Keesokan harinya...
Bintang dan Gye kembali melanjutkan perjalanan mereka, Gye sudah mantap untuk tidak pergi ke Aliran Jalan Menuju Nirwana dan bertekad untuk melupakan masa lalunya, kini Gye hanya ingin menatap masa depan bersama orang yang sangat dicintai dan disayanginya, yaitu suaminya Bintang.
Belum lagi keluar dari lembah padang rumput yang luas itu, langkah keduanya terhenti karena satu sosok tubuh telah menghadang langkah mereka. Wajah Bintang dan Gye terlihat berubah melihat siapa yang telah menghadang mereka.
“Ratu Neraka Es” ucap Gye mengenali sosok wanita yang kini sudah ada dihadapannya.
Sosok wanita berwajah cantik, berkulit putih seputih salju, wanita ini tampak mengenakan pakaian yang juga berwarna putih seperti layaknya seorang putri es, rambutnya berwarna biru terang, tubuhnya terlihat begitu menggoda, begitu sangat indah bagi siapa saja yang melihatnya, matanya dingin tapi terkesan nakal. Sosok ini memang tak lain
“Dahsyat sekali kekuatannya. Ini bukan berasal dari ilmu Jalan Menuju Nirwana” batin Ratu Neraka Es lagi. “Ilmu apa sebenarnya yang dimilikinya?” batin Ratu Neraka Es lagi seraya melirik kearah Bintang, Ratu Neraka Es curiga kalau Bintang yang telah mengajarkan ilmu baru pada lawannya, tapi Bintang yang ditatapnya hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya.“Akan kucoba dengan jurus embun es bekuku” batin Ratu Neraka Es lagi.Kreeettttsss! Kreeettttsss!Tiba-tiba saja tempat dimana Ratu Neraka Es berdiri membeku, dan kebekuan itu terus menjalar cepat kearah Gye.Wuussshhhh!!Gye mengibaskan tangannya kedepan.Kreeettttsss! Kreeettttsss!Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrr!Ledakan-ledakan beruntun terjadi. Baik sosok Ratu Neraka Es maupun Gye masih sama-sama berdiri mantap ditempatnya.Hiiyyaatttt!!Ratu Neraka Es terlihat menghimpun kekuatan Es Abadinya.Hyy
Ratu Neraka Es langsung mengambil sikap meditasi, kedua mata Ratu Neraka Es terpejam. Ditempatnya Gye masih memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Ratu Neraka Es.Wwerrrrr!!Wajah Gye tiba-tiba saja berubah saat melihat bagaimana ada sesuatu yang keluar dari tubuh Ratu Neraka Es dan itu adalah wujud sukma Ratu Neraka Es. Rupanya Ratu Neraka Es sudah mengeluarkan salah satu jurus dahsyatnya, Roh Bulan Gentayangan.Wuuutttt!!Belum lagi hilang rasa terkejut Gye, sukma Ratu Neraka Es yang baru saja keluar dari tubuhnya langsung menyerang kearahnya. Hingga mau tak mau, Gye terpaksa harus bergerak cepat menghindarinya. Sukma Ratu Neraka Es terus memburu sosok Gye. Gye yang masih terus berusaha menjauh untuk menghindar terus diburu oleh sukma Ratu Neraka Es.“Pukulan Sakti Ulat Sutra, Heaaa!” sambil menghindar, Gye melepaskan pukulan dahsyatnya. Sebuah pukulan yang mengeluarkan gelombang tenaga dalam hawa sakti ulat
Sosok jelita Gye terus bergerak cepat menghindari serangan-serangan balok es dari penjara es abadi yang dilepaskan oleh Ratu Neraka Es, tapi balok-balok es dari penjara es abadi terus bergerak cepat mengejar kemanapun sosok jelita Gye bergerak.“Heaaa!” ucap Ratu Neraka Es terus melepaskan penjara es abadinya semakin banyak untuk menyerang lawannya dari berbagai penjuru.Weerrrrrr.. Weerrrrrr... Weerrrrrr...!Balok-balok es terus bermunculan dan mengejar kearah sosok Gye yang terus bergerak semakin cepat. Ratu Neraka Es diam-diam mengagumi kemampuan lawannya saat ini yang bisa menghadapinya sejauh ini. Padahal waktu bertarung dulu, Ratu Neraka Es sangat mudah sekali untuk mengalahkan lawannya yang hanya mengandalkan ilmu jalan menuju nirwana. Tapi Gye yang sekarang memang bukanlah Gye yang dulu, kemampuan Gye sekarang dengan ilmu ulat sutranya sudah sangat jauh meningkat.Gye menyadari bahaya yang m
Hampir bersamaan keduanya saling berkelebat kedepan, sangat cepat sekali hingga yang terlihat hanya kilatan cahaya putih yang kini saling bertarung satu sama lain. Bahkan Bintang yang berdiri ditempatnya sedikit kesulitan untuk melihatnya dengan menggunakan mata dewanya. Kecepatan yang dikeluarkan oleh keduanya benar-benar sangat mengagumkan, pertarungan sengit itu bukan saja terjadi ditanah, tapi juga diudara.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat terus terjadi, bukan saja dibawah, tapi juga diudara. Bergerak cepat dari satu tempat ketempat yang lain. Sungguh sangat menakjubkan sekali pertarungan yang terjadi dan ini sampai-sampai membuat Bintang terpana melihatnya. Gerakan keduanya begitu cepat dan luwes, bila Bintang bandingkan, jurus keduanya seperti insting dewa yang dimiliknya. Bergerak tanpa harus berfikir baik dalam penyerangan maupun bertahan.Setelah bertarung cukup lama, kedua-duanya sama-sama melompat mundu
Malam datang, bersamaan dengan datangnya hujan lebat yang mengguyur sebagian permukaan bumi. Untungnya Bintang dan Gye menemukan sebuah gubuk pemburu tak jauh dari tempat Gye dan Ratu Neraka Es tadi bertarung, maka keduanya segera berteduh digubuk yang ternyata sedang tidak ada pemiliknya tersebut, karena gubuk itu adalah gubuk pemburu, hanya setiap musim berburu saja para pemburu mendiami gubuk tersebut.Gye segera membantu Bintang untuk duduk diatas kasur tanpa ranjang yang ada didalam gubuk tersebut, Bintangpun segera mengambil sikap meditasi untuk mengerahkan segel dewa kehidupannya, menyembuhkan luka dalam yang dideritanya.Gye sendiri terlihat segera menghidupkan beberapa lampu yang ada didalam gubuk tersebut. Setelah lampu-lampu menerangi gubuk itu, Gye segera kembali mendekati Bintang dan duduk dihadapan Bintang, terus memperhatikan sosok Bintang yang sedang tenggelam dialam meditasinya. Walau sudah sedikit tenang, Gye masih terlihat khawatir melihat w
Sebuah tempat makan terlihat ramai oleh pengunjung, salah satunya adalah Bintang dan Gye yang tampak mengenakan caping bambu mereka dan masih menikmati makan mereka. Tempat makan itu terlihat ramai sekali oleh pengunjung, karena itulah Bintang dan Gye tidak melepas capingnya agar tidak memancing perhatian orang. Julukan pengantin buronan sudah melekat pada mereka, banyak pendekar bayaran yang tengah mencari-cari Bintang dan Gye. Bahkan dalam beberapa hari ini saja entah sudah berapa kali Bintang dan Gye harus melayani para pendekar yang berusaha untuk menangkap mereka.Sepasang rahib tampak memasuki tempat makan yang tengah ramai tersebut, kedua rahib ini juga tampak mengenakan caping dikepala mereka. Untunglah saat kedua rahib ini masuk, ada orang yang keluar karena telah selesai mengisi perutnya, maka meja itupun segera mereka ambil. Seorang pelayan dengan cepat melayani keduanya. Kedua rahib itu tampak membuka caping dikepala mereka dan terlihatlah wajah keduanya dan terya
“Cantik seperti biasanya kakak ke-3” ucap Rahib Angulimala lagi. “Tapi sepertinya adik ke-9 memang benar-benar telah memilih keluar dari jalan Budha” sambung Rahib Angulimala lagi hingga membuat Rahib Anathadika terlihat menarik nafas panjang.“Siapa lelaki yang ada disebelahmu adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika.“Ini suamiku kakak ke-3” ucap Gye memperkenalkan Bintang. Wajah kedua rahib ini terlihat berubah.“Kau benar-benar telah meninggalkan jalan Budha adik ke-9” ucap Rahib Angulimala.“Berarti benar penglihatanku... kenapa kau melakukan semua ini adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika dengan lembut. Memang sejak berada di Aliran Jalan Menuju Nirwana, Gye dan Rahib Anathadika sangatlah dekat. Seperti kakak dan adik.“Gye mencintainya kakak ke-3” jawab Gye.“Bukan itu adik ke-9? tapi kenapa kau membunuh adik ke-5 dan adik ke-6?” ucap Rahib Angulima
“Apa maksudmu adik ke-9?” tanya kedua rahib ini hampir bersamaan.“Saat ini Gye sudah memeluk agama Islam. mengikuti suami Gye” ucap Gye lagi hingga lagi-lagi membuat wajah kedua kakak seperguruannya berubah. Keduanya tampak menatap kearah Bintang, Rahib Anathadika sendiri walaupun buta, tapi wajahnya ikut berpaling kearah Bintang, seakan-akan dia bisa menatap sosok Bintang. Walau tidak melihat dengan mata zahirnya, tapi Rahib Anathadika bisa melihat dengan mata nirwananya.“Ternyata tidak salah guru memerintahkan untuk membunuhnya, dia telah membawamu keluar dari jalan dharma adik ke-9” ucap Rahib Anathadika lagi.“Ksatria Pengembara... Aku menantangmu dalam pertarungan hidup mati. Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu atas kematian saudara-saudara seperguruanku!” ucap Rahib Anathadika lagi.Gye yang ingin angkat bicara, tertahan saat Bintang menahan dirinya. Bintang yang sejak semula hanya