Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 631 - Bab 640

2578 Bab

128. Fitnah Berdarah

Sosok jelita Gye terus bergerak cepat menghindari serangan-serangan balok es dari penjara es abadi yang dilepaskan oleh Ratu Neraka Es, tapi balok-balok es dari penjara es abadi terus bergerak cepat mengejar kemanapun sosok jelita Gye bergerak.“Heaaa!” ucap Ratu Neraka Es terus melepaskan penjara es abadinya semakin banyak untuk menyerang lawannya dari berbagai penjuru.Weerrrrrr.. Weerrrrrr... Weerrrrrr...!Balok-balok es terus bermunculan dan mengejar kearah sosok Gye yang terus bergerak semakin cepat. Ratu Neraka Es diam-diam mengagumi kemampuan lawannya saat ini yang bisa menghadapinya sejauh ini. Padahal waktu bertarung dulu, Ratu Neraka Es sangat mudah sekali untuk mengalahkan lawannya yang hanya mengandalkan ilmu jalan menuju nirwana. Tapi Gye yang sekarang memang bukanlah Gye yang dulu, kemampuan Gye sekarang dengan ilmu ulat sutranya sudah sangat jauh meningkat.Gye menyadari bahaya yang m
Baca selengkapnya

128. Bagian 2

Hampir bersamaan keduanya saling berkelebat kedepan, sangat cepat sekali hingga yang terlihat hanya kilatan cahaya putih yang kini saling bertarung satu sama lain. Bahkan Bintang yang berdiri ditempatnya sedikit kesulitan untuk melihatnya dengan menggunakan mata dewanya. Kecepatan yang dikeluarkan oleh keduanya benar-benar sangat mengagumkan, pertarungan sengit itu bukan saja terjadi ditanah, tapi juga diudara.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat terus terjadi, bukan saja dibawah, tapi juga diudara. Bergerak cepat dari satu tempat ketempat yang lain. Sungguh sangat menakjubkan sekali pertarungan yang terjadi dan ini sampai-sampai membuat Bintang terpana melihatnya. Gerakan keduanya begitu cepat dan luwes, bila Bintang bandingkan, jurus keduanya seperti insting dewa yang dimiliknya. Bergerak tanpa harus berfikir baik dalam penyerangan maupun bertahan.Setelah bertarung cukup lama, kedua-duanya sama-sama melompat mundu
Baca selengkapnya

128. Bagian 3

Malam datang, bersamaan dengan datangnya hujan lebat yang mengguyur sebagian permukaan bumi. Untungnya Bintang dan Gye menemukan sebuah gubuk pemburu tak jauh dari tempat Gye dan Ratu Neraka Es tadi bertarung, maka keduanya segera berteduh digubuk yang ternyata sedang tidak ada pemiliknya tersebut, karena gubuk itu adalah gubuk pemburu, hanya setiap musim berburu saja para pemburu mendiami gubuk tersebut.Gye segera membantu Bintang untuk duduk diatas kasur tanpa ranjang yang ada didalam gubuk tersebut, Bintangpun segera mengambil sikap meditasi untuk mengerahkan segel dewa kehidupannya, menyembuhkan luka dalam yang dideritanya.Gye sendiri terlihat segera menghidupkan beberapa lampu yang ada didalam gubuk tersebut. Setelah lampu-lampu menerangi gubuk itu, Gye segera kembali mendekati Bintang dan duduk dihadapan Bintang, terus memperhatikan sosok Bintang yang sedang tenggelam dialam meditasinya. Walau sudah sedikit tenang, Gye masih terlihat khawatir melihat w
Baca selengkapnya

128. Bagian 4

Sebuah tempat makan terlihat ramai oleh pengunjung, salah satunya adalah Bintang dan Gye yang tampak mengenakan caping bambu mereka dan masih menikmati makan mereka. Tempat makan itu terlihat ramai sekali oleh pengunjung, karena itulah Bintang dan Gye tidak melepas capingnya agar tidak memancing perhatian orang. Julukan pengantin buronan sudah melekat pada mereka, banyak pendekar bayaran yang tengah mencari-cari Bintang dan Gye. Bahkan dalam beberapa hari ini saja entah sudah berapa kali Bintang dan Gye harus melayani para pendekar yang berusaha untuk menangkap mereka.Sepasang rahib tampak memasuki tempat makan yang tengah ramai tersebut, kedua rahib ini juga tampak mengenakan caping dikepala mereka. Untunglah saat kedua rahib ini masuk, ada orang yang keluar karena telah selesai mengisi perutnya, maka meja itupun segera mereka ambil. Seorang pelayan dengan cepat melayani keduanya. Kedua rahib itu tampak membuka caping dikepala mereka dan terlihatlah wajah keduanya dan terya
Baca selengkapnya

128. Bagian 5

“Cantik seperti biasanya kakak ke-3” ucap Rahib Angulimala lagi. “Tapi sepertinya adik ke-9 memang benar-benar telah memilih keluar dari jalan Budha” sambung Rahib Angulimala lagi hingga membuat Rahib Anathadika terlihat menarik nafas panjang.“Siapa lelaki yang ada disebelahmu adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika.“Ini suamiku kakak ke-3” ucap Gye memperkenalkan Bintang. Wajah kedua rahib ini terlihat berubah.“Kau benar-benar telah meninggalkan jalan Budha adik ke-9” ucap Rahib Angulimala.“Berarti benar penglihatanku... kenapa kau melakukan semua ini adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika dengan lembut. Memang sejak berada di Aliran Jalan Menuju Nirwana, Gye dan Rahib Anathadika sangatlah dekat. Seperti kakak dan adik.“Gye mencintainya kakak ke-3” jawab Gye.“Bukan itu adik ke-9? tapi kenapa kau membunuh adik ke-5 dan adik ke-6?” ucap Rahib Angulima
Baca selengkapnya

128. Bagian 6

“Apa maksudmu adik ke-9?” tanya kedua rahib ini hampir bersamaan.“Saat ini Gye sudah memeluk agama Islam. mengikuti suami Gye” ucap Gye lagi hingga lagi-lagi membuat wajah kedua kakak seperguruannya berubah. Keduanya tampak menatap kearah Bintang, Rahib Anathadika sendiri walaupun buta, tapi wajahnya ikut berpaling kearah Bintang, seakan-akan dia bisa menatap sosok Bintang. Walau tidak melihat dengan mata zahirnya, tapi Rahib Anathadika bisa melihat dengan mata nirwananya.“Ternyata tidak salah guru memerintahkan untuk membunuhnya, dia telah membawamu keluar dari jalan dharma adik ke-9” ucap Rahib Anathadika lagi.“Ksatria Pengembara... Aku menantangmu dalam pertarungan hidup mati. Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu atas kematian saudara-saudara seperguruanku!” ucap Rahib Anathadika lagi.Gye yang ingin angkat bicara, tertahan saat Bintang menahan dirinya. Bintang yang sejak semula hanya
Baca selengkapnya

128. Bagian 7

“Kakak ke-4!” ucap Gye terkejut karena ternyata Rahib Angulimala yang telah menyerangnya.“Daripada hanya menonton, lebih baik kita bertarung adik ke-9” ucap Rahib Angulimala seraya melintangkan tongkat gemerincingnya didepan dada.Gye kembali menoleh kearah pertarungan Bintang dan Rahib Anathadika. Gye khawatir melihat keadaan Bintang yang semakin terdesak hebat.“Kemana matamu adik ke-9, awas serangan!” kembali serangan tongkat gemerincing Rahib Angulimala mengalihkan perhatian Gye. Selanjutnya Gye terpaksa melayani serangan-serangan Rahib Angulimala dengan Ilmu Langkah Jalan Nirwananya, sejenis ilmu langkah ajaib yang digunakan untuk menghindari sekaligus menyerang lawan.Selanjutnya terjadilah dua pertarungan dahsyat ditempat itu, antara Bintang dan Rahib Anathadika, Gye menghadapi Rahib Angulimala. Kedua rahib menggunakan tongkat gemerincing mereka, Bintang menggunakan ilmu pedang tanpa bentuknya,
Baca selengkapnya

128. Bagian 8

“Apa yang terjadi, apa mata nirwana Kakak ke-3 berhasil dikalahkan!” batin Rahib Angulimala lagi heran. Apa yang menjadi pemikiran Rahib Angulimala juga menjadi pemikiran Gye yang kini tampak menatap kearah sosok Bintang yang sudah berdiri dengan gagah beberapa tombak dihadapan Rahib Anathadika. Gye tidak tau bagaimana cara Bintang mengalahkan ilmu mata nirwana Kakak ke-3nya.Rahib Anathadika yang terjatuh kini mulai tampak bangkit.Craakhhhh!Rahib Anathadika tampak menusukkan tongkat gemerincingnya ketanah, terlihat wajah Rahib Anathadika kali ini benar-benar serius.“Khhhaaaaaaaa!”Rahib Anathadika terlihat berteriak keras menghimpun tenaganya, dan ;Weerrrr!Sosok tubuh Rahib Anathadika tiba-tiba saja memancarkan aura keemasan yang sangat terang benderang, cukup menyilaukan pandangan hingga harus membuat semua yang ada ditempat itu menutupi pandangan mereka dengan tangan.“
Baca selengkapnya

128. Bagian 9

Duggghhh! Duggghhh! Duggghhh!Jurus tendangan tanpa bayangan dikerahkan Bintang, tapi kembali serangan Bintang membuahkan hasil, tubuh Rahib Anathadika menjadi sasaran empuk serangan Bintang, tapi lagi-lagi tak ada hasil yang berarti.Duggghhh! Duggghhh! Duggghhh!Duggghhh! Duggghhh! Duggghhh!Begitulah seterusnya, tak satupun serangan-serangan Bintang memiliki dampak berarti bagi tubuh Rahib Anathadika.Huuppp!Bintang melompat tinggi keudara menghindari serangan kepalan Budha Rahib Anathadika, di udara, Bintang langsung menukik tajam kearah Rahib Anathadika yang ada dibawahnya, dan ;“Tapak Guntur, hheaaa!”Bintang melepaskan pukulan Tapak Gunturnya kearah Rahib Anathadika, begitu cepatnya sampai-sampai Rahib Anathadika tak sempat lagi untuk menghindar. Bintangpun menghantamkan kedua telapak tangannya yang sudah mengandung kekuatan Tapak Guntur pada kedua pundak Rahib A
Baca selengkapnya

128. Bagian 10

“Ternyata nama besar Ksatria Pengembara memang benar-benar nyata Kakak ke-3”“Benar adik ke-4, nama besarnya yang selama ini kita dengar benar-benar bukan julukan kosong, pantas saja Sekte Budha Hidup bisa dihancurkan olehnya” ucap Rahib Anathadika lagi.“Lebih baik Kakak ke-3 sembuhkan luka dalam terlebih dulu, biar aku yang menghadapinya sekarang” ucap Rahib Angulimala lagi.“Hati-hati adik ke-4, mata nirwana dan Genta Emasku bisa dikalahkannya” ucap Rahib Anathadika memperingatkan. Rahib Angulimala tampak menganggukkan kepalanya.Setelah membantu Rahib Anathadika untuk duduk bermeditasi, Rahib Angulimala segera bangkit dan melangkah kearah Bintang dan Gye. Gye ingin melangkah maju, tapi Bintang melarangnya.“Biar kakak yang menyelesaikan ini Gye!” ucap Bintang lagi hingga membuat Gye mengurungkan niatnya untuk maju. Bintang tau bagaimana dilemanya Gye bila har
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6263646566
...
258
DMCA.com Protection Status