Semua Bab Ksatria Pengembara Season 1: Bab 1091 - Bab 1100

1822 Bab

51. Bagian 10

KEESOKAN harinya, eyang Mandalaksana mengatakan kalau dalam beberapa hari ini, Roro Putri Srikandi dan Begawan Cakra Buana akan datang, dan ucapan eyang Mandalaksana terbukti, beberapa hari kemudian, Roro Putri Srikandi, Begawan Cakra Buana bersama beberapa orang murid Padepokan Cakra Buana datang ke Bukit Bayangan.Bintang dan keluarga segera menyambut kedatangan Begawan Cakra Buana dan rombongan. Begawan Cakra Buana sendiri terlihat langsung bersujud dihadapan eyang Mandalaksana dan eyang putri.“Murid mohon beribu ampun kepada eyang dan eyang putri” ucap Begawan Cakra Buana.“Bangunlah Sulandaka” terdengar suara eyang putri menyebutkan nama asli Begawan Cakra Buana, tapi anehnya Begawan Cakra Buana justru tak mengangkat wajahnya.“Murid memohon ampun guru” ucap Begawan Cakra Buana lagi, ucapan Begawan Cakra Buana kali ini jelas tertuju kearah eyang Mandalaksana. Semua tampak diam menantikan apa yang akan terjadi sela
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-14
Baca selengkapnya

51. Bagian 11

Dari kebahagiaan yang terjadi diantara Bintang dan keluarganya, kini kita lihat apa yang dibicarakan oleh eyang Mandalaksana bersama yang lainnya yang telah berkumpul didalam sebuah ruangan.“Jadi begitulah Roro... Orang yang selama ini dicintai dan ditunggu oleh Ajeng adalah raden Bintang adanya” ucap eyang putri menceritakan dan menjelaskan semuanya kepada Roro Putri yang langsung berubah paras jelitanya mendengar hal itu, Roro Putri segera mengalihkan pandangannya kearah Roro Ajeng yang berada tak jauh darinya.“Bintang sudah memiliki 5 orang istri, eyang minta kepada kalian berdua, pikirkan lagi keputusan kalian untuk menikahi Bintang, apa kalian ingin menjadi istri ke 6 dan berbagi cinta dengan yang lain?” sambung eyang Mandalaksana lagiRoro Putri dan Roro Ajeng terlihat sama-sama terdiam mendengar hal itu. “Masih banyak lelaki yang lebih baik yang bisa kalian dapatkan diluar sana” sambung eyang putri lagi.&ldquo
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-14
Baca selengkapnya

51. Bagian 12

Malam berikutnya. Putri Samudra datang dengan menebar keharuman bunga melati. Seperti biasa, dengan mengendarai kereta kencana emas, Putri Samudra memasuki pekarangan rumah besar tersebut. Para keluarga dan rombongan begawan, serta eyang Mandalaksana dan eyang putri ikut menyambut.Sosok anggun dan jelita bagaikan seorang dewi yang turun dari kayangan keluar dari dalam kereta kencana tersebut, sebagian terpana dengan kecantikan sang putri, eyang Mandalaksana, eyang putri, Begawan Cakra Buana dan para murid-murid begawan terlihat langsung menjura hormat dihadapan sang putri. Putri Samudra sendiri tampak langsung membalas juraan hormat tersebut. Dihadapan Bintang, putri sendiri yang tampak menjura hormat. Wujud bakti seorang istri kepada suaminya.“Dinda”“Kanda”“Mari kanda perkenalkan, ini guru kanda, Begawan Cakra Buana” ucap Bintang“Ini eyang Mandalaksana dan eyang putri” ucap Bintang lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-15
Baca selengkapnya

51. Bagian 13

“Kanda tak perlu menyembunyikan apapun dari dinda, jika ada yang ingin kanda katakan, katakan saja” ucap Putri Samudra lagi dengan bijaknya.Mendengar hal itu Bintang tampak menarik nafas panjang, dan dengan panjang lebar Bintangpun menceritakan tentang hubungan yang dimilikinya dengan Roro Putri dan Roro Ajeng, sepanjang Bintang bercerita, Putri Samudra hanya diam dengan wajah serius mendengarkan apa yang diceritakan oleh Bintang.“Janji yang sudah terucap harus ditepati kanda, janji yang dulu kanda ucapkan pada Ajeng harus kanda penuhi.” ucap Putri Samudra akhirnya setelah Bintang menyelesaikan ucapannya.“Tapi bagaimana dengan Roro Putri dinda? kanda sungguh tak tega jika harus memutuskan salah satu diantara mereka, lebih baik kanda tak memilih salah satu diantara mereka” ucap Bintang lagi, lagi-lagi Putri Samudra tersenyum.“Apa kanda mencintai keduanya?” tanya Putri Samudra lagi hingga kembali membuat w
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-15
Baca selengkapnya

51. Bagian 14

Pagi itu, seluruh keluarga besar Bintang, eyang putri, eyang Mandalaksana, Begawan Cakra Buana dan murid-muridnya juga termasuk kedua cucu eyang Mandalaksana, Roro Putri dan Roro Ajeng berkumpul diaula utama tempat kediaman Bintang.“Jadi bagaimana Bintang? Apakah istri-istrimu mengizinkanmu menikah lagi?” tanya eyang Mandalaksana tanpa basa basi lagi. Bintang terdiam dan tampak memandang kearah istri-istrinya.“Istri-istri hamba telah memberikan izin eyang” ucap Bintang dengan nafas berat.“Ya... kami mengizinkan suami kami untuk menikah lagi eyang” sambung Putri Samudra lagi. Kali ini wajah eyang Mandalaksana dan eyang putri yang berubah mendengar jawaban Putri Samudra.“Baiklah kalau memang itu keputusannya, sekarang katakan padaku Bintang, siapa yang kau pilih diantara kedua cucuku ini” ucap eyang Mandalaksana lagi kearah Roro Putri dan Roro Ajeng. Bintang menatap kearah Roro Putri dan Roro Ajeng secara
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-15
Baca selengkapnya

51. Bagian 15

Roro Putri Srikandi duduk sendiri didepan meja rias yang ada didalam kamar pengantinnya, ditatapnya wajahnya yang cantik dari cermin yang ada dihadapannya, kecantikan Roro Putri yang memang sudah tak terbantahkan lagi, semakin terlihat cantik jelita dengan riasan penganten yang melekat didirinya, tak henti-hentinya bibir Roro mengumbar senyum bahagia mengingat proses ijab kabul yang tadi dilaksanakan. “Akhirnya kang Bintang menjadi suamiku.” ucap Roro Putri pelan, suatu kebahagiaan yang tak mampu oleh Roro dilukiskan dengan kata-kata, sejak hatinya terpaut kepada Bintang, keinginan Roro hanya satu yaitu menjadi istri Bintang dan kini semuanya sudah terwujud dan ini membuat hati Roro begitu bahagia tak terkira. Dengan senyum merona, Roro Putri mulai melepaskan satu demi satu perhiasan yang dikenakannya. “Kreaakkk” tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dari luar. Roro memalingkan wajahnya. “Kakang.” ucap Roro mengenali sosok lelaki tampan yang baru saja memasuki kamarnya. Roro segera ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-15
Baca selengkapnya

52. Wasiat Raja Pedang

Yuki, putriku tercinta,                                               Maaf bila ayah harus memberitahumu tentang hal ini baru sekarang. Sebenarnya ibumu berasal dari keluarga bangsawan dari kerajaan Keshogunan kÕgon dari kekaisaran utara negeri Muromachi.            Ibumu memiliki seorang kakak bernama Go-kÕgon yang kemungkinan saat ini telah menjadi kaisar utara. Kakekmu kÕgon pernah mengatakan kalau pamanmu Go-kÕgon memiliki semacam penyakit yang membuatnya tidak akan bisa memiliki keturunan. Oleh karena itulah sebelum ayah dan ibu pergi meninggalkan negeri Muromachi, kakek mu berpesan agar kelak saat kami telah memiliki anak dan telah berumur 18
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya

52. Bagian 2

Lelaki yang mencengkram leher sipemilik rumah makan tampak berpaling dan menatap kearah rombongan orang asing tersebut.“Katakan pada mereka, orang asing jangan sombong disini, atau pulang hanya tinggal nama saja”. ucap lelaki tersebut seraya melemparkan sosok sipemilik rumah makan hingga jatuh terjengkang, tepat didekat rombongan orang asing tersebut.Salah seorang lelaki asing, yang sebelah matanya tertutup kain hitam tampak bangkit berdiri, dengan sangat tenang dia berjalan kearah kelima pendekar yang berada tak jauh dari mereka, saat berada tepat dihadapan lelaki yang tadi melempar sipemilik rumah makan, sosok lelaki bersarung tangan hitam ini tampak berhenti.“Coba katakan sekali lagi, apa yang barusan kamu katakan”. Ucap lelaki bermata satu ini tampak menatap tajam kearah lelaki yang ada dihadapannya, tatapannya yang begitu angker cukup membuat lelaki yang ada dihadapannya bergidik, tapi mana sudi dia memperlihatkan rasa gentarnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya

52. Bagian 3

Di istana Blambang Sewu, ke-8 orang asing ini langsung di bawa menghadap gusti prabu Blambang Sewu yang saat itu sedang berkumpul dengan patih dan pembesar-pembesar istananya. Melihat kehadiran orang-orang asing tersebut tentu saja menjadi perhatian besar bagi mereka, termasuk pangeran Blambang Sewu yang saat itu matanya terus menatap takjub kearah sosok Mi hee yang memang begitu cantik dan menggoda.“Salam hormat saya gusti prabu, pangeran, mahapatih, patih” ucap senopati langsung menjura hormat.“Ada apa senopati, siapa orang asing yang kau bawa itu?” tanya seorang laki-laki tua yang penuh wibawa, dia adalah Mahapatih Ranggowo.“Mereka telah mengacau di pelabuhan Blambang Sewu mahapatih, 5 begal arit hitam telah menjadi korban mereka” ucap senopati menjelaskan.Salah seorang dari ke-8 orang tersebut tampak maju kedepan dan langsung menjura hormat. “Maafkan atas tindakan kami yang berlebihan tuan, tapi sungguh ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya

52. Bagian 4

Tak ingin kecolongan, Mahapatih Ranggowo bergerak menghindari serangan Iblis Tangan Besi dan langsung memberikan serangan balasan yang tak kalah cepat.“Degg” tapi serangan Mahapatih Ranggowo berhasil ditahan Iblis Tangan Besi dengan menyilangkan kedua tangannya didepan dada.“Wuuwtt,.wuuttttt.”“Wussshhhhhhh” lagi-lagi Iblis Tangan Besi melancarkan serangan dahsyatnya. Kali ini Mahapatih Ranggowo langsung melompat menjauh karena tak ingin terkena serangan tersebut.“Wuuttttt,wssshhhhh” tapi rupanya Iblis Tangan Besi tak membiarkan hal itu terjadi begitu saja, Iblis Tangan Besi bergerak kedepan memburu sosok Mahapatih Ranggowo.“Buukkkk.” untung saja Mahapatih Ranggowo bergerak cepat menahan pukulan Iblis Tangan Besi dengan kedua lengannya, tapi walaupun begitu sosok Mahapatih Ranggowo tetap terpental jauh dibuatnya, Mahapatih Ranggowo berusaha mengendalikan gerak dirinya yang terseret keb
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
108109110111112
...
183
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status