Beranda / Fiksi Remaja / Rayhan Story / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Rayhan Story: Bab 41 - Bab 50

84 Bab

Tunggu papa, Ray

 Raka segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia khawatir dan takut secara bersamaan saat mengetahui putranya dalam bahaya. Raka bersumpah pada seseorang yang telah mencuri anaknya akan membalasnya dua kali lipat dan gak akan pernah memaafkannya siapa pun dia.  Orang itu telah salah karena bermain-main dengan Raka, si ketua genk motor paling di takuti dan si juara dalam bela diri itu. Tak ada yang berani berurusan dengan Raka kecuali mantan sahabatnya. Raka yakin, orang itu bukanlah orang biasa karena menjadikan Rayhan anaknya sebagai umpan, dia pasti mengenal Raka dengan baik, karena ia mengetahui kelemahannya berada pada anaknya. Tapi apa tujuannya menculik Rayhan? Jika putranya lecet sedikit saja, Raka tak akan menjamin orang itu akan bisa menghirup udara segar lagi.  Akhirnya setelah beberapa menit, Raka sampai di tempat tujuan. Raka segera berlari masuk, namun baru beberapa langkah
Baca selengkapnya

Alasan Edgar

 Di sebuah ruangan yang sudah di penuhi dengan genangan darah di mana mana, terdapat tiga anak yang tengah terbaring tak berdaya. Kedua anak itu sudah tak sadarkan diri, sedangkan satu lainnya masih sadar, meskipun ia sudah tak memiliki tenaga untuk membuka matanya. Rayhan, anak itu masih tersadar, dengan posisi menyamping membelakangi Edgar yang masih tertawa puas. Dia puas akhirnya rencananya untuk membunuh Rayhan sudah berhasil. Dendamnya beberapa tahun lalu telah terpenuhi,  ia telah berhasil membuat Rayhan tak bernyawa saat ini. Meskipun sebelumnya ia sempat gagal membunuh anak dari mantan sahabatnya itu. "Hahaha. Ini lah yang gue inginkan, seharusnya dari dulu lo udah mati dan kalau bisa tak pernah lahir untuk melengkapi rumah tangga nyokap bokap lo yang busuk itu." Edgar mendekat ke Rayhan yang ia kira sudah tak bernyawa itu. Manusia yang tak punya hati itu, masih sempat untu
Baca selengkapnya

Di tembak

 Raka berlari dengan air mata yang sudah penuh membanjiri wajah rupawan nya, pria berusia 25 tahun itu sudah tak mempedulikan keadaannya saat ini. Yang yang ada di pikirannya adalah menyelamatkan putranya dalam keadaan baik baik saja. Kedua pria dewasa tadi, sontak berbalik badan saat mendengar langkah seseorang yang ada di belakang mereka. Dan tanpa aba aba, Raka menyerang mereka, mulai dari menendang, memukul, menghajar kedua pria itu hingga tergeletak di atas lantai.  Raka yakin, kedua pria itu pasti tau dimana putranya di sembunyikan. Raka meraih salah satunya mencengkram erat kerah baju yang di pakainya, membuat sang pria mau tak mau harus memandang Raka yang sudah di penuhi dengan emosi, entah kemana perginya rasa takutnya tadi. "Cepat katakan dimana anak gue!" teriak Raka tepat di depan wajah memelas pria gembul itu. "Sa-saya tidak berani mengatakannya." 
Baca selengkapnya

Masalah nilai

 "Rayhan!!!" "kesini kau anak nakal! " teriak lelaki dengan baju polos dan celana hitam pendek nya matanya mencari keberadaan bocah nakal jelmaan kelinci itu.  Sedangkan bocah yang dicarinya tengah sibuk menahan tawa nya di kolong meja makan sebelum Dug. "Ups" Bocah bernama Rayhan itu refleks menutup mulut nya bisa gawat kalau kakaknya yang cerewet itu tau dia disini. Namun belum sempat ia merasa tenang saat sebuah tangan sudah menarik nya keluar membuat nya berdecak kesal. "Sini lo! siapa suruh lari gitu aja hah mau di hukum sama bang Sagara lo! " geram lelaki itu sungguh ia kesal dengan adik nya itu. "Kak Dafka apaan deh lebay" cibir Rayhan kesal. Mendengar nya Dafka refleks langsung menyentil jidat adiknya itu. Ia heran dulu mendiang mama nya mengidam apa saat hamil adik nya ini tingkah nya benar
Baca selengkapnya

Kakak

  Tangan kecilnya masih sibuk menghitung jumlah huruf yang ada di buku tulis nya entah lah ia begitu bosan sampai sampai bingung ingin melakukan apa. Ingin bermain game di game di ponsel nya tapi ponsel nya di ambil paksa oleh titisan dakjal tadi atas suruhan abang nya itu. "Anjir gue bosen woyyy!!" teriak nya kesal matanya memincing pada CCTV yang terpasang di pojok kamar nya kalau di tanya ulah siapa tentu saja abang brengseknya itu. Entahlah sudah berapa puluh kali ia mencoba menghacurkan CCTV di kamarnya tapi tak sampai hitungan hari benda sialan itu terpasang lagi di sana.  "Coba aja ada balkon di kamar gue lagi bisa gue kabur brengsek emang tuh abang gue liat aja bang nanti gue mau cari agen tukar tambah pokoknya gue mau sama gege aja fix,"gumam Rayhan kesal. Yang jadi pertanyaan nya di mana gege nya itu karena hanya dia yang bisa membantunya
Baca selengkapnya

Kakak singa

   Rayhan mulai memejamkan matanya saat di rasa kantuk mulai menyerangnya tapi belum sempat ia memasuki dunia mimpi saat satu tepukan di bahunya ia rasakan. "Ngapain di luar,"Suara berat menyapa rungu nya tanpa berbalik pun ia tau siapa yang menganggu nya.    Walupun ia sempat merasa heran karena biasa nya makhluk ini tak ingat pulang. Pulang pulang hanya memarahi dan menghukum nya.    "Napas"terlalu malas sebenarnya menanggapi makhluk itu.    "Rayhan Saga Febriano,"Kata Sagara dingin.   Rayhan cukup sadar diri jika abang nya mulai memanggil nama panjang nya itu artinya ia tak mau di bantah. "Ngapain juga nanya biasanya juga nggak peduli kan," balas Rayhan ketus.    Mendengar itu Sagara hanya terdiam ia cukup sadar jika ia memang tak terlalu peduli dengan apapun yang di lakuka
Baca selengkapnya

Gak mau

  Rayhan hanya menatap malas kakaknya yang sekarang sedang berceramah di depan nya. Ingin sekali ia menutup telinganya. Dafka sendiri baru saja selesai dengan urusannya setelah terpaksa meminum obat untuk meredakan diare nya tadi. "Lo tau nggak sih Ray, tindakan lo itu bisa membahayakan nyawa kakak lo yang ganteng ini, emang lo mau pacar pacar kakak menjanda semua hah! " Celoteh Dafka tak habis pikir dengan kelakuan adiknya ini.  "Bagus dong daripada idup sama lo sengsara yang ada ntar" cibir Rayhan. Dafka diam coba mencari cara membalas kelakuan bocah jadi jadian itu. "Huft iya deh kakak nggak masalah mending kita ngobrol aja Ray, "Kata dafka seraya tersenyum lembut. Hal tersebut malah membuat Rayhan merasa merinding. Apa kakaknya kerasukan tapi setan apa yang mau merasuki tubuh jelek seperti itu. "Ayo Al,"
Baca selengkapnya

Mau ikut

 Rayhan masih asik tertawa melihat adegan di depannya. Ia tadi sengaja pura pura tertidur agar dapat melihat gege nya menghukum kakaknya itu. Lalu setelah nya ia berhasil mengendap ngendap mengintip ke kamar kakaknya. Setelah sang kakak berhasil menghabiskan hukuman dari gege nya dengan berjinjit ia berjalan menuju kamar nya lagi jangan sampai gege nya tau dia hanya pura pura. Sedikit lagi ia sampai di depan kamar nya sampai tepukan di bahu kanan nya membuatnya terlonjak. Pukk. Refleks ia menoleh jantung nya sudah  berdetak tak karuan takut gege nya yang memergokinya. Netra nya menangkap kehadiran salah satu pengawal abang nya. Ia langsung menghela nafas lega. "Om apaan sih ngagetin aja" Kata nya pelan. "Itu tuan kecil, Tuan Sagara tadi menitipkan pesan pada saya agar anda meminum vitamin anda hari i
Baca selengkapnya

Kak Satya

 Netra bulat itu berbinar indah saat orang yang diyakini nya sebagai musuh menyodorkan semangkuk mie ayam kesukaannya. Tangannya langsung meraih sumpit dan mulai sibuk dengan makanan nya total abai dengan Satya yang menggelengkan kepala nya heran. Tadi saja seperti kelinci luar sekarang jinak hanya dengan semangkuk mie ayam. Tak ada pilihan lain sebenarnya nya sejak mengekori dia tadi bocah itu terlihat merengut kesal bibir nya di majukan dengan mata yang menatap nya sinis padahal ia tak tahu salah nya di mana baru juga ketemu eh sudah di musuhi. Karena itu lah ia menarik anak itu ke kantin tadi lalu membelikan makanan kesukaan anak itu. Beresiko sebenarnya nya karena kalau sampai gege kesayangan anak itu tau adik nya makan mie sudah pasti di penggal ia nanti. Tapi sudahlah daripada anak itu merajuk padanya. "Cuma seharga mie ayam ternyata maaf bocah ini" Gumam Satya
Baca selengkapnya

Kakak galak

 Rayhan mengguling gulingkan tubuhnya berulang kali untuk mencari posisi yang nyaman tapi tak bisa. Ini sudah malam dan ia masih belum bisa tidur padahal mulai besok ia bisa masuk sekolah. Abang nya itu tak terlihat saat ia sampai rumah tadi padahal ponselnya masih disita. Ponsel itu sangat penting baginya karena ia antar jemput tentu ia harus mengabari orang rumah kalau ia sudah pulang. "Aih dasar abang es udah galak nyebelin lagi," Gumam Rayhan kesal. Pikirannya terlalu random untuk sekarang banyak yang ia pikirkan tentang abang nya salah satunya dan yang terpenting pemuda seusia kakak nya tadi. Ia hanya tau namanya, apa gege nya kenal?? Ia penasaran sekali ia rasa pemuda itu baik walau terlihat berandalan. "Kakak tadi ada kakka baik" Gumamnya lagi. "Huffttt" Rayhan menghela nafas kasar mata nya ia paksa menutup. Namun tak lama dengkuran halus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status