“Kakak ke-4!” ucap Gye terkejut karena ternyata Rahib Angulimala yang telah menyerangnya.
“Daripada hanya menonton, lebih baik kita bertarung adik ke-9” ucap Rahib Angulimala seraya melintangkan tongkat gemerincingnya didepan dada.
Gye kembali menoleh kearah pertarungan Bintang dan Rahib Anathadika. Gye khawatir melihat keadaan Bintang yang semakin terdesak hebat.
“Kemana matamu adik ke-9, awas serangan!” kembali serangan tongkat gemerincing Rahib Angulimala mengalihkan perhatian Gye. Selanjutnya Gye terpaksa melayani serangan-serangan Rahib Angulimala dengan Ilmu Langkah Jalan Nirwananya, sejenis ilmu langkah ajaib yang digunakan untuk menghindari sekaligus menyerang lawan.
Selanjutnya terjadilah dua pertarungan dahsyat ditempat itu, antara Bintang dan Rahib Anathadika, Gye menghadapi Rahib Angulimala. Kedua rahib menggunakan tongkat gemerincing mereka, Bintang menggunakan ilmu pedang tanpa bentuknya,
“Apa yang terjadi, apa mata nirwana Kakak ke-3 berhasil dikalahkan!” batin Rahib Angulimala lagi heran. Apa yang menjadi pemikiran Rahib Angulimala juga menjadi pemikiran Gye yang kini tampak menatap kearah sosok Bintang yang sudah berdiri dengan gagah beberapa tombak dihadapan Rahib Anathadika. Gye tidak tau bagaimana cara Bintang mengalahkan ilmu mata nirwana Kakak ke-3nya.Rahib Anathadika yang terjatuh kini mulai tampak bangkit.Craakhhhh!Rahib Anathadika tampak menusukkan tongkat gemerincingnya ketanah, terlihat wajah Rahib Anathadika kali ini benar-benar serius.“Khhhaaaaaaaa!”Rahib Anathadika terlihat berteriak keras menghimpun tenaganya, dan ;Weerrrr!Sosok tubuh Rahib Anathadika tiba-tiba saja memancarkan aura keemasan yang sangat terang benderang, cukup menyilaukan pandangan hingga harus membuat semua yang ada ditempat itu menutupi pandangan mereka dengan tangan.“
Duggghhh! Duggghhh! Duggghhh!Jurus tendangan tanpa bayangan dikerahkan Bintang, tapi kembali serangan Bintang membuahkan hasil, tubuh Rahib Anathadika menjadi sasaran empuk serangan Bintang, tapi lagi-lagi tak ada hasil yang berarti.Duggghhh! Duggghhh! Duggghhh!Duggghhh! Duggghhh! Duggghhh!Begitulah seterusnya, tak satupun serangan-serangan Bintang memiliki dampak berarti bagi tubuh Rahib Anathadika.Huuppp!Bintang melompat tinggi keudara menghindari serangan kepalan Budha Rahib Anathadika, di udara, Bintang langsung menukik tajam kearah Rahib Anathadika yang ada dibawahnya, dan ;“Tapak Guntur, hheaaa!”Bintang melepaskan pukulan Tapak Gunturnya kearah Rahib Anathadika, begitu cepatnya sampai-sampai Rahib Anathadika tak sempat lagi untuk menghindar. Bintangpun menghantamkan kedua telapak tangannya yang sudah mengandung kekuatan Tapak Guntur pada kedua pundak Rahib A
“Ternyata nama besar Ksatria Pengembara memang benar-benar nyata Kakak ke-3”“Benar adik ke-4, nama besarnya yang selama ini kita dengar benar-benar bukan julukan kosong, pantas saja Sekte Budha Hidup bisa dihancurkan olehnya” ucap Rahib Anathadika lagi.“Lebih baik Kakak ke-3 sembuhkan luka dalam terlebih dulu, biar aku yang menghadapinya sekarang” ucap Rahib Angulimala lagi.“Hati-hati adik ke-4, mata nirwana dan Genta Emasku bisa dikalahkannya” ucap Rahib Anathadika memperingatkan. Rahib Angulimala tampak menganggukkan kepalanya.Setelah membantu Rahib Anathadika untuk duduk bermeditasi, Rahib Angulimala segera bangkit dan melangkah kearah Bintang dan Gye. Gye ingin melangkah maju, tapi Bintang melarangnya.“Biar kakak yang menyelesaikan ini Gye!” ucap Bintang lagi hingga membuat Gye mengurungkan niatnya untuk maju. Bintang tau bagaimana dilemanya Gye bila har
Bintangpun kembali mengerahkan jurus Telapak Bayangannya, dan ;Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt! Wuuuttt!Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Kembali puluhan ledakan terjadi diudara, akibat pertemuan kedua jurus yang hampir-hampir mirip tersebut.Keduanya terus saja melepaskan jurus yang sama berkali-kali tanpa henti, bahkan sampai sosok Rahib Angulimala turun kembali ketanah, keduanya masih terus melepaskan jurus yang hampir mirip tersebut, sehingga ;Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Ledakan demi ledakan terus terjadi diudara, seperti ledakan kembang api dimalam tahun baru, sungguh menakjubkan melihatnya. Gye yang ada ditempat itu menyaksikan pertarungan itu sampai terpana melihatnya. Gye sungguh tak menyangka Bintangpun memiliki jurus yang hampir sama dengan Kakak ke-4nya. Sehingga kekaguman Gye kepada Bintang semakin menjadi-jadi.Entah sudah berapa lama keduanya mengerahkan jurus yang hampir-hampir mirip itu,
Hal ini tentu saja sangat mengejutkan semua yang melihat hal itu, termasuk Gye dan Rahib Angulimala. Seekor bayangan naga yang terbentuk dari cakra petir berkelebat kedepan menyongsong kearah bayangan beberapa sosok buddha rulai, hingga ;Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Buuuuuuummmm.....!!!Ledakan yang keras terjadi, baik sosok Bintang maupun sosok Rahib Angulimala sama-sama terjejer hebat kebelakang, tapi Bintang mampu mengendalikan gerak seret tubuhnya sementara malang bagi Rahib Angulimala yang jatuh tersungkur dengan wajah bersimbah darah. Ledakan dahsyat itu membuat tempat itu semakin porak poranda dilanda kehancuran karena kedahsyatan jurus keduanya.Di tempatnya Gye sampai terpana melihatnya.Seerrr!Sampai-sampai saat sosok Bintang sudah ada didekatnya, Gye belum menyadarinya.“Gye” ucap Bintang lembut hingga menyadarkan Gye dari keterpanaannya.“Eh.. oh iya kak” ucap Gye dengan
“Gye jadi tak sabar ingin bertemu dengan istri-istri kakak” ucap Gye lagi tersenyum.“Pasti Gye. Suatu saat nanti Gye pasti akan bertemu dengan mereka. Oh ya, lalu bagaimana dengan Kakak ke-2, Gye?” tanya Bintang lagi.“Kakak ke-2 bernama Rahib Attadattha”“Apa dia hebat Gye!” tanya Bintang lagi.“Soal kesaktian. Gye merasa Kakak ke-2lah yang paling hebat diantara semuanya, Dalai Lama pernah mengatakan kalau kemampuan Kakak ke-2 tidak berada dibawah kemampuan Kakak ke-1” ucap Gye lagi.“Kakak ke-2 memiliki ilmu yang sangat istimewa, selain menguasai ilmu jalan menuju nirwana yang sempurna” sambung Gye lagi.“Ilmu apa itu Gye?”“Ilmu Pembasuh Sumsum” ucap Gye“Ilmu Pembasuh Sumsum” ulang Bintang.“Ilmu ini adalah Ilmu Sakti terakhir yang diciptakan oleh Rahib Agung Damo (Bod
“Kakak ke-3! kakak ke-3!”Gye terlihat histeris memanggil-manggil kakak ke-3 dengan mengguncang-guncang sosok kakak ke-3nya. Gyepun mulai menangis sejadi-jadinya dihadapan sosok kakak ke-3nya. Dengan wajah penuh bersimbah air matanya, Gye terlihat menatap kearah Bintang.“Kak.. Tolong selamatkan kakak ke-3. Tolong kak!” ucap Gye mengiba penuh isak. Bintang terlihat terdiam mendengar hal itu.“Kakak ke-3 sudah seperti kakak Gye sendiri. Sejak Gye dibuang didepan kuil potala, kakak ke-3 yang telah menemukan Gye, kakak ke-3 juga yang telah merawat dan membesarkan Gye semenjak Gye dari bayi sampai dewasa. Tolong kak! Tolong selamatkan kakak ke-3!” ucap Gye memohon penuh iba.“Gye tau kakak pasti memiliki kemampuan untuk membangkitkan kakak ke-3. Gye mohon kak. Gye mohon!” ucap Gye semakin penuh isak.Bintang menarik nafas panjang mendengar hal itu, tak kuat Bintang melihat isak tangis Gye dihadapann
MALAM datang menyinari alam, sinarnya yang cukup terang membuat alam mayapada menikmati sinarnya malam itu. Sebuah Kepompong Ulat Sutra besar tampak didepan sebuah lumbung padi. Entah sudah berapa lama Kepompong Ulat Sutra itu berada disitu.Kreeettss!Tiba-tiba saja sebuah sinar keemasan tampak keluar dari dalam Kepompong Ulat Sutra membelah panjang hingga Kepompong Ulat Sutra besar itu tampak terbelah dari atas kebawah. Begitu terbelah, terlihatlah dua sosok tubuh didalamnya, sosok yang satu tengah duduk bermeditasi, sosok seorang rahib buta dimana dipangkuannya terlihat seorang lelaki muda tampan tengah terkapar tak sadarkan diri.Rahib ini kemudian tampak membopong sosok lelaki muda tak sadarkan diri tersebut, lalu membawanya kedalam lumbung padi yang berada tak jauh darinya, walaupun buta, tapi rahib buta ini dapat berjalan tanpa kesulitan menuju kedalam lumbung padi tersebut. Di dalam lumbung padi, rahib buta ini tampak