Home / Horor / Tersesat / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Tersesat: Chapter 1 - Chapter 10

21 Chapters

Cenayang

PROLOG Kisah ini bermula saat Zimat, ayah dari Naya Maharani ditipu oleh sahabatnya yang mengakibatkan ia dipukuli hingga hampir mati. Dengan bantuan paman dan adiknya, Naya Maharani berhasil menyelamatkan Zimat. Namun Nay dipaksa menandatangani surat hutang sebesar 58.000 US Dollar. Rumah dan tanah yang ditempati bangunan dari keluarga Zimat sebagai jaminan. Jika dalam tiga bulan Nay tidak dapat mengembalikan uang tersebut maka rumah dan tanah yang ditempati bangunan akan disita. Kisah ini agak panjang tapi Nasura mampu merangkumnya dengan manis, sekaligus mengaduk-aduk emosi dan perasaan. Dalam perjalana
Read more

Iblis Bermuka Dewa

"Mbak, aku sudah mendapatkan semua jawaban dari apa yang terjadi dengan bapak." ucap Najwa lemah. Ada nada sedih dan putus asa dalam suara Najwa. Nay menatap Najwa tajam, matanya membulat sempurna. Ia menunggu penjelassan lebih lanjut. "Bapak ditipu oleh Pak Bambang, Pak Bambang mengumpulkan senjumlah uang dengan angka yang fantastis melalui tangan bapak. Lalu dia menghilang." lanjut Najwa. "Maksudmu, Pak Bambang sahabatnya bapak yang orang Besuki itu?" tanya Nay tidak percaya. "Iya Mb, yang dulu sering ke sini," jawab Najwa putus asa. Hening. Terpaku dengan pikiran masing-masing entah berapa lama. "Apa rencanamu selanjutnya Nduk?" tanya Nay. Alih-alih menjawab pertanyaan Nay, Najwa hanya menatap kakaknya tajam sambil mengangkat bahu. "Apa lagi yang kau dapat dari penyelidikanmu?" Karena Najwa tidak menjawab Nay mengajukan pertanyaan yang lain. Hanya ingin mengalihkan fokus adiknya. Karena dia melihat duka dan amarah me
Read more

Menebar Racun Menuai Karma

Pagi itu Nay kembali sibuk merawat bapak bersama Kasumi. Sementara Najwa sudah menghilang sejak selesai shalat subuh. Najwa pergi ke Besuki untuk menemui Bambang. Najwa sudah di Besuki saat tengah hari. Dia tahu sedang diikuti oleh sebab itu Najwa tidak memakai kemampuan supranatural. Najwa memilih naik bis dari pada mempergunakan ilmu Kidang Kencono, kemudian naik ojek. Tukang ojek mengantarnya sesuai dengan alamat yang dikasih bapak. Sebelum Najwa naik ojek, dia harus mengecoh orang-orang yang mengikuti karena dia diikuti oleh banyak orang. Dugaanya benar bahwa orang-orang yang berbuat jahat kepada keluarganya tidak main-main. Tukang ojek mengantar Najwa ke tempat tujuan.Ternyata Bambang memiliki sebuah pesantren yang besar. Lagi-lagi Najwa memgumpat dalam hati. "Dunia ini memang sudah dikuasai Dajjal, orang yang memilki pesantren sebesar ini bisa mengorbankan bapak?!" ucap Najwa lirih, seolah sedang berbicara pada diri sendiri. "Hanya demi tipu daya dan ke
Read more

Lepas Dari Maut

Panik Najwa melinting amplop tersebut, memasukkan ke balik baju dengan wajah khawatir. Bis yang tadi dirasa melaju begitu cepat menjadi terasa lamban. Sekuat apa pun Najwa berusaha tenang tapi tidak bisa. Ia berfikir untuk memepergunakan ilmu Kidang Kencono supaya secepatnya sampai rumah tapi takut mengundang perhatian. Entah mengapa ia menyakini bahwa di dalam bis banyak mata yang mengawasi. Jika ia salah bertindak sesuatu yang fatal akan terjadi. Hampir malam ketika Najwa memasuki halaman rumah. Tergesa masuk rumah dan mencari Nay, membawa Nay masuk kamar tengah-setiap rumah orang jawa kuno pasti ada kamar tengah- lalu mengambil amplop coklat dari balik baju, menyerahkan pada Nay. Nay memperhatikan amplop dengan seksama lalu menatap adiknya tajam. Najwa mengangguk pasti. Najwa tergesa menyobek amplop, melihat isinya. Nay kembali menatapap Najwa, tajam. Lagi-lagi Najwa mengangguk pasti. Nay kembali memasukkan isi amplop ke tempatnya, melipat acak. Tergesa I
Read more

Dalam Pelarian

Ketika terpal sudah terpasang, Safawi naik ke atas truk. Dia naik ke bak belakang bersama kuda dan kereta. Sopir truck memeriksa semua bagian truk kemudian naik ke belakang kemudi. Truck melaju perlalan meninggalkan pasar Wadung menuju jalan utama-jalan protokol Bali - Surabaya- munuju Gunung Kumitir. Begitu masuk jalan protokol sopir melajukan truck dengan kecepatant inggi.Di bak belakang, Safawi membuka karung yang tadi dipangggul dan mengeluarkan isinya. Dia memapah isi karung, dibaringkan diatas tikar yang sudah dia siapkan lalu dia melepas kemeja untuk menyangga kepala Zimat. Kemudian tangannya bergerak cepat di beberapa titik dari tubuh Zimat-membuka totokan- yang dibuatnya sebelum pergi. Ia melakukannya untuk mengecoh musuh-musuh Zimat, dengan cara menotok Zimat agar kehilangan kesadaran. Dengan demikian Safawi dengan leluasa membungkus tubuh Zimat dengan karung lalu dipanggulnya. Sedetik kemudian Zimat terbatuk. Cepat-cepat Ketek Putih menggenggam tangan Zim
Read more

Dewa Penolong

Lembah Biru, waktu yang sama di mana Safawi meningalkan halaman kediaman Zimat Nay menghentak kuda yang menarik kereta meninggalkan halaman rumah.Kereta yang mereka tumpangi meninggalkan lembah Biru ke arah timur. Ke arah desa penari. Dia duduk di kursi kusir, sedang Najwa dan Kasumi berada di dalam kereta. Nay terus menghentak kudanya, kereta terus melaju cepat menembus gelepan. Di pertigaan desa Karangsari, jika ke arah kiri arah Desa Penari, jika arah kanan arah Sasak Mayit. Mereka mengambil arah lurus dan melesat bagai anak panah. Akhirnya mereka meningglkan Desa Karangsari ke arah desa Parijatah. Diantara Desa Karangsari dan desa Parijatah ada mbulak sawah sejauh kurang-lebih lima kilo yang terkenal angker. Orang jarang sekali melintas di malam hari, karena kebanyakan yang melintas di sini dijahili. Kalau bawa sepeda motor atau mobil biasanya bannya tiba tiba kempes hingga harus ndorong. Banyak cerita mengerikan laiinnya. Ada yang bilang ada yang mb
Read more

Nay dan Naga Bumi

"Tidak ditolong tidak mengapa, tapi aku mengharap do'a yang baik atau se-enggaknya kata-kata yang baik. Kenapa harus makian yang kuterima?" Nay masih terisak memikirkan apa yang baru saja terjadi. "Seandainya bapak masih bersamaku, tentu aku tidak akan mengalami ini," keluhnya di antara isakan.Entah berapa lama Nay larut dalam isakan. Saat ia lelah menangis, dia bersumpah akan bekerja keras dan menjadi kaya, yang kekayaannya akan melebihi bibinya. "Aku bersumpah, aku akan menjadi kaya hingga para tetangga akan berfikir bahwa aku memiliki pesugihan!"Sekarang Nay mengerti kenapa Kasumi tidak setuju dengan plan A dan plan B. Sesunguhnya Kasumi sudah menyampaikan keberatannya saat Nay dan Najwa menunjukkan planing mereka. Tapi saat kedua putrinya menyampaikan alasannya
Read more

Musuh Dalam Selimut

Lembah Biru, tepat tiga bulan setelah Zimat diasingkan ke Blitar.Deadline yang tertulis di surat hutang yang Nay tanda tangani hari ini tepat tiga bulan. Nay dipanggil untuk datang ke rumah Pak RW. Dia datang bersama Najwa, tanpa Kasumi. Di rumah Pak RW sudah penuh orang, orang-orang yang sama yang dulu melukai Zimat. Wajah dan senyum mereka penuh kemenangan. Nay dan Najwa memasuki ruangan disambut dengan senyum sinis. Perih yang mereka rasa selama ini ternyata tidaklah cukup, masih harus berhadapan dengan wajah-waj
Read more

Hujan Ular

Apood bertugas meletakkan media di kediaman Zimat, di rumah pengasingan. Mereka juga telah menyiapkan pasukan bayangan yang akan mengepung rumah pengasingan. Pasukan bayangan disiapkan untuk jaga-jaga jika Zimat tidak terkapar oleh tujuh pencabut nyawa, sekaligus untuk memastikan agar Zimat tidak melarikan diri. Pada saat Zimat lemah karena serangan tujuh pencabut nyawa, maka pasukan bayangan akan menyerang dan menghabisinya. Selain itu, untuk mengimbangi pasukan bayangan milik Mbah Jamiah, mereka khawatir Mbah Jamiah akan ikut campur . Apood dan Aswa tidak ingin Zimat lolos lagi. Apa pun caranya, Zimat harus mati. Seperti yang direncanakan, Apood meletakkan media yang diperlukan di rumah pengasingan. Tugasnya berjalan mulus, tapi dia berpapasan dengan Kamituwo. Kamituwo merasa ada yang tidak beres. Dia memang tidak mengenal Apood tapi me
Read more

Akhir Dari Malam Panjang

Di tengah perdebatan antara Kamituwo dan Zimat, mereka dikejutkan oleh kenyataan di depan mata. Safawi sudah ambruk, tubuhnya menabrak Kamituwo. Sebelum dia pingsan bibirnya sempat berucap, "rajah sewu," lalu tubuhnya terkulai. Panik keduanya memeriksa pergelangan tangan Safawi. Zimat dan kamituwo saling menatap, tajam. "Masih hidup, hanya saja detak jantungnya sangat lemah. Racun sudah menyebar," ucap Kamituwo. "Jaga dia, biar aku yang menghadapi ular-ular ini," ucap Zimat gusar. Ia tidak ada pilihan lain, Zimat harus menggunakan rajah sewu. Jika tidak maka mereka semua akan mati konyol di tempat itu. Zimat memejamkan mata dan mulai membaca mantra, lalu melakukan beberapa gerakan khas. Seperti gerakan pencak silat namun lebih lembut han halus. Gerakannya sedikit aneh, tapi sebentar kemudian dari punggungnya keluar banyak sekali bayangan yang bersinar kuning keemasan. Makin lama makin banyak, tak terhitung. Setiap bayangan yang keluar dari tubuhnya menyapu ular-ular yang men
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status