“Minggir ! minggir! minggir!”
Belum lagi para pendekar ingin menyerang kearah Bintang dan Gye, sebuah teriakan terdengar dari luar kerumunan. Barisan para penduduk dan pendekar yang ada ditempat itu terlihat langsung menepi, puluhan orang prajurit terlihat langsung masuk kedalam barisan dan dengan sangat disiplin, puluhan orang prajurit terlihat langsung bergerak mengepung sosok Bintang dan Gye. Dan para prajurit juga terlihat langsung membentuk jalan dengan berbaris rapi. Diujung pandangan terlihat sosok berkuda tengah berjalan kearah Bintang dan Gye.
Bintang dan Gye mengenali sosok itu karena dia adalah Panglima Liu Wenhui, dihadapan Bintang dan Gye, Panglima Liu Wenhui menghentikan langkah kudanya dan dengan ringannya Panglima Liu Wenhui melompat turun dari punggung kudanya.
“Tuan...! nona...! ikutlah bersama kami untuk menghadap tuan walikota” ucap Panglima Liu Wenhui lagi kepada Bintang dan Gye.
“Kami sudah menikah tuan
Hanya Bintang yang tidak terkejut melihat hal itu, karena Bintang tau, saat ini Gye sedang menggunakan Jurus Pedang 4 Musim yang bernama hujan musim panas.Trangggg! Trangggg! Trangggg! Trangggg!!Trangggg! Trangggg! Trangggg! Trangggg!!Sungguh menakjubkan pertarungan yang terjadi dan disaksikan oleh banyak orang itu, pijaran-pijaran ai dahsyat terlihat meledak-ledak diudara seperti pesta kembang api diudara.Crassshhh! Crassshhh!Serangan Gye berhasil mengenai tubuh Panglima Liu Wenhui, terlihat sosok Panglima Liu Wenhui terlempar jatuh kebawah seraya terus melindungi tubuhnya dari serangan-serangan bayangan pedang milik Gye.Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt!!Panglima Liu Wenhui memutar tombak bermata pedang ditangannya seperti baling-baling didepan dadanya untuk melindungi dirinya dari serangan Gye.Trangggg! Trangggg! Trangggg! Trangggg!!Gye terus melancarkan serangannya kepada Panglima Liu Wenhui hi
Untunglah hal itu tak berlangsung lama, Bintang dan Gye saling melepas lumatan mereka masing-masing.“Tunggu dan lihat kakak, Gye” ucap Bintang lembut. Gye tersenyum dan mengangguk seraya melepaskan pelukan kedua tangannya dileher Bintang. Bintang sendiri kini segera berbalik dan melangkah kearah Panglima Liu Wenhui yang masih terlihat berdiri tenang ditempatnya. Walaupun kita tak tau apa yang terjadi pada batin Panglima Liu Wenhui melihat adegan mesra dan panas tepat didepan matanya.Bintang kini berhenti melangkah dan berdiri beberapa langkah dihadapan Panglima Liu Wenhui.“Maaf panglima. Maklum masih pengantin baru” ucap Bintang tersenyum kearah Panglima Liu Wenhui. Panglima Liu Wenhui hanya bisa tersenyum getir mendengar ucapan Bintang.Cringgg !Bintang mencabut Pedang Bintang Angkasanya. Kedua mata Panglima Liu Wenhui terlihat menyipit melihat pedang yang kini ada ditangan Bintang, bentuknya sungguh unik dan s
Sore datang saat Bintang dan Gye tiba diatas bukit, menatap kearah sebuah kota besar yang sudah mulai tampak dipenuhi dengan lampu-lampu disepanjang jalanan ibukota. Kota yang tampak dikelilingi oleh sungai-sungai berwarna biru. Sungguh indah sekali terlihat dari jauh.“Itu namanya kota Zhanang kak, masih berada dalam wilayah tibet” ucap Gye. Bintang terlihat mengangguk mendengarnya.“Kakak lihat bangunan tinggi besar menjulang disana!” tunjuk Gye, dengan mata dewanya Bintang dapat melihat dengan jelas bangunan tersebut.“Itu adalah Biara Samye, biara Budha pertama di Tibet.” sambung Gye menjelaskan. “Dulu Gye bersama guru dan kakak-kakak seperguruan Gye sering kesana untuk bermeditasi” ucap Gye lagi.“Apakah Aliran Jalan Menuju Nirwana masih jauh dari sini?!” tanya Bintang lagi.“Aliran Jalan Menuju Nirwana berada wilayah Lhasa kak... cukup jauh dari sini&
PAGI-PAGI, Bintang dan Gye sudah keluar penginapan dengan bergandengan tangan, terlihat wajah fresh keduanya, terutama wajah Gye yang terlihat bersemu merah dengan sumringah, bagaimana tidak, bulan madu tadi malam benar-benar begitu berkesan bagi Gye, semalaman mereke berdua mendaki hingga terbang hingga ke langit ke-7. Sungguh bahagia sekali hati Gye, kalau tau nikmatnya pernikahan seperti ini, mungkin sudah sejak dari dulu Gye tidak akan menjadi seorang biksuni. Gye benar-benar merasakan kehidupannya sebagai seorang wanita sangatlah sempurna, mendapatkan suami yang begitu amat mencintai dan menyayanginya, hal inilah yang membuat Gye juga begitu sangat mencitai dan menyayangi Bintang dengan sepenuh hati dan jiwanya, apapun akan diberikan dan dikorbankan oleh Gye untuk Bintang. Setiap waktu ingin rasanya Gye selalu bermesraan bersama Bintang. Begitu bahagia dan tentram sekali rasanya berada dipelukan Bintang, seakan tidak ada kebahagiaan lagi didunia ini yang bisa didapatkannya lebi
“Benar kakak ke-5, kakak ke-6”“Bukankah dia yang telah membunuh anoman?” ucap kakak ke-5 lagi.“Benar kakak ke-5”“Dimana adik ke-7, Rahib Sakka Gye...?” tanya kakak ke-6 lagi.“Kakak ke-7 sudah tewas, kakak ke-6” ucap Gye lagi dengan sedih.“Tewas... Siapa yang telah membunuhnya!” uca kakak ke-6 dengan keras.“Apakah dia!” ucap kakak ke-6 menunjuk kearah Bintang. Gye terdiam tak mampu menjawabnya.Bintang yang hanya mendengar dan melihat sejak dari tadi tak tahan juga.“Bukan saya yang membunuhnya... tapi rahib Sakka memang tewas karena bertarung dengan saya” ucap Bintang dengan tegas hingga membuat kedua mata rahib dihadapan Bintang semakin memerah memandang kearah Bintang.“Kau menikahi orang yang telah membunuh kakak-kakak seperguruanmu Gye... apa yang ada dipikiranmu, Ha!” bentak kakak ke-5 yang tidak lagi me
Sosok Bintang kini sudah berhadapan langsung dengan Kakak ke-6 (Rahib Anitthigandha).Weerrrr!Rahib Anitthigandha membuka kuda-kuda.Hyyyatttt! Debbbhhh!!Rahib Anitthigandha menyerang kearah Bintang. Tak tanggung-tanggung, jurus kepalan Budha dikerahkan. Bintang yang sudah pernah menghadapi jurus kepalan Budha segera menyambut serangan rahib Budha tersebut. Bintang membuka langkah dan mengembangkan kedua tangannya. Jurus tai chi dipergunakan oleh Bintang.Kini terjadilah pertarungan keduanya dengan sengit, baik Bintang maupun Rahib Anitthigandha dari Aliran Jalan Menuju Nirwana ini terlihat sama-sama tak ingin kalah, sehingga baik serangan maupun pertahanan terlihat sama-sama luar biasa dahsyatnya. Belasan jurus terlewati, tapi masing-masing pihak masih belum mengenai sasaran, tapi sejauh ini Bintang selalu dapat dengan mudah membalikkan serangan lawannya, hanya tinggal menunggu waktu saja untuk serangan yang B
Tak ingin membiarkan lawannya mengambil nafas lebih lama, Rahib Anitthigandha segera mempersiapkan kuda-kudanya lagi. Sementara itu ditempatnya Bintang segera bersiap. Wajah Bintang semakin berubah saat melihat kedua tangan Rahib Anitthigandha mengeluarkan sinar-sinar perak yang mengikuti kemana gerakan tangan Rahib Anitthigandha bergerak.“Serangan Meteor, Heaa!!!”.Sosok Rahib Anitthigandha melesat kedepan melancarkan serangan sinar-sinar perak yang keluar dari kedua tangannya, Bintang tidak terkejut, dengan kecepatan gerak kilatnya, Bintang bergerak menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Rahib Anitthigandha.Tapi lama kelamaan serangan Meteor yang dilancarkan oleh Rahib Anitthigandha mampu mendesak Bintang, kemana saja tubuh Bintang bergerak, Rahib Anitthigandha selalu memburunya.Buuggghhh! Deeggghhh!Kembali sosok Bintang terkena serangan Rahib Anitthigandha hingga membuat sosok Bintang terlempar jauh k
“Tubuh Emas Anak Lelaki!”. Ucap Rahib Anitthigandha dengan keras.Dhuer !Guntur menggelegar dahsyat memecah langit. Padahal hari masih terang benderang.Dhuer ! Dhuer ! Dhuer !Kembali kilat dan guntur memecah langit membahana di langit. Sungguh keadaan alam yang sangat mengerikan. Kilat, petir dan halilintar sambung menyambung menggelegar memecah langit.Sementara itu Rahib Anitthigandha terlihat mulai melangkah kearah Bintang, dan hebatnya lagi setiap langkah yang dibuat oleh Rahib Anitthigandha yang mengenai rerumputan yang ada dibawahnya terlihat langsung mengering dan mengeluarkan asap. Dapat dibayangkan betapa hebatnya jurus Tubuh Emas Anak Lelaki yang digunakan oleh Rahib Anitthigandha saat ini.Bintang sendiri tidak terkejut melihat kedahsyatan jurus yang diperlihatkan oleh Rahib Anitthigandha, sesaat pandangan Bintang mengarah kearah langit, dimana kilat dan halilintar silih berganti membahana di alam