Home / Pendekar / Ksatria Pengembara Season 1 / Chapter 1081 - Chapter 1090

All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 1081 - Chapter 1090

1822 Chapters

50. Bagian 15

 “Dan saya meminta kepada tuan pendekar.. sebagai ketua dunia persilatan tuan harus berlaku adil dan menghukum Iblis Putih. walaupun istri tuan sendiri.” ucap Mahapatih Ranggowo lagi.“Jika tuan tak sanggup menegakkan keadilan. lebih baik tuan mundur saja.” salah seorang pendekar tiba-tiba saja mengeluarkan ucapan yang begitu keras hingga semua perhatian langsung tertuju kearahnya.“Itu benar.”“Benar.”“Benar..”“Benar...”“Benar....”Terjadi kembali kasak kusuk disana sini mengenai hal itu.“Semuanya tenang.”. tiba-tiba terdengar suara keras Datuk Langit membahana ditempat itu hingga langsung mengheningkan suasana ditempat itu.“Sebelum berbicara harap pikirkan terlebih dahulu.”. ucap Datuk Api lagi“Tapi kami menuntut tuan Bintang sebagai ketua dunia persilatan untuk bersikap adil datuk”.
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

51. Titah Dewa

BUKIT BAYANGAN yang biasa tenang, kini sudah berubah menjadi hiruk pikuk orang-orang yang hadir ditempat itu, sebagaimana telah diceritakan sebelumnya (Iblis Putih), serombongan para pendekar dan prajurit kerajaan telah datang ke Bukit Bayangan untuk menuntut keadilan atas nyawa yang sudah melayang oleh Iblis Putih. Disaat-saat genting, kemunculan eyang Mandalaksana dan eyang putri sangat mengejutkan semua orang. Eyang Mandalaksana memang sangat disegani oleh tokoh-tokoh dunia persilatan, bahkan termasuk Tiga Datuk, nama besar eyang Mandalaksana sebagai dedengkot nomor 1 dijagat persilatan begitu dihormati dan disegani, karena itulah suasana diBukit Bayangan berubah hening saat eyang Mandalaksana dan eyang putri muncul secara tiba-tiba.Dimasa mudanya, eyang Mandalaksana terkenal akan lidah pahitnya, setiap ucapannya akan menjadi kenyataan, tak terhitung banyaknya korban eyang Mandalaksana, hingga tak seorangpun yang berani macam-macam terhadap eyang Mandalaksana. Yang paling
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

51. Bagian 2

Setelah Eyang Mandalaksana mengeluarkan ucapan, tiba-tiba saja lima halilintar menggelegar dengan dahsyat seakan ingin memecah langit. Tapi kejadian itu hanya sesaat, walau cuma sesaat semua wajah ditempat itu berubah pucat, bagaikan baru saja melihat kematian didepan mata mereka. Tak lama alam kembali tenang. Suasana kembali hening mencekam.“Hha...hantu !” tiba-tiba saja rombongan pembawa keranda berteriak histeris saat keranda mayat yang mereka mayat bergoyang-goyang, kontan saja orang-orang yang berada disekitar keranda langsung berlari menjauh.Mayat yang ada didalam keranda yang sudah mengeluarkan aroma busuk karena pembusukan daging, tiba-tiba saja kembali kewujud semula dan secara tiba-tiba saja kedua mata mayat tersebut terbuka. Bagaikan baru bangun dari tidur, mayat itu bangkit dari dalam keranda, dan menatap bingung kearah sekelilingnya.“Kenapa aku disini, apa yang terjadi?” ucap simayat dengan bingung.“Ketua, ke
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

51. Bagian 3

Di ruang yang berukuran 3x3, tampak sosok eyang Mandalaksana yang tengah duduk mematung dengan kedua mata terpejam, dibelakangnya tampak Bintang yang telah menempelkan kedua tangannya dikedua pundak eyang Mandalaksana, dari kedua tangan Bintang tampak mengalir sinar keemasan kesekujur tubuh eyang Mandalaksana, saat ini Bintang memang tengah menggunakan Segel Dewa Kehidupannya untuk menyelamatkan eyang Mandalaksana dari kematian. Tak jauh dari Bintang tampak pula seluruh keluarga Bintang dan eyang putri sendiri yang tampak memperhatikan sosok Bintang dengan seksama.“Apa yang dilakukan Bintang, cahaya keemasan yang disalurkan ke tubuh kakang Mandalaksana bukanlah aura manusia biasa, ini adalah ilmu dewa.” batin eyang putri lagi seraya terus memperhatikan apa yang Bintang lakukan kepada eyang Mandalaksana.Di saat Bintang berjuang untuk menyelamatkan sosok eyang Mandalaksana, jiwa eyang Mandalaksana sudah berada disebuah tempat yang hanya berwarna pu
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

51. Bagian 4

MALAM baru saja datang, tapi keadaan alam sudah sedemikian sunyinya, semua mahluk lebih memilih untuk beristirahat ketimbang membuang-buang tenaga melakukan hal-hal yang tak perlu. Demikian pula yang terjadi di Bukit Bayangan. Bintang yang banyak mengeluarkan hawa dewa memilih untuk beristirahat bersama istri-istrinya malam itu. Salah satunya bersama Lian Nishang. “Kanda, Lian ingin mengatakan sesuatu” “Katakan saja dinda” “Lian benar-benar merasa bersalah sama kanda dan eyang Mandalaksana.” ucap Lian Nishang yang saat itu tengah berbaring didada bidang Bintang. Bintang yang mendengar itu dengan segera membalik tubuh Lian kesamping hingga kini keduanya saling menatap. “Dinda jangan berkata seperti itu, sudah seharusnya seorang suami melindungi istrinya” “Tapi gara-gara dinda, kanda harus kehilangan jabatan ketua dunia persilatan, Lian benar-benar merasa bersalah kanda.” ucap Lian Nishang lagi tak mampu menyembunyikan rasa sedihnya, Bintang tersenyum dan menundukkan wajahnya, denga
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

51. Bagian 5

“Jadi keputusanmu sudah bulat Bintang untuk melepaskan jabatan ketua dunia persilatan?” tanya eyang Mandalaksana pada Bintang yang duduk dihadapannya.“Benar eyang”“Kau tidak menyesal?”Bintang tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Sekarang hamba hanya ingin fokus bersama istri-istri hamba” ucap Bintang lagi dan eyang Mandalaksana tampak mengangguk-anggukkan wajahnya.“Oh ya eyang, bagaimana eyang tahu kalau hamba adalah murid eyang Panembahan Agung dan kakek Huang da di?” tanya Bintang yang memang penasaran“Aku bertemu dengan Huang da di sewaktu kau menyalurkan hawa dewa kemaren, dari Huang, aku tahu semuanya tentang dirimu”. Ucap eyang Mandalaksana lagi.“Aku kira selama ini, Pangeran Iblis dan Iblis Langit hanyalah mitos belaka, kata Huang, kaulah yang akan menjadi kunci keselamatan umat manusia dari kegelapan” sambung eyang Mandalaksana lagi.&
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

51. Bagian 6

Malam akhirnya datang.“Bagaimana kakang?” tanya eyang putri cepat saat melihat eyang Mandalaksana telah membuka kedua matanya dari keadaan meditasinya.“Benar nyai, Bintang berlaku adil kepada istri-istrinya dengan cara membelah dirinya menjadi 5 orang, tapi aku tak dapat melihat kedalam kamar mereka, ada satu kekuatan yang melindunginya hingga kekuatan mata batinku tak dapat menembusnya”“Ya iyalah, ngapain juga kakang ingin mengintip sampai kedalam kamar” ucap eyang putri bersungut. Eyang Mandalaksana hanya tersenyum melihat hal itu.“Jangan cemburu nyai?”“Siapa yang cemburu”“Sudahlah, bagaimana hasil pemantauan nyai tentang kehidupan keluarga Bintang?”“Sepertinya istri-istri Bintang semuanya rukun dan akrab, mereka terlihat bahagia dengan kehidupan mereka sekarang” ucap eyang putri lagi seraya menuangkan air yang ada diatas meja dikamar tersebut
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

51. Bagian 7

“Dengan kekuatan psikokenesis dan ditambah kekuatan kegelapan yang dinda miliki, saat ini diantara semua istri kanda, dinda Ahismalah yang paling kuat, karena itu dinda harus berhati-hati dalam menggunakan kekuatan kegelapan, nanti kanda akan membimbing dinda untuk menguasai kekuatan-kekuatan kegelapan yang lain agar bisa dinda pergunakan bila terpaksa” ucap Bintang lagi.“Bagaimana dinda bisa memiliki kekuatan kegelapan ini kanda?”“Mungkin karena dulu tubuh dinda pernah menyatu dengan Ratu Kegelapan, jadi kekuatan Ratu Kegelapan masih tertinggal ditubuh dinda” ucap Bintang lagi, hingga membuat Ahisma mulai mengerti.“Ya udah, dinda mau membersihkan tubuh dulu ya kanda, kanda jangan tidur dulu.” ucap Ahisma seraya mencium lembut bibir Bintang dan berlari masuk kedalam kamar mandi dikamarnya.Bintang hanya tersenyum, lalu kemudian Bintang telah mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur yang terbuat dari sutr
last updateLast Updated : 2022-04-14
Read more

51. Bagian 8

SIANG itu matahari begitu terik dipuncaknya. Seperti biasa, di Bukit Bayangan semuanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Para istri Bintang tengah bercengkrama ditaman belakang bersama bundanya Bintang, Yuki dan eyang putri, sementara para lelaki juga tampak tengah berbicara serius diberanda depan rumah, tapi pembicaraan para lelaki terhenti saat prajurit penjaga pintu gerbang datang menghadap.Prajurit yang berasal dari negeri dasar laut ini tampak menjura hormat kepada Bintang dan yang lainnya.“Ada apa prajurit?”“Ampun gusti, ada seorang tamu wanita diluar yang ingin bertemu gusti”“Tamu wanita” ulang Bintang heran.“Persilahkan saja masuk prajurit” ucap romo setyo pinangan cepat.“Baik” ucap prajurit itu lagi seraya menjura hormat dan berjalan cepat kearah pintu gerbang.Tak lama, seorang wanita bercaping bambu, bercadar Kuning, berkulit putih, tubuh ramping semamp
last updateLast Updated : 2022-04-14
Read more

51. Bagian 9

“Eyang putri, kenapa sih eyang lanang seperti itu?”“Eyang lanangpun sedang pusing Ajeng, harap maklum”“Pusing, pusing kenapa eyang?”“Pusing karena kedua cucunya mau menikah?” ucap eyang putri lagi“Roro Putri juga mau menikah eyang?” tanya Ajeng lagi, eyang putri hanya mengangguk.“Loh... Bukannya bagus eyang” ucap Ajeng lagi, eyang putri hanya tersenyum kecut mendengarnya.“Eyang lanang pusing karena kedua cucu kesayangannya ingin menikahi orang yang sama” ucap eyang putri lagi hingga kontan wajah Roro Ajeng langsung berubah pucat, bagaikan melihat petir menyambar didepan matanya.Dengan menarik nafas panjang, eyang putripun mulai menceritakan awal pertemuan Roro Putri dengan Bintang, semakin panjang cerita eyang putri semakin berubah wajah Ajeng yang mendengarnya.“Ajeng, apakah kau yakin dengan keputusanmu, apa sebaiknya kau pikirkan
last updateLast Updated : 2022-04-14
Read more
PREV
1
...
107108109110111
...
183
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status