All Chapters of Mendadak jadi Ibu: Chapter 111 - Chapter 120
191 Chapters
Bab 111
Nio begitu panik, ia menatap Sabrina yang masih saja terpejam namun berderai air mata. Ia terus menerikan ayah serta bunda, namun Nio tak tahu apa dan siapa yang dimaksud istrinya."Ayah!!"Mata Sabrina tiba-tiba saja terbuka dengan begitu sempurna, nafasnya tersenggal-senggal layaknya orang selesai berlari."Sayang ada apa, kenapa sayang?""Ayah, mana ayah," mencengkram lengan suaminya."Ayah? Ayah siapa ??""Ayahku hubby, dimana ayah juga bundaa.."Sabrina benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya, tangannya gemetar mencengkram suaminya.Air mata terus mengalir deras membanjiri wajahnya. Nio panik, ia tak tahu apa yang kini terjadi dengan istrinya.Kini yang ada difikirannya hanya ada ayah Rizal yang mungkin dimaksud oleh istrinya. Dengan inisiatifnya sendiri ia mengambil ponselnya dan mencoba mebghubungi Rizal."Ayah hubby," rengeknya dalam tangis. "Iya sayang, bentar ya. Ini aku coba telpon ayah
Read more
Bab 112
Sabrina tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri dalam pelukan Lena, Nio yang melihat istrinya pingsan segera berlari menuju Sabrina. Nio panik, ia segera meminta Marshel untuk memanggil dokter untuk istrinya. "Bagaimana dok," tanya Nio yang tetap setia berdiri disebelah sang istri."Pasien terlalu lelah, biarkan dia istirahat. Kita akan lanjutkan pemeriksaan lebih lanjut esok pagi.""Baik, makasih dok.""Saya permisi dulu, selamat istirahat."Semua orang lega jika Sabrina baik-baik saja, ada rasa syukur sebab ternyata Sabrina bisa mengingat sebagian dari masa lalunya. Namun kini tubuh gadis itu begitu lemah, mungkin karena terlalu memakskan diri untuk mengingat masa lalunya."Maaf ya ayah bunda, aku ganggu tidur kalian.""Gpp, ayah seneng sekali. Ayah seneng putri ayah sudah kembali," menepuk bahu Nio tiga kali."Yaudah kalau gitu kalian bisa istirahat diruang sebelah, biar Marshel disini sama aku.""Kak, panggil gue kak
Read more
Bab 113
Hari ini semua orang sangatlah bahagia, semua orang berkumpul bersama dalam satu ruang yaitu diruang rawat milik Sabrina. Rizal juga Lena merasa begitu bersyukur dengan kembalinya Sabrina dan keduanya berencana ingin mengadakan sebuah syukuran bersama."Gimana menurut kamu Nio," tanya Darma pada putranya."Aku gimana baiknya aja pi, kalau ayah mau gitu ya gpp. Nanti aku bakal siapin semuanya," seru Nio."Nggak, ini kan acara untuk syukukan adik gue jadi gue yang bakal siapin semuanya," sanggah Marshel."Kalau emang gitu ya gpp, nanti kalau memang butuh bantuan tinggal bilang aja sama aku," lanjut Nio."Gimana menurut  kamu sayang," tanya Lena sambil membelai kepala putrinya."Aku terserah sama ayah bunda aja," senyumnya."Kalau gitu gimana kalau kita adain dirumah aja, jadi Nana juga bisa istirahat juga," lanjut  Rizal mengembangkan senyumannya."Tapi," ragu Sabrina."Tapi apa nak," tanya Bulan yang juga berdir
Read more
Bab 114
Setelah pertemuannya itu dengan Darma, Max semakin penasaran dengan menantu yang dimaksud oleh Darma tersebut. Terbesit niat untuk dirinya mengikuti kemana Darma pergi, namun ia tak mungkin melakukan itu disaat Irma sudah menunggunya untuk pulang."Darimana aja, kenapa lama," tanya Irma saat Max baru saja masuk ke dalam ruang rawat Cica.Sambil mengelus kepala putrinya, Max menatap Irma dengan mengembangkan senyumannya. "Tadi ada rekan bisnis yang nggak sengaja berpapasan," jelasnya.Irma hanya menganggukan kepalanya, ia kemudian menggendong putrinya dan berjalan keluar kamar. Max mengikuti istrinya itu dari belakang dengan membawa semua barang milik putri juga istrinya. Ketiganya kini sedang menuju rumah dimana yang pernah Carisa tempati, rumah yang menjadi tempat Syan merasakan bahagia bersama kedua orang tuanya. Max masih begitu ragu membawa Irma pulang kerumahnya itu namun paksaan serta rengekan Irma begitu membuatnya tak bisa berkutik.S
Read more
Bab 115
Malam telah tiba, kini semua orang sedang menikmati makan malamnya di meja makan. Irma terlihat begitu lembut saat mengambilkan Max makanannya, Syan hanya bisa menatap tak suka pada kedua orang yang kini mengotori pandangannya."Tahan, jangan sampai lepas kontrol lagi," bisik Lili yang duduk disebelah Syan.Singkat cerita saat Syan mengusir mereka keluar Max begitu murka, bagaimanapun rumah itu adalah rumah yang dibelinya dengan semua uang miliknya. Baginya Syan tak berhak mengusirnya walaupun ia adalah anak kandungnya, sebaliknya Syan juga tak berhak keluar masuk rumah itu dengan sesuka hatinya.Beruntung Lili ada disana, ia segera menahan Syan saat gadis itu bersiap kehilangan kendali emosinya. Syan benar-benar emosi dengan Max yang membawa wanita itu kehadapannya dengan begitu tak tahu dirinya."Tahan Syan, loe harus bertahan demi mama," batin Syan mencoba meredakan emosinya."Kakak, aku mau makan ayam itu," Cica yang duduk disebelah Syan menari
Read more
Bab 116
Hari ini semu orang bersenang-senang, Lena berinisiatif untuk membawa Sabrina serta Sasa untuk berjalan-jalan. Lena memutuskan untuk membawa keduanya ke sebuah mall dengan fasilitas anak terbaik disana. "Sayang ya nggak bisa girls time," seru Sabrina dengan begitu kerasnya."Kalau bunda girls time sama Sasa sih aku percaya, tapi kalau sama si ngeyelan harus waspadalah," balas sindir Nio.Rencana girls time gagal sebab tiba-tiba Nio memutuskan untuk ikut serta, tak hanya Nio seorang sebab masih ada Marshel yang turut serta didalamnya. Semua orang memutuskan untuk menghabiskan waktunya bersama, namun sayangnya Rizal harus absen sebab ada pertemuan dengan Darma yang tak bisa ia tunda."Have fun ya semua," teriak Rizal melihat Nio mulai menjalankan mobilnya menjauh dari rumah.  Ketiga wanita itu duduk sambil terus memperhatikan jalan dengan begitu ceria, Nio selalu memantau istrinya lewat kaca spion didepannya."Permisi pak supir, to
Read more
Bab 117
Irma masih begitu panik setelah berhasil menghubungi suaminya, kini wanita itu tengah menunggu Max disebuah cafe yang tak jauh dari tempat suaminya bekerja. Lama menunggu hingga tiba Max datang dan duduk didepannya, Max yang melihat istrinya gemetar ketakutan dengan penuh perhatian menggenggam kedua tangannya dengan begitu erat. Meyakinkan jika semua akan baik-baik saja."Katakan," seru Max."Sayang, sayang aku melihatnya," gugup Irma bercerita."Iya kamu ini bertemu dengan siapa, dari tadi ditelpon bilangnya gitu terus," bingung Max yang sama sekali tak mengerti."Coba ceritakan pelan-pelan," lanjutnya."Jadi hari ini aku lagi ajakin Cica main diwahana main, aku disana nggak sengaja ketemu dengan wanita itu sayang. Wanita yang harusna sudah mati bertahun-tahun lalu.""Wanita siapa maksudmu ini??""Lena, Lena juga Rizal ."Max begitu terkejut dengan cerita istrinya, ia tak menyangka akan ada hari dimana ia merasa k
Read more
Bab 118
Max marah besar mendengar apa yang telah Irma lakukan, alasan apapun bagi Max tak bisa membenarkan apa yang telah istrinya itu lakukan. Dengan begitu cemas Max mengendari mobilnya mencari keberadaan putrinya, ia tak berhasil menemukan Cica ditempat yang Irma sebutkan padanya."Bodoh! Bisa-bisanya meninggalkan anak sendiri dijalan sebesar ini," marahnya memukul-mukul kemudinya.Max terus mencari keberadaan putrinya, tak lagi ada yang lebih penting selain keselamatan putri kecilnya itu. Dipusat permainan saat Sabrina tengah menunggu makanannya tanpa sengaja ia melihat Syan berjalan bersama seorang anak kecil disebelahnya. Ia berinisiatif memanggil saudarinya itu, sayangnya Syan tak mendengar panggilan itu dan terus berjalan."Kenapa," tanya Nio yang baru selesai dari toilet saat melihat wajah cemberut istrinya."Tadi ada kak Syan, tapi pas aku panggilin nggak denger. Terus jalan jauh deh kakaknya," cemberutnya.Nio mengusap kepala Sabrin
Read more
Bab 119
Irma begitu tak tenang menunggu kabar dari suaminya, ia merasa begitu bersalah telah meninggalkan Cica begitu saja. Penyesalannya begitu besar, ia hanya berharap jika putrinya pulang dengan baik-baik saja atau nyawanya yang akan melayang ditangan suaminya."Kenapa belum pulang juga sih, dimana mereka ini, " gumam Irma panik yang terus mondar-mandir.Irma berusaha menghubungi Max berkali-kali namun tak ada respon atau balasan dari suaminya. Ingin sekali ia menyusul keduanya, namun Max sudah melarangnya untuk keluar dari rumah.Yang kini bisa dilakukannya hanya menunggu dan berharap semua akan baik-baik saja, maka nyawanya juga akan baik-baik saja._Max benar-benar terkejut dengan siapa yang ditemuinya saat ini, tubuhnya merespon rasa terkejutnya itu dengan sangat baik hingga beberapa langkah ia menjauh dari tempatnya."Ada apa dengan anda ini tuan," tanya Lena.Yah, orang yang membuat Max terkejut saat ini adalah Lena, wanita yang seh
Read more
Bab 120
Semua orang sudah berada dirumahnya masing-masing, Lena masih saja terdiam setelah pertemuannya dengan  Max tadi. Marshel yang cemas segera menghubungi ayahnya dan memintanya untuk segera kembali kerumah."Bagaimana bundamu," tanya Rizal yang baru saja datang.Namun samar-samar Rizal mendengar suara tangis Sasa, ia pun mengerutkan dahinya sambil mengikuti arah sumber suara tangis cucunya tersebut."Ada apa ini, apa yang terjadi," panik Rizal melihat Nio sedang mengompres pipi putrinya sedang Sasa menangis disebelahnya."Ayah," seru keduanya bersamaan."Jelaskan sama ayah, apa yang sebenarnya terjadi."Nio menceritakan semuanya, semua hal dari awal masuknya Max hingga insiden pemukulan istrinya. Sesuai dugaan, Rizal tak terima dan marah besar. Beruntung Marshel berhasil menahan ayahnya agar tak gegabah dalam bertindak."Jadi bunda kamu seperti itu karena pertemuannya dengan Max ini?""Benar yah, aku makanya langusung minta
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status