelai wajahnya yang pucat, sementara tatapan matanya tampak kosong. Setelah beberapa saat kemudian dia kembali berkata, "Bolehkah aku meminta bantuan darimu?"Hampir setengah perjalanan telah mereka tempuh menuju ke Saint Petersburgh. Langit sore mulai berubah warna menjadi keungu-unguan dan dua buah mobil BMW berwarna hitam itu melambat hingga berhenti di tepi jalan yang sepi. Atas permintaan Grassiela, Fausto dengan tegas menahan perjalanan mereka. Dengan segala pertimbangannya, pria itu mengangguk setuju memberikan Grassiela kesempatan untuk berkomunikasi dengan orangtuanya yang jauh. Fausto bukan lah seorang yang kejam seperti bosnya. Dia iba melihat kesedihan di raut wajah Grassiela yang sendu. Penyerangan semalam pasti membuatnya merasa takut dan tertekan. Maka dengan besar hati Fausto rela menyerahkan ponselnya pada Grassi
Baca selengkapnya

41. Calm and deep as lake water

Grassiela melangkah di belakang seorang pelayan melewati koridor-koridor marmer di dalam manor. Cahaya mentari dari jendela-jendela tinggi serta dinding yang dingin seakan-akan menceritakan adanya sejarah yang tertulis di sepanjang koridor besar tempat tinggal bergaya Rusia ini.Florence Shine, seorang pelayan wanita berusia di akhir 30 tahun yang menyertai Grassiela berkeliling, berjalan di depannya dengan langkah yang tenang. "Manor ini telah berdiri selama lebih dari seratus tahun, dengan sejarah yang kaya," ucapnya setelah mereka sampai di sebuah ruang duduk utama yang luas.Grassiela mengangguk dan berhenti sejenak untuk mengamati furnitur mewah dan lukisan-lukisan tua yang menghiasi ruangan itu. Meski tak ada ekspresi yang berarti di wajah cantiknya, namun diam-diam Grassiela terpesona oleh arsitektur elegan dengan lantai marmer, furnitur antik, dan dekorasi bergaya khas Rusia. "Ruang ini biasa digunakan untuk menyambut tamu dan acara-acara penting," jelas Florence. "Namun Tuan
Baca selengkapnya

42. I am here for you

Jika James Draxler memang seorang yang benar-benar tidak bermoral, dia tidak akan menjaga Grassiela dengan sebaik ini. Ruang kamar sendiri, pelayan pribadi dan pengawalan ketat. Apa itu tidak cukup?Pria itu bisa saja memperlakukan istrinya dengan buruk. Siapa yang akan tahu? Siapa yang akan peduli? Keluarga Stamford jelas-jelas sudah menyerahkan putri tunggal mereka. Lantas apa yang kurang dari kehidupan Grassiela? Apakah cinta yang belum tumbuh di dalam pernikahan mereka yang baru seumur jagung membebani pikirannya? Mengapa wajah jelita itu tampak murung? Mengapa kedua netra biru yang cantik itu terlihat kosong?Grassiela mengerjap ketika suara ketukan di pintu menyadarkannya dari lamunan. Dia beranjak dari bingkai jendela yang terbuka, tempatnya duduk sambil menatap kilauan danau di perbatasan taman yang memantulkan cahaya oranye matahari sore. Seseorang di balik pintu kamar terdengar tak sabaran. Ketukan terdengar lagi dengan cepat, mem
Baca selengkapnya

43. Freezing Calm

"Ceraikan aku. Ayo kita akhiri semua ini."Saat matahari hampir terbenam, sinar senja memeluk langit, menciptakan atmosfer menegang di pelataran manor yang sunyi. Grassiela dan James, terpisah oleh sudut pandang yang berbeda. Keduanya saling menatap dengan ekspresi yang mencerminkan gejolak perasaan serta ketidakpastian."Lanjutkan saja kesepakatanmu dengan ayahku," lanjut Grassiela bersama getir dalam tatapannya. "Ambil semua yang kau inginkan. Dan biarkan aku pergi."Dalam keheningan yang terbentang di antara mereka, Grassiela menahan berjuta kepedihan yang terpendam bersama asa yang tersisa bahwa James akan mau melepaskannya. Tetapi semua itu tentu tidak akan mudah.James yang masih menatap wanita yang menjadi istrinya tak menunjukkan ekspresi yang berarti. Dia mungkin sedikit terkejut, namun sebuah senyum samar justru terbentuk di sudut bibirnya. Rupanya wanita itu masih belum juga menyerah."Grassiela Draxler," suara James yang dalam bersama sorot matanya yang mendominasi seakan m
Baca selengkapnya

44. What should be done

Malam itu, James tengah bergelut dengan tumpukan pekerjaan di ruang kerjanya. Membenamkan diri dalam data grafik yang mencerminkan kesehatan jaringan di berbagai bisnisnya. Meski berusaha fokus pada laporan yang dikirimkan oleh Benicio, sesungguhnya sejak lama bayangan Afro Maccini menyusupi pikiran. Sialan! James mengumpat dalam hati seiring berkas-berkas di atas meja yang ia sapu dengan kesal. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana mungkin Alexsei masih belum bisa menemukan jejak bajingan itu? Apakah terlalu sulit menemukan sekelompok orang yang secara terang-terangan datang untuk menyerang mereka?Teka-teki ini membuat pikiran James terasa frustasi. Merenggangkan tubuhnya sejenak, ia memutuskan untuk meredakan penat dengan menatap keluar jendela.Pemandangan malam membuka lembaran baru. Langit dipenuhi bintang, dan cahaya bulan menerangi hamparan halaman dengan penuh misteri. Selama beberapa saat James hanyut dalam pikirannya sendiri. Tenggelam dalam bayang-bayang dendam ya
Baca selengkapnya

45. Betrayal

"Grassiela akan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan."Pria itu menatapnya dengan nanar. Lalu dengan kedua tangannya, sekuat mungkin Grassiela mendorong tubuh James agar terombang menjauh darinya. Membiarkannya kembali ke tengah danau yang gelap.Seketika James dihantam oleh kekecewaan hingga ia menyadari bahwa ini adalah jebakan. Dia meronta, berusaha untuk menggapai Grassiela kembali bersama kilatan di sepasang netra kelabunya yang penuh amarah. Pria itu menggeram murka. Ini pengkhianatan! Namun setiap gerakan yang dilakukannya, justru membuat rasa sakit dan sengatan perih di perut semakin menusuk. Darahnya bercampur dengan air danau yang dingin, menciptakan jejak merah yang terus mengalir seiring gerakan tubuhnya yang berusaha bertahan di tengah gelombang.James melihat istrinya semakin menjauh. Dia terus mencoba menghentikan pendarahan, tetapi kesakitan terasa semakin menyiksa. Dinginnya air danau membuat pria itu merasakan kelemahan merayap ke seluruh tubuhnya. Setiap kali i
Baca selengkapnya

46. Congratulations on your victory

Meja makan berbentuk oval itu dipenuhi oleh aneka hidangan lezat yang berkilauan di bawah sinar lampu gantung. Grassiela mengenakan gaun malam yang memesona, duduk anggun di kursi kepala meja yang dihiasi dengan kain putih yang mewah.Piring-piring berisi hidangan yang mengugah selera seperti salmon panggang dengan saus krim lemon, tenderloin sapi yang empuk merona, dan pasta truffle terpampang dengan menggoda. Gelas anggur merah terpajang di depannya, memantulkan cahaya dengan gemerlap. Grassiela tersenyum tipis, matanya memandang sekeliling meja yang dipenuhi dengan berbagai kudapan lezat. Lalu dia memulai suapan pertamanya dan menikmati setiap makanan dengan lahap. Saat itu, diam-diam Fausto mengamatinya dari ambang pintu ruang makan dengan tatapan dingin. Tampak tidak etis. Ketika James masih terbaring lemah akibat insiden penusukan, dengan lancangnya Grassiela duduk di kursi milik suaminya dan menikmati makan malam tanpa rasa bersalah. Apakah dia sedang berpesta? Seakan-akan me
Baca selengkapnya

47. Emotional feelings

Grassiela merasakan bulu kuduknya meremang ketika langkah berat memecah keheningan di kamar gelapnya. Bayangan tubuh James muncul di kegelapan, wajahnya mencerminkan amarah serta kekecewaan. Udara di antara mereka terasa berat, diisi dengan ketegangan dan aroma pengkhianatan yang menguar."K-kau baik-baik saja?" suara Grassiela terdengar bergetar bersama rona kecemasan yang mengepung wajah cantiknya.James dapat melihat bahwa wanita itu berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Namun, seandainya dia dapat melihat lebih dalam ke sepasang mata biru di hadapannya, ada kekhawatiran di sana. Ada perhatian tulus yang tak akan pernah dia percayai lagi.James tetap diam, tatapannya menusuk-dalam, seolah merinci setiap detik ketidakpercayaan yang terukir di wajah Grassiela. "Aku selalu berusaha melindungimu," desis James di sela rahangnya yang mengetat. "Dan ini balasan yang kudapat? Kau mencoba membunuhku?" Perlahan, dia bergerak mendekat, membawa atmosfer tegang yang menggantung di udara.Jan
Baca selengkapnya

48. Emptiness

Di kota Newcastle, terangnya sinar matahari menembus masuk melelui jendela-jendela besar sebuah aula dimana pelelangan berlangsung dengan ramai. Meja-meja panjang yang dipenuhi dengan barang-barang berharga berjejer rapi di sepanjang ruangan yang elegan.Peserta pelelangan duduk di kursi-kursi yang nyaman, mengenakan pakaian formal mereka sambil menyesap minuman dingin. Cahaya matahari menyinari perhiasan dan artefak yang ditempatkan dengan hati-hati di atas podium kayu. Di sekitar ruangan, para kritikus seni dan kolektor terkemuka berbisik-bisik, menyampaikan komentar eksklusif mereka tentang nilai seni dari barang-barang yang dilelang. Palu kecil dipegang oleh juru lelang yang berdiri di atas panggung. Suaranya yang tenang dan lugas memandu peserta melalui proses tawar-menawar. Peserta pelelangan dengan penuh perhatian mengangkat papan lelang mereka, memberikan tawaran penuh persaingan serta gengsi.Dalam keteraturan yang hanya terpecahkan oleh suara tawaran dan komentar para penont
Baca selengkapnya

49. Try to move on

Suasana pagi yang cerah menciptakan kehangatan di halaman kantor Ford Inspiration Foundation. Grassiela dan Bianca duduk di bangku taman, berbincang dengan ketertarikan mengenai perjalanan yayasan yang telah lama diwariskan oleh Antonia Stamfod dan perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai seorang yang pernah bekerja di sebuah lembaga amal, Grassiela menyukai pembicaraan ini. Selain ketertarikannya pada kemanusiaan, dia juga jadi lebih memahami mengenai apa yang terjadi dengan keluarganya sendiri. Kita tahu, banyak hal yang dia lewatkan selama tinggal di Kanada. "Asosiasi ini berfokus pada perlindungan perempuan. Kami ingin menciptakan dunia di mana setiap perempuan merasa aman, dihargai dan memiliki kesempatan yang setara," jelas Bianca menceritakan asosiasi baru dari Ford Inspiration Foundation yang sebelumnya hanya berfokus pada rumah sakit anak."Asosiasi kami memperjuangkan hak-hak perempuan, mulai dari pendidikan hingga kesehatan. Merancang program pelatihan untuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status