Semua Bab Air Mata dan Doa Seorang istri: Bab 41 - Bab 50

69 Bab

BAB 41 : Terjebak!

Diana terus bekerja dan bekejaran dengan pandangan aneh Tuan Mudanya yang selalu mencari kesempatan untuk bisa berduaan dengan Diana. Dalam hati Diana senang bisa berduaan dengan Farel, kapan lagi bisa mengobrol bebas sambil memandang wajah ganteng, tubuh atletis tinggi besar, perawakan kebanyakan pria timur tengah yang digilai oleh setiap wanita.                Diana selalu mabuk kepayang jika bisa berdekatan dengan Farel, ada nuansa nakal yang selalu keluar dari dalam dirinya memunculkan gairah tinggi yang mendekam dirinya sehingga membuatnya semakin tersiksa saja. Diana selalu berusaha untuk menghidari kontak dengan Farel, tapi Tuan Muda seprtinya mengetahui watak Diana sehingga dia mencari waktu yang tepat untuk menjalankan aksi nakalnya.                “Diana, kamu mau saya ajak jalan-jalan menginap di hotel?
Baca selengkapnya

BAB 42 : Paruhan kebun di kawasan

Kita tinggalkan Diana dengan kisahnya sebagai pembantu rumah tangga Nyonya Aminah di negeri jazirah Arab, kini kita tinjau keadaan orang tua Diana yang memulai kehidupan yang baru sebagai pekebun paruhan yang tersembunyi di atas bukit hutan kawasan Gunung Ujan Mas, menjalani kehidupan prihatin agar tidak diketahui oleh orang banyak jika mereka adalah buronan pihak berwajib.            “Bapak/Ibu bisa memaruh kebun saya, saya masih mempunyai kebun lainnya di pematang sebelah,” begitu kata pria yang pondoknya ditumpangi menginap oleh mereka ketika tiba di gunung ini pada malam hari.            “Masih ada stok permakan untuk seminggu di dalam pondok, minggu depan saya bawakan lagi!” ucap pria tadi menyatakan jika dalam pondok masih terdapat jatah permakan berupa beras tentu dengan garam dan yang lainnya ala kadarnya.  &n
Baca selengkapnya

BAB 43 : Perubahan hukum adat

Setelah kematian Rojali, kaum batin muda mengalami masa transisi kepemimpinan dari yang tadi penuh keberanian mendobrak petuah tetua adat menjadi agak penurut dan manut dengan tetua adat kampung sebab ketua batin muda terpilih saat ini sudah berpikir lebih realitas menyeimbangkan antara keberadaan dan kemajuan zaman modern saat ini. Beberapa kekakuan yang dulu ditanamkan semasa Rojali menjabat ketua sekarang ditiadakan, saatnya kaum batin muda lebih humanis dalam bertindak dan bersikap menyeimbangkan ajaran agama dan hukum yang tegak di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.                “Ah, kurang seru Ketua batin muda sekarang, lebih penurut kepada aturan adat dan Negara sehingga tidak bisa leluasa lagi bertindak semena-mena kepada istri kita apalagi untuk  beristri lagi harus mendapatkan izin istri tua. Kalau tidak diizinkan tidak boleh menikah, menikah untuk kedua kalinya a
Baca selengkapnya

BAB 44 : Bik Ros dikucilkan warga adat.

Perlahan tapi pasti keadaan di Kampung Adat mengalami perubahan menuju perbaikan budaya dan perilaku adat istiadat. Sudah mulai jarang ditemukan penelantaran anak dan istri pertama saat suaminya menikah lagi, begitu juga suami sudah izin terlebih dahulu dengan istri sebelumnya jika ingin menikah kembali dengan perjanjian tidak ada kata penelantaraan istri dan anak. Suami lebih bertanggung jawab kepada keluarganya, anak dan istrinya dengan mulai bekerja giat dan tidak hanya memikirkan kenikmatan sesaat yaitu berfoya-foya dan menikmati tubuh perempuan muda yang mereka inginkan.                Istri lebih hormat dan sayang kepada suaminya, para istri berlomba mempercantik diri dan menyanyangi suami agar tidak berpaling ke wanita lain sehingga keharmonisan rumah tangga mereka lebih hidup dan romantis. Tidak lagi banyak terdengar pertengkaran di antara suami istri hanya masalah sepele suaminya tidak puas d
Baca selengkapnya

BAB 45 : Pertemuan di Konjen

Diana sudah betah bekerja di rumah majikannya, Nyonya Aminah apalagi saat ini dia sudah bisa beradaptasi dengan baik sehingga dia merasa senang dan tenang. Diana sudah dapat melunakkan hati Nyonya majikan dan tentu saja hati Farel, Tuan Mudanya. Kalau keadaan begini terus maka Diana akan bertahan sampai kontrak kerjanya selesai.                Diana sudah paham seluk beluk pekerjaan yang harus diselesaikannya setiap hari, sehingga dia sudah bisa mengatur waktu dengan baik untuk bekerja dan berisitirahat. Dia juga harus pandai membawa diri dihadapan majikannya supaya rahasianya dengan Tuan Muda tidak terbongkar di hadapan   Tuan dan Nyonya majikan utama.                Diana juga membagi waktunya untuk menenangkan Tuan Mudanya, agar tidak terlalu menggebu-gebu hasratnya. Mereka harus bermain cantik dan rapih su
Baca selengkapnya

BAB 46 : Wisata

Farel mengajak Diana untuk berwisata ke Laut Merah, melihat dari dekat laut yang kisahnya berhubungan erat Nabi Musa dan kaumnya yang berusaha melarikan diri dari kejaran pasukan Raja Firaun. Dikisahkan ketika pasukan Nabi Musa terdesak dan didepan terbentang Laut Merah maka dengan kemukjizatan yang dimilikinya Nabi Musa membelah laut tersebut dan menyeberangkan semua kaumnya dan menenggelamkan pasukan Raja Firaun ke dalam dasar laut.                Dari tepian Laut Merah ini, Diana dapat meyaksikan kemegahan masjid terapung Ar-Rahman yang berdiri kokoh di atas permukaan air laut di tepi pantai. Keindahan kawasan pesisir Jedah mereka saksikan dengan penuh takjub atas kebesaran Sang Pencipta yang sudah menciptakan kawasan nan indah ini.                “Lihatlah megahnya Masjid Ar-rahman itu, Tuan Muda!” kata
Baca selengkapnya

BAB 47 : Nomor HP tidak aktif

Diana sedang rebahan di kamarnya saat suara dering memanggil terdengar dari HP miliknya. Dia segera bangun dan mengangkat sambungan telpon yang ternyata dari Mbak Lisa di Jakarta. Diana tak sabar mendengar kabar darinya tentang ditemukannya atau tidak kontak Bik Ros.                “Hallo, Diana! Apa kabar?” tanya Mbak Lisa menyapa Diana.                “Baik, Mbak! Mbak sendiri sedang apa?” jawab Diana balik bertanya kepada Mbak Lisa.                “Baik juga, Diana. Mbak lagi di ruang kerja membuka buku data kalian,” kata Mbak Lisa memberitahu Diana jika saat ini dirinya sedang berada di ruangan kerjanya.               
Baca selengkapnya

BAB 48 : Menyiram Bunga

Selama ini Diana belum pernah melihat Tuan Mudanya, Farel membawa teman ke rumah baik laki-laki maupun wanita. Entah apa mimpi Tuan Mudanya, ketika pulang kuliah sore ini membawa temannya seorang lelaki ke rumahnya.                “Mbak,ambilkan minuman dingin dong!” pinta Farel kepada Diana agar menyuguhkan minuman untuk temannya tersebut.                “Iya, Tuan Muda, sebentar!” ujar Diana bergegas membuatkan dua gelas minuman dingin dengan kuenya.                “Ini, Tuan! Minumannya, silakan,” ucap Diana menyilakan Tuan Muda dan temannya untuk meneguk minuman dingin yang baru dibuatnya.                “Shukra
Baca selengkapnya

BAB 49 : Kiran bertamu saat Farel tak di rumah

Beberapa hari kemudian saat Majikannya pergi arisan ke rumah saudaranya, Kiran bertamu ke rumah yang tentu saja membuat Diana menjadi salah tingkah. Dia menemuinya  di teras rumah majikannya dan melarang Kiran masuk karena melihat gelagatnya yang kurang baik.  Kiran ingin sekali mengobrol dengannya di dalam rumah.                “Maaf, saya takut Tuan Muda dan Majikan saya tidak berada di rumah!” ucap Diana mencoba memberi pengertian bahwa dirinya takut menerima tamu kala Majikannya tidak berada di rumah.                “Tidak apa-apa, jangan takut! Mereka tidak akan tahu,” ujar Kiran mencoba membujuk Diana agar mengajaknya masuk ke dalam rumah.                Diana tak bergeming, pintu segera ditutupnya
Baca selengkapnya

Turun Gunung part 1

                 Kembali melihat perjuangan Pak Wardi dan istri untuk bertahan hidup di kawasan kaki gunung Ujan Mas, tak terasa sudah setahun berlalu kini.  Pak Wardi dan Bu Wati mulai mampu beradaptasi dengan lingkungan tempatnya berkebun.                Pak Wardi memulai kehidupan baru sebagai petani kopi paruhan, beberapa minggu lagi akan panen dan setelah panen tahun, Pak Wardi memutuskan untuk memaruh kebun kopi di tanah marga tapi tidak jauh dari register hutan lindung. Bu Wati tidak sudah tidak tahan berada di ketinggian dan kesunyian pematang kepala ayam, begitu menyebutnya.                “Pak, setelah panen kopi tahun ini, kita jadi kan memaruh kebun kopi di tanah marga?” tanya Bu Wati kepada suaminya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status