Beranda / Romansa / Jangan Mencintaiku / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Jangan Mencintaiku: Bab 101 - Bab 110

123 Bab

101#Kasus Bodoh

Pada akhirnya mereka berdua duduk kembali di bangku taman. Will berdiri dihadapan mereka berdua, dengan membawa beberapa cemilan ditangannya. Keyla dan Tino pasrah, mereka berdua hanya bisa menundukkan kepalanya. Keyla menduga kalau Will saat ini sedang marah pada mereka berdua, bagaimana tidak marah! Selama ini Keyla menyimpan segalanya rapat-rapat. Ia juga salah menilai tentang Tino, habisnya ia pikir Tino masih bermulut ember. Ternyata sulit dipercaya, Tino mulai berubah. Keyla menatap Tino sedikit lebih lama dengan tatapan sendu. Will yang memperhatikan ikut terenyuh saat gadis itu ingin menangis kembali, ia harus mencari cara menghentikan tangisnya. "Baiklah, aku akan mulai bertanya pada Tino," kata Will menghancurkan lamunan Keyla."Hah, kok gue duluan?" tanya Tino dengan wajah polosnya."Jika keberatan gue bakal bilang ke Ino kalau lo udah gak cinta lagi sama dia.""Lah, bisa gitu. Iya, iya, sok mau nanya apa." Tino dibuat pasrah oleh ancaman Will."Kapan terakhir kalinya lo t
Baca selengkapnya

102#Canggung

Tino terus memperhatikan keduanya, ia kembali menyipitkan matanya. "Apa jangan-jangan kalian memang mempunyai rencana untuk menikah?" celetuk Tino bertanya kepada keduanya.Keyla menggertakkan giginya memandang ke arah Tino, dengan kedua mata tak bersahabat padanya. "Gue paham sekarang, kenapa Tina benci banget sama lo!" Jerit Keyla hampir persis seperti dulu. "Gue ikut benci sama lo, anak monyet ... " Tino hanya bisa menunggingkan gigi kuningnya, merasa tak punya dosa dan juga masalah. Hanya bisa nyengir, menatap Keyla yang sedang memarahinya dengan seribu satu bahasanya. Bukannya sadar diri akan kesalahannya, ia meneteskan air matanya. Saat itulah Keyla tak mau melanjutkan perkataannya lagi. Keyla jadi tak merasa enak hati melihatnya menangis. Keyla mendekat ke arahnya. "Tino, gue udah bicara keterlaluan ya? Gue gak maksud gitu ko.""Gue baik-baik aja kok Key. Gue cuma merasa bahagia saat lo, bisa ngomelin gue, teriakin gue kaya dulu lagi. Meskipun besar kemungkinannya jigong lo be
Baca selengkapnya

103#Jangan Katakan Hal Yang Tak Penting

Apakah Keyla tidak salah dengar? Baru saja lelaki itu mengatakan apa? Tidak! Ini tidak mungkin. Tidak boleh terjadi. Ia bingung harus menjawab apa, lebih baik menolak saja. Ia benar! Menolak lebih baik. Daripada memberikan harapan palsu padanya. Karena ia bukan gadis yang mudah memainkan perasaan orang lain, demi kesenangannya semata. Yap! Keyla adalah gadis yang mempunya cukup pendirian penuh. Keyla menghela napas berat, mulai menatap kedua bola matanya memberanikan diri. "Maaf Wino, gue masih belum bisa mencintai siapa pun untuk saat ini. Gue harap lo lebih pengertian sedikit." Gadis itu langsung menundukkan kepalanya, terserah saja jika Wino ingin mengatainya atau apalah. Ini keputusannya, ini jalan hidupnya. Tidak ada yang bisa melarangnya untuk melakukan apa pun bukan? Wino menggebrak meja sambil tertawa, seketika Keyla mengangkat wajahnya. Semua orang yang berada di Cafe itu hanya bisa menatap lelaki itu, banyak yang berbisik dan mengatakan kalau lelaki itu sudah kehilangan aka
Baca selengkapnya

104#Geng Motor

Keyla langsung berdiri. Ia ingin secepatnya pergi bersama Wino, jika memang jebakan biarkan saja. Lagi pula hidupnya sudah tak berarti jika tidak mengetahui apapun, tentang kematian kakak dan ayahnya sendiri. Ia tidak akan bisa tenang."Tenangkan dirimu," kata Wino melirik ke arah piring gadis itu."Makananmu juga belum habis, lebih baik habiskan.""Coba kau pikirkan ini baik-baik, apakah kau bisa tenang dan makan dengan lahap. Ketika akan mengetahui penyebab kematian orang terdekatmu?" entah mengapa tiba-tiba saja Keyla langsung terprovokasi. Bibirnya bergetar, napasnya sulit teratur.Padahal Wino hanya ingin menyampaikan apa yang dia ketahui selama ini. Jika saja Wino memberi tahu segalanya lebih awal, mungkinkah Keyla akan merasa tertolong dan jatuh hati padanya? Selama ini lelaki itu mengawasi pergerakannya. Setelah mengetahui segalanya tentang gadis itu, ia memutuskan untuk melindunginya, dengan cara berpacaran lalu menikahinya.Siapa sangka Wino malah jatuh hati sungguhan padanya.
Baca selengkapnya

105#Alasan Yang Aneh

"Hah!" Teriak Tino dan Keyla bersamaan. Kedua lelaki itu langsung mencari alasan, Will bangkit. "Aku mau mau ke toilet sebentar," kata Will, awalnya berjalan secara perlahan lalu langsung lari dari sana. "Rasa jus alpukat ini benar-benar manis," kata Wino mengangkat gelasnya. Tino dan Keyla saling bertatapan satu sama lain saling mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Lalu memandang kembali ke arah Wino, dan Will pun telah kembali. Seketika tatapan kedua orang itu teralihkan pada lelaki yang baru saja dari toilet itu. "Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Will mencoba mengalihkan suasana agar tak semakin canggung. Tino dan Keyla hanya menggelengkan kepala. "Sudah aku katakan padamu, aku baik-baik saja kan?" kata Keyla tangan kanannya menyangga pipinya. "Meskipun begitu, kau harus tetap berhati-hati terhadapnya. Jangan sampai terhasut olehnya." Tino hanya diam menyimak sambil mengangguk-angguk, sedangkan Wino menatap Will dengan tatapan dingin. Wino mendekat memegang
Baca selengkapnya

106#Jangan Salah Paham

"Tamu, siapa?" tanya ibu Keyla sambil berjalan ke arah mereka. "Eh!" "Eh?" ucap Keyla mengangkat alisnya menatap ibunya. "Eh, eh, eh, anu ... Haha." Tino malah membuatnya sebagai candaan. Bletak! Satu pukulan Keyla mengenai kepala Tino. 'Galak bener ya, makin sini Keyla makin mirip Tina.' Keyla kesal sekali dengan lelaki tak pernah diundang ke rumahnya itu, langsung muncul bagaikan jalangkung. "Dia siapa?" tanya ibunya memandang lelaki yang berada disamping putrinya. Keyla dan Will langsung mengangkat alisnya, bagaimana mungkin ibunya tak mengenali sahabat kakaknya dan juga teman dekatnya. "Hahah, bercanda kok. Wajah kalian lucu sekali." Tawa ibunya menatap Tino yang ikut tertawa. "Saya kira Tante lupa sama saya, maksud saya Mama," kata Will sambil menarik lalu mencium tangannya. Keyla langsung menatap Will, kedua pipinya memerah menahan malu. Ibunya menatap putrinya itu, gadis yang sangat beruntung, dikelilingi banyak lelaki tampan yang sangat baik. "Bolehkan Keyla?" tanya ibun
Baca selengkapnya

107#Bukan Itu Maksudku

Rambut Keyla sedikit beterbangan tertiup angin pelan. Will mengusap-usap kepala Keyla, lelaki itu sangat merindukan saat-saat bertemu dengan Kayla. Tentu saja gadis itu tidak menyukainya. "Apaan sih Will, jangan diacak-acakin rambut gue," jerit Keyla tidak terima lalu melangkah mundur menjauhinya."Maaf, gue cuma kangen sama Kayla. Tiap kali kami bertemu, gue selalu memperlakukannya seperti ini." Will memperhatikannya langsung padanya."Stop Will! Aku gak suka, terlalu berlebihan tahu gak," jerit Keyla tidak terima diperlakukan hal yang sama dengan kakanya.Keyla mulai berpikir. Mungkin saja Will selama ini tidak menyukainya, mungkin saja yang lelaki itu sukai bukan dirinya. Akan tetap saudara kembarnya yang sudah tiada, seharusnya lelaki itu menjadi sahabat kakanya bukan? Lalu apakah dia telah jatuh hati pada kakanya sebelum bertemu dengannya.Jika memang benar seperti itu. Maka Will menganggapnya sebagai orang lain, dan rasa sayangnya juga hanya ditunjukkan untuk kakanya. Bukan unt
Baca selengkapnya

108#Bertanya Lagi

Keyla terdiam di tempat tidurnya. Memikirkan Wino yang berjanji akan segera memberi tahunya, tentang kejadian 10 tahun yang lalu. Apakah benar kakaknya Kayla meninggal bukan karena sakit, tapi memang ada seseorang yang membunuh kakaknya dengan alasan itu. Ia bangkit, menggigit ibu jarinya sendiri, berjalan ke sana-kemari. Teleponnya berdering, menghancurkan rasa penasarannya. Keyla langsung menjawab panggilan itu. "Hallo." "Keyla, dengar. Cepatlah temui aku, aku sudah share alamatnya padamu. Cepat kemari Keyla, aku ingin memberi tahumu." "Halo, tapi ini siap." Nut, nut. Orang itu mematikan teleponnya, Keyla langsung mengecek alamat itu. Ia merasa alamat itu tak terasa asing di matanya, apakah dia Wino? Tapi ... Jika ini adalah jebakan bagaimana? Keyla menggelengkan kepalanya sendiri. Meskipun demikian, ia tetap nekat pergi ke tempat itu. Penyebab kematian kakaknya dan juga ayahnya harus terbongkar. Jika memang ada seseorang dibaliknya, maka orang itu harus dihukum seberat-beratnya.
Baca selengkapnya

109#Curiga

Keyla berlari ke sana-kemari, mengejar lelaki itu. Tinggi, postur tubuhnya, dan juga tatapannya. Tidak salah lagi, itu memang dia. Kedua bola matanya terus mencari, kaki panjang lelaki itu tampak terlihat berjalan sangat cepat baginya. Ia menemukannya, Keyla memegang pundak lelaki itu sambil mendongak ke arahnya. Berdebar-debar, jantungnya tak kuasa menahannya lagi. Setelah orang itu menengok ke arahnya. Keyla terkejut, orang itu bukanlah orang yang dia cari. "Ada apa?" tanya orang itu kebingungan melihatnya."Tidak, maaf ... Salah orang," sahut Keyla dengan sedikit tersenyum menatapnya. Orang itu berjalan kembali, Keyla mematung di tempat itu. Sampai membuat Will mengejarnya. "Ada apa, Keyla? Kenapa tiba-tiba kau lari begitu saja." Tanya Will sebari dengan kernyitan dikening."Bukan apa-apa," jawab Keyla."Apa kau tadi sedang mengejar seseorang?" Will kembali bertanya karena sikapnya yang terlihat aneh.Keyla menggeleng. "Aku hanya melihat kupu-kupu yang sangat unik, jadi kupikir j
Baca selengkapnya

110#Model Terkenal

Keyla harus bisa menjauhi semua orang yang berada disekitarnya, termasuk para sahabatnya, dan juga Will. Mereka tidak boleh lagi terlibat dalam masalahnya, ia takut kehilangan lagi. Takut, takut. Tak bisa berpikir secara akal sehat lagi, tak bisa.Beberapa hari ini Will masih dirawat di rumah sakit, tetapi Keyla sama sekali tak pernah menjenguknya sejak hari pertama. Lelaki itu hanya bisa mencoba memahami kembali sikap gadis itu, karena ia masih sangat berharap padanya. Saat ia sudah sembuh, ia akan kembali mengejar Keyla. Will termasuk tipikal pria yang tak mudah menyerah.Tino dan Ino datang menjenguk Will, Tino memasang wajah yang tidak biasa. Alis tertekuk dengan kedua tangannya yang saat ini memegang tangan Will, ino yang tadinya ikut sedih kini jadi tersenyum muram, melihat tingkah Tino yang mulai menjadi lagi."Will, kenapa lo harus berada di rumah sakit. Gue berharap banget lo cepet sembuh, orderan taksi gue makin banyak. Dan gue berharap lo kasih gue bonus, naikan gaji dan te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status