PAGI-PAGI, Bintang dan Gye sudah keluar penginapan dengan bergandengan tangan, terlihat wajah fresh keduanya, terutama wajah Gye yang terlihat bersemu merah dengan sumringah, bagaimana tidak, bulan madu tadi malam benar-benar begitu berkesan bagi Gye, semalaman mereke berdua mendaki hingga terbang hingga ke langit ke-7. Sungguh bahagia sekali hati Gye, kalau tau nikmatnya pernikahan seperti ini, mungkin sudah sejak dari dulu Gye tidak akan menjadi seorang biksuni. Gye benar-benar merasakan kehidupannya sebagai seorang wanita sangatlah sempurna, mendapatkan suami yang begitu amat mencintai dan menyayanginya, hal inilah yang membuat Gye juga begitu sangat mencitai dan menyayangi Bintang dengan sepenuh hati dan jiwanya, apapun akan diberikan dan dikorbankan oleh Gye untuk Bintang. Setiap waktu ingin rasanya Gye selalu bermesraan bersama Bintang. Begitu bahagia dan tentram sekali rasanya berada dipelukan Bintang, seakan tidak ada kebahagiaan lagi didunia ini yang bisa didapatkannya lebi
“Benar kakak ke-5, kakak ke-6”“Bukankah dia yang telah membunuh anoman?” ucap kakak ke-5 lagi.“Benar kakak ke-5”“Dimana adik ke-7, Rahib Sakka Gye...?” tanya kakak ke-6 lagi.“Kakak ke-7 sudah tewas, kakak ke-6” ucap Gye lagi dengan sedih.“Tewas... Siapa yang telah membunuhnya!” uca kakak ke-6 dengan keras.“Apakah dia!” ucap kakak ke-6 menunjuk kearah Bintang. Gye terdiam tak mampu menjawabnya.Bintang yang hanya mendengar dan melihat sejak dari tadi tak tahan juga.“Bukan saya yang membunuhnya... tapi rahib Sakka memang tewas karena bertarung dengan saya” ucap Bintang dengan tegas hingga membuat kedua mata rahib dihadapan Bintang semakin memerah memandang kearah Bintang.“Kau menikahi orang yang telah membunuh kakak-kakak seperguruanmu Gye... apa yang ada dipikiranmu, Ha!” bentak kakak ke-5 yang tidak lagi me
Sosok Bintang kini sudah berhadapan langsung dengan Kakak ke-6 (Rahib Anitthigandha).Weerrrr!Rahib Anitthigandha membuka kuda-kuda.Hyyyatttt! Debbbhhh!!Rahib Anitthigandha menyerang kearah Bintang. Tak tanggung-tanggung, jurus kepalan Budha dikerahkan. Bintang yang sudah pernah menghadapi jurus kepalan Budha segera menyambut serangan rahib Budha tersebut. Bintang membuka langkah dan mengembangkan kedua tangannya. Jurus tai chi dipergunakan oleh Bintang.Kini terjadilah pertarungan keduanya dengan sengit, baik Bintang maupun Rahib Anitthigandha dari Aliran Jalan Menuju Nirwana ini terlihat sama-sama tak ingin kalah, sehingga baik serangan maupun pertahanan terlihat sama-sama luar biasa dahsyatnya. Belasan jurus terlewati, tapi masing-masing pihak masih belum mengenai sasaran, tapi sejauh ini Bintang selalu dapat dengan mudah membalikkan serangan lawannya, hanya tinggal menunggu waktu saja untuk serangan yang B
Tak ingin membiarkan lawannya mengambil nafas lebih lama, Rahib Anitthigandha segera mempersiapkan kuda-kudanya lagi. Sementara itu ditempatnya Bintang segera bersiap. Wajah Bintang semakin berubah saat melihat kedua tangan Rahib Anitthigandha mengeluarkan sinar-sinar perak yang mengikuti kemana gerakan tangan Rahib Anitthigandha bergerak.“Serangan Meteor, Heaa!!!”.Sosok Rahib Anitthigandha melesat kedepan melancarkan serangan sinar-sinar perak yang keluar dari kedua tangannya, Bintang tidak terkejut, dengan kecepatan gerak kilatnya, Bintang bergerak menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Rahib Anitthigandha.Tapi lama kelamaan serangan Meteor yang dilancarkan oleh Rahib Anitthigandha mampu mendesak Bintang, kemana saja tubuh Bintang bergerak, Rahib Anitthigandha selalu memburunya.Buuggghhh! Deeggghhh!Kembali sosok Bintang terkena serangan Rahib Anitthigandha hingga membuat sosok Bintang terlempar jauh k
“Tubuh Emas Anak Lelaki!”. Ucap Rahib Anitthigandha dengan keras.Dhuer !Guntur menggelegar dahsyat memecah langit. Padahal hari masih terang benderang.Dhuer ! Dhuer ! Dhuer !Kembali kilat dan guntur memecah langit membahana di langit. Sungguh keadaan alam yang sangat mengerikan. Kilat, petir dan halilintar sambung menyambung menggelegar memecah langit.Sementara itu Rahib Anitthigandha terlihat mulai melangkah kearah Bintang, dan hebatnya lagi setiap langkah yang dibuat oleh Rahib Anitthigandha yang mengenai rerumputan yang ada dibawahnya terlihat langsung mengering dan mengeluarkan asap. Dapat dibayangkan betapa hebatnya jurus Tubuh Emas Anak Lelaki yang digunakan oleh Rahib Anitthigandha saat ini.Bintang sendiri tidak terkejut melihat kedahsyatan jurus yang diperlihatkan oleh Rahib Anitthigandha, sesaat pandangan Bintang mengarah kearah langit, dimana kilat dan halilintar silih berganti membahana di alam
Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Terjadi beberapa kali ledakan saat huruf-huruf sutra suci raksasa itu menghantam kepompong ulat sutra, tapi terlihat kepompong ulat sutra masih mampu bertahan. Rahib Aggidatta terus mengeluarkan huruf-huruf sutra suci raksasa itu kearah kepompong ulat sutra.Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Ledakan demi ledakan terus terjadi.“Biar aku yang menyelesaikannya kakak ke-5” ucap Rahib Anitthigandha lagi seraya berkelebat cepat kearah kepompong ulat sutra.“Kepalan Budha, Heaaa!” Rahib Anitthigandha melepaskan jurus kepalan Budhanya, dan ;Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt!!Belasan tinju keemasan melesat kearah kepompong ulat sutra seiring dengan huruf-huruf sutra suci raksasa yang juga tengah melesat kearah kepompong ulat sutra.Blleeegaarr! Blleeegaarr! Blleeegaarr!!Ledakan yan
Monster Tua Rasi Bintang menciptakan Kung Fu aneh yang dapat menghisap dan memusnahkan tenaga dalam Kung Fu lawan yang dikenal dengan ilmu penghisap Energi. Monster Tua Rasi Bintang amatlah sesat dan menciptakan ilmu Kung Fu Racun berdasarkan kepandaiannya dalam mengolah berbagai racun binatang berbisa seperti ular, lipan, kalajengking, lebah, kodok, laba-laba serta berbagai macam binatang berbisa lainnya.Ilmu Sesat Rasi Bintang dibagi Menjadi 2 Bentuk penggunaan tenaga dalam. Yang pertama adalah Ilmu Penghisap Energi yang dibagi menjadi 2 tingkatan. Pada tingkat pertama hanya dapat menarik dan memusnahkan ilmu Kung fu lawan, namun pada tingakan kedua mampu menghisap dan menjadikan tenaga lawan sebagai milik sendiri. Namun tenaga tersebut tidak akan bertahan lama dan akan langsung habis setelah digunakan, karena kemampuan utama dari ilmu ini memang untuk menghancurkan kemampuan lawan. Bentuk yang kedua adalah ilmu racun, mempelajari dan menyatukan darah dalam tubuh dengan be
Keduanya kini saling duduk bersandar dengan saling berpelukan satu sama lain, sesekali keduanya masih asyik saling mencium bibir masing-masing, sementara kedua tangan mereka tampak saling menggenggam dengan erat.“Oh ya Gye. Boleh kakak bertanya sesuatu?” ucap Bintang tiba-tiba.“Tentu saja boleh kak. Apapun yang kakak tanya, pasti akan Gye jawab” ucap Gye tersenyum. Kini sikap Gye sudah seperti biasanya.“Dari semua pertarungan kakak dengan pengikut Aliran Jalan Menuju Nirwana, sepertinya ilmu jalan nirwana mampu membuat pemiliknya hidup abadi.. apa itu benar?” tanya Bintang.“Itu benar kak, ilmu Jalan Menuju Nirwana mampu membuat pemilknya berumur panjang, biar luka parah sekalipun, ilmu Jalan Menuju Nirwana sanggup untuk menyembuhkannya” ucap Gye lagi.“Tapi kenapa rahib Sakka bisa tewas saat terjatuh kedalam jurang ulat sutra?” tanya Bintang bingung,
Keesokan harinya...Bintang dan Gye kembali melanjutkan perjalanan mereka, Gye sudah mantap untuk tidak pergi ke Aliran Jalan Menuju Nirwana dan bertekad untuk melupakan masa lalunya, kini Gye hanya ingin menatap masa depan bersama orang yang sangat dicintai dan disayanginya, yaitu suaminya Bintang.Belum lagi keluar dari lembah padang rumput yang luas itu, langkah keduanya terhenti karena satu sosok tubuh telah menghadang langkah mereka. Wajah Bintang dan Gye terlihat berubah melihat siapa yang telah menghadang mereka.“Ratu Neraka Es” ucap Gye mengenali sosok wanita yang kini sudah ada dihadapannya.Sosok wanita berwajah cantik, berkulit putih seputih salju, wanita ini tampak mengenakan pakaian yang juga berwarna putih seperti layaknya seorang putri es, rambutnya berwarna biru terang, tubuhnya terlihat begitu menggoda, begitu sangat indah bagi siapa saja yang melihatnya, matanya dingin tapi terkesan nakal. Sosok ini memang tak lain
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig