Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 611 - Bab 620

2578 Bab

126. Bagian 19

Festival 1000 lampion malam itu akan segera dilaksanakan, ratusan orang tampak sudah berkumpul disepanjang jalan ibukota dengan masing-masing memegang lampu lampion, ada yang memegang satu, juga ada yang memegang dua sekaligus. Sungguh indah sekali pemandangan itu bila dilihat dari kejauhan, ratusan lampu lampion sudah siap untuk dilepaskan ke udara secara bersama-sama. Hanya tinggal menunggu waktunya saja, dimana lampu-lampu lampion akan dilepaskan secara bersama-sama tepat ditengah malam.Keindahan itu pula yang saat ini dinikmati oleh Bintang dan Gye yang melihatnya dari atas sebuah puncak bukit dari kejauhan, keduanya tampak berdiri menikmati pemandangan indah dihadapan mereka, Gye tampak dengan erat memeluk lengan Bintang seraya terus memperhatikan keindahan pemandangan yang ada dihadapan mereka, Bintang memberikan ajian mata dewanya kepada Gye agar Gye dapat melihat dengan jelas dari kejauhan dan hal ini pula yang semakin membuat kekaguman Gye pada Bintang sema
Baca selengkapnya

126. Bagian 20

“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh” terdengar lelaki tua yang baru saja muncul dihadapan Bintang memberikan salam.“Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh” Bintang menjawab salam itu seraya membuka kedua matanya.“Ada gerangan apakah kiranya tuanku memanggil hamba” ucap Mustofa ini dengan lemah lembut.“Mustofa, aku ingin kau menikahkan kami berdua” ucap Bintang lagi, Mustofa tampak memalingkan pandangannya kearah Gye.“Apakah orangtua atau wali atasnya masih ada tuanku?”Bintang tampak menatap kearah Gye yang tampak menggeleng.“Sudah tidak ada Mustofa”“Baiklah tuanku, izinkan hamba pergi sebentar untuk mencari 2 orang saksi atas pernikahan ini” ucap Mustofa seraya menjura hormat kembali kepada Bintang. Bintang hanya mengangguk.Malam itu akhirnya Bintang dan Gyepun menikah dengan penuh kesakralan, tahap demi tahap
Baca selengkapnya

127. Pengantin Buronan

FESTIVAL 1000 lampion di Kota Shannan berlangsung selama 2 hari 2 malam, seperti malam sebelumnya, malam inipun sudah dipersiapkan 1000 lampion yang siap diterbangkan keudara. Dari kejauhan, tepatnya dari atas sebuah bukit, sepasang muda mudi tengah duduk saling berpangku menikmati pemandangan indah yang ada dihadapan mereka, raut wajah keduanya terpancar suatu kebahagiaan, kebahagiaan seperti sepasang pengantin baru, karena memang keduanya baru saja menikah dan masih menikmati hari-hari pengantin mereka, malam ini adalah malam kedua malam pengantin mereka. Dan keduanya tak lain adalah Bintang dan Gye adanya. Kini keduanya sudah menikah, tidak ada lagi rasa sungkan dan malu untuk saling bermesraan dan bermanjaan. Gye tampak bergelayut manja dipangkuan Bintang, dengan menggenggam erat tangan Bintang, keduanya tampak begitu menikmati keromantisan dan keindahan malam, melihat ribuan lampion yang sudah siap dilepaskan ke udara.Wajah keduanya berbinar saat seribu lampion mulai di
Baca selengkapnya

127. Bagian 2

2 POSTER tampak terpampang dibeberapa tempat disepanjang jalan, ramai orang yang melihatnya, ternyata 2 poster itu adalah poster buronan dengan nilai buronan yang sangat tinggi, sehingga tak heran banyak orang yang tertarik untuk melihatnya. Dua diantaranya adalah sepasang pendekar yang mengenakan caping dikepalanya, keduanya juga tampak ikut berdesak-desakan diantara orang-orang yang tengah melihat 2 poster tersebut. Dikatakan pendekar karena terlihat pedang yang tersampir dipunggung mereka. Tak lama kedua orang bercaping ini tampak berjalan keluar dari kerumunan dan mulai berjalan menjauh. Melihat pakaian keduanya, mereka adalah sepasang muda mudi.“Mahal sekali nilai buronan kita kak” terdengar suara lembut disalah seorang bercaping yang rupanya adalah Gye.“Sepertinya tuan muda masih penasaran denganmu Gye” ucap Bintang tersenyum menggoda. Gye hanya mencibir mendengar hal itu.“Tapi Gye-kan sudah punya suami yang sangat Gye cint
Baca selengkapnya

127. Bagian 3

Sebuah sentilan jari yang ringan namun mempunyai kekuatan seperti seekor kuda yang sedang menendang dengan berangnya. Sentilan jurus 'Jari Petir' itu tidak mempunyai wujud ataupun warna, namun gelombang tenaga dalam inti petir yang dikeluarkan cukup tinggi mampu menghancurkan benda. Tak heran jika lelaki besar dan sangar itu terlempar ke belakang dan terbanting cukup jauh. Pingsan dan tak bangun-bangun lagi.Sementara Gye yang ada didekat Bintang tak terlalu heran dengan hal itu, karena memang menurutnya Bintang adalah gudangnya ilmu-ilmu yang berada diluar nalarnya. Makanya Gye hanya tersenyum memandang kearah Bintang yang saat itu juga menatapnya dengan tersenyum.Seett! Seett!Taappp ! Taappp !Tiba-tiba saja Gye menggerakkan tangannya kedepan, kini diantara jepitan jari Gye terlihat dua buah belati, rupanya ada yang melemparkan senjata rahasianya kearah Bintang dan Gye, untunglah Gye dengan sigap menangkapnya.Gye bangkit berdiri dan m
Baca selengkapnya

127. Bagian 4

“Minggir ! minggir! minggir!”Belum lagi para pendekar ingin menyerang kearah Bintang dan Gye, sebuah teriakan terdengar dari luar kerumunan. Barisan para penduduk dan pendekar yang ada ditempat itu terlihat langsung menepi, puluhan orang prajurit terlihat langsung masuk kedalam barisan dan dengan sangat disiplin, puluhan orang prajurit terlihat langsung bergerak mengepung sosok Bintang dan Gye. Dan para prajurit juga terlihat langsung membentuk jalan dengan berbaris rapi. Diujung pandangan terlihat sosok berkuda tengah berjalan kearah Bintang dan Gye.Bintang dan Gye mengenali sosok itu karena dia adalah Panglima Liu Wenhui, dihadapan Bintang dan Gye, Panglima Liu Wenhui menghentikan langkah kudanya dan dengan ringannya Panglima Liu Wenhui melompat turun dari punggung kudanya.“Tuan...! nona...! ikutlah bersama kami untuk menghadap tuan walikota” ucap Panglima Liu Wenhui lagi kepada Bintang dan Gye.“Kami sudah menikah tuan
Baca selengkapnya

127. Bagian 5

Hanya Bintang yang tidak terkejut melihat hal itu, karena Bintang tau, saat ini Gye sedang menggunakan Jurus Pedang 4 Musim yang bernama hujan musim panas.Trangggg! Trangggg! Trangggg! Trangggg!!Trangggg! Trangggg! Trangggg! Trangggg!!Sungguh menakjubkan pertarungan yang terjadi dan disaksikan oleh banyak orang itu, pijaran-pijaran ai dahsyat terlihat meledak-ledak diudara seperti pesta kembang api diudara.Crassshhh! Crassshhh!Serangan Gye berhasil mengenai tubuh Panglima Liu Wenhui, terlihat sosok Panglima Liu Wenhui terlempar jatuh kebawah seraya terus melindungi tubuhnya dari serangan-serangan bayangan pedang milik Gye.Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt!!Panglima Liu Wenhui memutar tombak bermata pedang ditangannya seperti baling-baling didepan dadanya untuk melindungi dirinya dari serangan Gye.Trangggg! Trangggg! Trangggg! Trangggg!!Gye terus melancarkan serangannya kepada Panglima Liu Wenhui hi
Baca selengkapnya

127. Bagian 6

Untunglah hal itu tak berlangsung lama, Bintang dan Gye saling melepas lumatan mereka masing-masing.“Tunggu dan lihat kakak, Gye” ucap Bintang lembut. Gye tersenyum dan mengangguk seraya melepaskan pelukan kedua tangannya dileher Bintang. Bintang sendiri kini segera berbalik dan melangkah kearah Panglima Liu Wenhui yang masih terlihat berdiri tenang ditempatnya. Walaupun kita tak tau apa yang terjadi pada batin Panglima Liu Wenhui melihat adegan mesra dan panas tepat didepan matanya.Bintang kini berhenti melangkah dan berdiri beberapa langkah dihadapan Panglima Liu Wenhui.“Maaf panglima. Maklum masih pengantin baru” ucap Bintang tersenyum kearah Panglima Liu Wenhui. Panglima Liu Wenhui hanya bisa tersenyum getir mendengar ucapan Bintang.Cringgg !Bintang mencabut Pedang Bintang Angkasanya. Kedua mata Panglima Liu Wenhui terlihat menyipit melihat pedang yang kini ada ditangan Bintang, bentuknya sungguh unik dan s
Baca selengkapnya

127. Bagian 7

Sore datang saat Bintang dan Gye tiba diatas bukit, menatap kearah sebuah kota besar yang sudah mulai tampak dipenuhi dengan lampu-lampu disepanjang jalanan ibukota. Kota yang tampak dikelilingi oleh sungai-sungai berwarna biru. Sungguh indah sekali terlihat dari jauh.“Itu namanya kota Zhanang kak, masih berada dalam wilayah tibet” ucap Gye. Bintang terlihat mengangguk mendengarnya.“Kakak lihat bangunan tinggi besar menjulang disana!” tunjuk Gye, dengan mata dewanya Bintang dapat melihat dengan jelas bangunan tersebut.“Itu adalah Biara Samye, biara Budha pertama di Tibet.” sambung Gye menjelaskan. “Dulu Gye bersama guru dan kakak-kakak seperguruan Gye sering kesana untuk bermeditasi” ucap Gye lagi.“Apakah Aliran Jalan Menuju Nirwana masih jauh dari sini?!” tanya Bintang lagi.“Aliran Jalan Menuju Nirwana berada wilayah Lhasa kak... cukup jauh dari sini&
Baca selengkapnya

127. Bagian 8

PAGI-PAGI, Bintang dan Gye sudah keluar penginapan dengan bergandengan tangan, terlihat wajah fresh keduanya, terutama wajah Gye yang terlihat bersemu merah dengan sumringah, bagaimana tidak, bulan madu tadi malam benar-benar begitu berkesan bagi Gye, semalaman mereke berdua mendaki hingga terbang hingga ke langit ke-7. Sungguh bahagia sekali hati Gye, kalau tau nikmatnya pernikahan seperti ini, mungkin sudah sejak dari dulu Gye tidak akan menjadi seorang biksuni. Gye benar-benar merasakan kehidupannya sebagai seorang wanita sangatlah sempurna, mendapatkan suami yang begitu amat mencintai dan menyayanginya, hal inilah yang membuat Gye juga begitu sangat mencitai dan menyayangi Bintang dengan sepenuh hati dan jiwanya, apapun akan diberikan dan dikorbankan oleh Gye untuk Bintang. Setiap waktu ingin rasanya Gye selalu bermesraan bersama Bintang. Begitu bahagia dan tentram sekali rasanya berada dipelukan Bintang, seakan tidak ada kebahagiaan lagi didunia ini yang bisa didapatkannya lebi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6061626364
...
258
DMCA.com Protection Status