Home / Fiksi Remaja / Rayhan Story / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Rayhan Story: Chapter 11 - Chapter 20

84 Chapters

Anggota Black Carlos

 Malam harinya, setelah bangun Raka pergi lagi ke basecamp dengan alasan ada urusan penting, padahal mah cuma nongkrong. Baginya basecamp adalah rumah kedua, dan tempat yang paling sering ia kunjungi. "Kirain gak datang bos," kata Vano ketika Raka sampai di basecamp. "Hooh, akhir akhir ini kan Lo jarang kesini," kata Ferro ikut menimpali. "Gue sibuk," jawab Raka dan langsung duduk di sofa, tanpa mempedulikan  tatapan anak anak black carlos padanya. Ok guys disini aku bakal kenalin 20 anggota blackcarlos, sebenarnya bukan hanya 20 orang hanya saja aku bakal kenalin sahabat dekat dari Raka kayak teman kecil, teman sekolah dan teman kuliah doang. Kalo nyebutin satu satu anggota blackcarlos gak akan bisa, soalnya banyak banget. - Yang pertama itu ada Richard anggota tertua berusia 34 tahun - Zico 34 tahun 
Read more

Tamu tak di undang

 Seperti perkataan dari Richard beserta anggota blackcarlos yang lain nya, pagi pagi sekali mereka mendatangi apartement Raka. Dinda yang masih tidur itu terganggu dengan suara bel yang terus berbunyi ditambah teriakan dari orang luar yang bisa memekakkan telinga. Dinda terbangun dengan kesal, ia pun keluar dari kamar hendak membukakan pintu pada tamu yang tak di undang itu. Ketahuilah ini itu masih dini hari, masih jam 4 pagi. Gimana Dinda gak marah dan kesal ia baru saja memejamkan matanya 3 jam yang lalu. Ceklek. Dengan sedikit kasar, Dinda membuka pintu apartement, dapat ia lihat 20 pria tengah berdiri di depan pintu apartement nya. Untung aja pada ganteng, kalo enggak udah Dinda tendang tuh para manusia yang menganggu tidur nya.  "Eh Din kok bengong," kata Ferro karena istri dari ketua blackcarlos itu hanya menatap mereka tak berniat me
Read more

Bersama om om Blackcarlos

 "So sweet banget sih liat kalian kek gitu," ujar Ardi tersenyum penuh arti dan memotret Rayhan yang sedang tertidur di bahu Raka. Sungguh pemandangan yang begitu indah dan belum pernah terjadi. Ini pertama kalinya para anggita Blackcarlos melihat pemandangan itu, sesuatu yang langka. "Gue gak nyangka Ka, Ray udah sebesar ini," ucap Langit dengan mata yang berkaca kaca. Mereka semua memang tak pernah membayangkan tumbuh kembang putra kesayangan dari ketua Blackcarlos itu. Waktu berjalan begitu cepat dan mereka tak melihat tumbuh kembang remaja tampan di depan mereka sekarang. "Sama gue juga gak nyangka, Rayhan bocah gembul nan menggemaskan itu kini berubah menjadi remaja tampan dan manis," balas Willy masih memandangi wajah Rayhan. "Kalo orang luar yang gak tau apa apa, terus liat kalian berdua itu. Mungkin kesannya kek kakak adek, kayak gue sama adek gue," sela Rion
Read more

Bersama Papa

 Setelah puas bermain dengan Rayhan, akhirnya tamu tamu tak di undang itu pulang ke habitat masing masing.  Dan kini tinggallah Raka dan Rayhan di apartement. Dua pasangan dan ayah itu hanya diam dan melalukan aktivitas sendiri, seperti Raka yang sibuk dengan ponsel miliknya dan Rayhan yang sibuk dengan pikirannya. Raka dan Rayhan tadinya udah akrab namun sekarang terjadi kecanggungan antara keduanya. Rayhan sebenarnya bosan, tapi papanya itu sama sekali tak peka ia asik sendiri bermain ponsel. Tanpa tahu saja kalo anaknya itu tengah dilanda kebosanan. Rayhan kan termasuk anak yang gampang bosan, gampang bad mood. Ingin berteriak tapi takut jika papanya itu akan marah, jadi yang bisa Rayhan lakukan hanya duduk tenang di sofa sembari memperhatikan papanya yang sibuk dengan dunianya sendiri. Berasa patung dia. 20 menit berlalu dan Rayhan masih tetap berada di posi
Read more

Papa ngambek

  Malam harinya, Rayhan keluar dari kamar dan melewati papanya yang sedang berdiri di dekat pintu kamar. Entah apa yang di lakukan oleh Raka yang sama sekali gak ada gunanya. "Ray," panggil Raka tapi tak di balas oleh Rayhan. Rayhan berjalan ke ruang tamu di mana mamanya sedang menelepon seseorang. Rayhan mendekati mamanya dan duduk disampingnya, sambil menyandarkan kepalanya pada bahu sang mama efek bangun tidur, nyawanya masih setengah terkumpul. Raka datang dan tentu saja dia cemburu melihat Rayhan yang menyandarkan kepala pada Dinda. Ingin protes, namun saat melihat Dinda yang tak merasa terganggu sedikitpun membuat ia hanya diam dan berjalan ke samping Rayhan yang sedang memejamkan mata. "Din," panggil Raka yang pada Dinda yang sedang sibuk namun Dinda tak berniat menanggapi. "Dinda dosa loh gak nyahut saat
Read more

Perasaan bersalah

Raka baru pulang ke apartement ketika jam 5 subuh, dan saat memasuki apartement ia mendapati Dinda yang baru saja bangun. Sepertinya Dinda memang menunggu kedatangan Raka. "Baru pulang," sindir Dinda yang kini tengah duduk di sofa sambil menyilang kan kedua tangannya di depan dada, sembari memandang Raka dengan tajam. "Hmm, gue capek," balas Raka cuek. Baru saja Raka hendak pergi, melewati Dinda yang hendak marah itu. Namun ia urungkan, ketika mendengar apa yang di katakan Dinda padanya. "Lo itu ke kanak Kanakan banget sih Rak. Nyadar dong, lo itu bukan lagi remaja yang bisa seenaknya. Gitu aja ngambek, marah. Nyadar lo itu udah punya anak!" "Maksud Lo!" balas Raka  "Lo marah sampe pergi gitu aja karena Rayhan ngabain Lo, kayak bocah. Lo bukan lagi anak kecil, lo udah dewasa, udah punya anak juga. " "Ya jelas lah gue marah, dia ngapa
Read more

Bertemu sahabat lama

    Saat ini mereka bertiga sedang berada di salah satu mall atau pusat perbelanjaan terbesar di kota Jakarta, tentu saja tujuan mereka untuk membeli kebutuhan sekolah Rayhan. Sebenarnya Rayhan tak meminta barang baru, tapi karena papa nya itu yang bilang punya banyak uang jadi gak papa lah Rayhan menghabiskan uang Raka.    Sebenarnya Rayhan bisa saja memakai seragam sekolah nya yang lama, berhubung ia juga baru membelinya sekitar 5 bulan yang lalu namun karena ternyata seragam sekolahnya berbeda, jadi mau tak mau ia harus membeli lagi. Gak masalah sih, karena uang Raka banyak.   Cuma, Rayhan bingung dari mana papa nya itu bisa mendapatkan uang banyak, sedangkan Raka hanyalah pengangguran, yang kerjaan nya balapan dan menghabiskan uang sang kakek.   "Ray Lu pilih sendiri mana yang cocok buat lu?" Suruh Dinda saat sudah berada di toko khusus seragam sekolah.   "Ray gak t
Read more

Hari pertama di sekolah baru

  Hari ini, hari pertama Rayhan sekolah setelah seminggu kepindahannya, Rayhan keluar dari kamar dengan seragam yang sudah Rafi tak lupa menentang tas ransel miliknya. Rayhan pergi ke dapur dimana Dinda telah siap dengan setelan kasual bak anak remaja tak lupa dengan rambut yang di gerai. "Udah bangun, yuk sarapan dulu baru ke sekolah." "Papa mana?" "Raka belum pulang dari semalam." "Papa kemana?" "Ke basecamp biasa." "Owhh sama om om itu yah ma." "Hmm." Selesai sarapan mereka berdua keluar dari apartement. "Ma kita ke sekolah naik apa?" "Mobil." "Tapi kan papa gak ada." "Gue yang nyetir." "Mama bisa nyetir mobil." "Hmm." ***
Read more

Menjahili Raka

  Dinda dan Rayhan sampai di apartement dan tak sengaja Rayhan melihat papanya yang sedang tidur di sofa. Ide jahil muncul di otak cerdas Rayhan. "Ganti seragam dulu Ray sama mandi" kata Dinda saat melihat Rayhan malah duduk di sofa. "Bentar aja ma, mama aja duluan yang mandi," kata Rayhan yang ingin menjahili papanya dulu. "Ok," jawab Dinda tak ambil pusing. Setelah tak ada lagi Dinda, Rayhan segera mendekati papanya yang tertidur dengan terlentang dan memeluk guling. Ia terkekeh pelan membayangkan idenya yang begitu cemerlang. Rayhan pun mengambil tasnya serta membuka sebuah kotak yang di dalamnya terdapat berbagai macam spidol warna, dengan tersenyum jahil dia mengambil spidol warna merah lalu menggambar sesuatu di wajah tampan Raka. Rayhan dengan hati hati mulai menggambar hati di kedua pipi Raka dan tak lupa juga ia menggambar k
Read more

Rayhan pingsan

 Pagi ini, di ruang makan, Rayhan tampak melamun memikirkan sesuatu. Dinda yang menatap Rayhan bingung karena sedari tadi ia tak berniat memakan sarapannya hanya mengaduk aduk dengan pikiran yang melayang entah kemana. "Ray, lu kenapa?" Tanya Dinda masih tetap diam. "Ray, lu ada masalah cerita sama gue."  Rayhan tetap saja tidak menyahut Dinda yang melihatnya mulai khawatir takut anaknya di masuki makhluk halus penghuni apartement ini. "RAYHAN!!" Teriak Dinda di dekat telinga Rayhan yang posisinya memang bersebelahan dengannya. Rayhan yang mendengar teriakan cukup kencang hampir terjungkal ke belakang untungnya Dinda sigap menahan kursi agar tak jatuh. "Mama ih ngagetin," kata Rayhan sebal.  "Gue gak bakal teriak kalo lu jawab perkataan gue tadi." "Emang mama bilang apa?" Tanya Rayhan tak tahu apa apa. 
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status