Beranda / Romansa / My Cold Daddy / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab My Cold Daddy: Bab 41 - Bab 50

75 Bab

Mereka Berbeda

David melanglahkan kakinya masuk ke dalam kamar Liam dan segera memegang tangan Mia untuk segera menariknya keluar. Namun, tangan Liam juga ikut menahan tangan Mia. Meskipun tenaganya tak sekiat David, namun tubuh Mia yang lebih menahan kearah Liam membuat David tak bisa menarik Mia untuk segera beranjak pergi."Daddy, Liam mohon...Malam ini saja biarkan mommy menemani Liam tidur." Pinta Liam dengan tatapan mohonnya."David, biarkan saja Miss Mia bersama Liam malam ini. Lagipula tidak masalah juga jika memang Liam ingin dirawat oleh Miss Mia." Ujar Anne."Tidak! Jika memang dia ingin dirawat, kembalikan saja ke rumah sakit. Disana banyak suster dan dokter yang jauh lebih bisa untuk merawatnya dibandingkan wanita ini. Lagipula wanita ini hanya wanita asing yang tak pantas berlama-lama menginjakkan kakinya di mansion milikku." Tegas David.Mia yang mendengar ucapan sombong David pun kembali terpancing emosinya. Namun, ia menahannya karena tak ingin membuat
Baca selengkapnya

Pertengkaran Kecil

David menghembuskan napas beratnya dan mencoba mengontrol emosinya saat ini. Melihat sikap Mia memang ia sangat marah, namun melihat bagaimana wajah Mia yang sangat mirip dengan Luna membuatnya tak bisa berbuat jahat terlalu jauh pada wanita itu. Dia tidak bisa memperlakukan Luna dengan kasar seperti ini. Tidak, bukan Luna namun Mia. Setiap ia bersikap buruk pada Mia, David pasti akan selalu menyesalinya diakhir. Ia terus terbayang-bayang seolah-olah ia memperlakukan Luna begitu buruk. Pikirannya suka tidak terkontrol karena dua wanita itu."Maafkan aku..." Lirih David menatap Mia dengan tatapan sendunya.Namun, Mia malah menatapnya aneh. Ia bahkan berdecih melihat sikap David yang menurutnya persis seperti orang yang memiliki gangguan jiwa saat ini.Mia pun segera berjalan cepat menuju gerbang utama tanpa mempedulikan ucapan maaf David. Ia bukannya tidak bisa memaafkan, hanya saja melihat wajah David sungguh membuatnya muak dan emosi."Tunggu!" Tahan Dav
Baca selengkapnya

Rasa Yang Tak Seharusnya

Selama diperjalanan keduanya tampak hening dan tak ada yang berniat membuka pembicaraan. Namun, Mia yang tiba-tiba menyadari jika David hanya berputar-putar di sekitar area yang sama membuat Mia segera menatap David dengan tatapan anehnya."Apa yang kau lakukan? Kenapa daritadi mutar-mutar disekitar sini saja? Kau itu niat mengantarkanku atau tidak sih? Cih, sudah kuduga sejak awal jika kau memang tidak berniat sama sekali. Jika tidak berniat mengantarkanku kenapa sangat memaksa tadi? Diancam pula, benar-benar---""Dimana alamat rumahmu?" Potong David dengan nada datarnya.Mia pun nampak terdiam seakan-akan ingin merutukki kebodohannya yang memang lupa memberitahu alamat rumah pada David."Antarkan saja ke sekolah." Jawab Mia dengan singkatnya."Dimana alamat rumahmu?" Tanya David untuk kedua kalinya."Kau ini tuli atau bagaimana? Antarkan saja ke sekolah. Aku bisa pulang sendiri ke rumah." Jawab Mia dengan kesalnya."Dimana alamat ru
Baca selengkapnya

Menginginkan Mia

"SIAL! AKU TIDAK BISA MEMBIARKANNYA!" Batin David sungguh berteriak tak rela melihat pemandangan menyakitkan didepan sana. Ia segera memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya dan keluar dari mobil dalam keadaan marah. Langkah lebarnya membawa dirinya cepat sampai untuk menghampiri wanita yang mirip dengan Luna itu.Bahkan tanpa aba-aba sedikitpun, ia langsung menarik paksa Mia agar terlepas dari pelukan laki-laki dihadapannya saat ini. Ia tak peduli bagaimana reaksi Mia padanya yang bisa saja marah besar, namun yang jelas hatinya tidak bisa menerima ini semua.David spontan melayangkan tinjunya tepat pada wajah tampan Ricky hingga bagian ujung bibir Ricky berdarah akibat luka sobek yang David berikan."YAK! APA YANG KAU LAKUKAN PADA KEKASIHKU, SIALAN!" Teriak Mia yang bahkan spontan menampar keras pipi David hingga berbunyi nyaring.Namun jelas rasa sakit itu tak seberapa dibandingkan tinju yang David berikan pada Ricky barusan. David t
Baca selengkapnya

Afraid

Anne tampak mengernyitkan dahinya kala mendengar penuturan yang baru saja Liam katakan dengan nada sedihnya itu. Liam tampak tak bersemangat ketika menyadari jika mommy yang ia inginkan itu tak bisa menjadi milik dia atau daddynya. Keinginan untuk tinggal bersama Mia seakan hilang ketika sang Oma menjelaskan alasannya dan ia mengingat jika beberapa kali ketika ia bermain bersama Mia sepulang sekolah, ia melihat pria lain yang selalu dekat dengan Mia dan menemani Mia pergi kemanapun."Liam tau dari mana jika mommy Mia itu sudah menikah? Tapi tunggu dulu, Liam mengerti menikah itu apa?" Tanya Anne yang terheran-heran itu.Liam menggelengkan kepalanya, ia tidak sepenuhnya mengerti apa arti dua orang yang sudah menikah. Ia hanya paham jika sering bersama itu dikatakan sudah menikah. Entahlah, Liam sendiri juga tidak paham banget dengan ucapan dan penjelasan Anne tadi. Namun, ia mengambil kesimpulan jika Mia sudah tidak bisa lagi dimiliki karena ada pria asing lain yang jau
Baca selengkapnya

Hilang Kendali

Ricky menghembuskan napas beratnya, ia menatap Mia yang tampak kekeh mempertahankan kedekatannya dengan Liam hanya karena rasa peduli dan ingin melindungi. Ricky melarang pun bukan tanpa alasan, selain karena status David yang merupakan seorang duda. Ricky takut jika suatu hari ini Liam justru akan dijadikan sebagai alat pendekatan antara Mia dan David. Mungkin sekarang Mia mengatakan tidak akan terjadi dan ia tidak menyukai David, namun bagaimana jika keadaan berubah secepat kilat?Ricky bukan meragukan ketulusan dan rasa cinta Mia yang cukup besar padanya mengingat perjuangan cinta mereka yang juga sudah cukup lama terjalin dan tidak mudah. Hanya saja nalurinya sebagai kekasih tentu saja takut Mia akan terjebak karena tindakannya hari ini suatu saat dan Ricky sungguh tidak ingin hal itu terjadi.Sementara Mia, ia jelas peka dan mengerti ketakutan yang Ricky rasakan. Namun ia merasa lucu karena menurutnya Ricky cemburu dan merasa takut pada laki-laki yang tidak seharu
Baca selengkapnya

Menunggu Mommy

- Keesokan Harinya -Bocah tampan itu bangun tidur pagi-pagi buta sekali. Bukan hanya karena ia tak sabar ingin melihat sang mommy, ia juga tidak bisa tidur nyenyak karena tubuhnya yang masih terasa sangat sakit akibat kecelakaan kecil kemarin. Sebelah matanya bahkan terlihat bengkak karena lukanya yang memang persis didekat matanya. Hidungnya yang lecet dan pipi kirinya yang terluka terus terasa perih di wajahnya.Tidak hanya itu, kakinya maupun tangannya bahkan terasa kaku dan nyeri ketika digerakan. Ia menoleh pelan ketika merasakan sosok lain tertidur disampingnya. Liam sangat berharap jika Mia adalah sosok pertama yang ia lihat ketika bangun tidur, namun semua itu jelas hanya angan-angan Liam saja.Senyum tipisnya terukir ketika melihat wajah damai sang Oma yang sedang terlelap dalam tidurnya. Meskipun tidak pernah ada sosok mommy didalam hidupnya sejak. Ia lahir, namun sang Oma selalu bisa berperan sebagai sosok apapun untuk Liam.Liam berusaha mend
Baca selengkapnya

Tell Her

- Siang Harinya -Mia yang berniat ingin pulang pun terus dilarang oleh Liam yang sejak pagi terus menempel padanya. Bahkan Liam yang biasanya serba mandiri dan tak ingin merepotkan orang lain mendadak sangat manja hingga membuat Anne maupun beberapa maid terheran-heran melihat Liam. Kedekatan Liam dan Mia yang terbilang masih baru itu sungguh sangat diragukan, pasalnya mereka berdua terlihat seperti ibu dan anak sungguhan. Belum lagi wajah Mia yang terlihat persis seperti wajah Luna. Bahkan tidak hanya Anne yang terharu melihatnya, kepala maid yang memang sejak awal sudah bersama David dan Luna pun cukup terkejut dan sempat takut ketika melihat wajah Mia. Wanita paruh baya itu bahkan menangis seraya menyentuh wajah Mia seakan-akan ia memang sedang melihat majikan yang sebenarnya. Luna yang begitu baik dan sopan dalam memperlakukan para maid dan pekerja lainnya membuat siapapun pasti akan selalu mengingatnya.Mia awalnya heran dan bingung kenapa reaksi mau
Baca selengkapnya

Niat Baik

"Sejak kepergian Luna, sikap David berubah dan berbanding terbalik dengan David yang dulu. David yang sekarang sungguh berbeda dan saya sendiri bahkan hampir tak mengenali lagi bagaimana putra saya sebenarnya. Liam selaku menjadi target kemarahan dan rasa sedih kehilangan Luna. David mengakui jika ia sangat membenci Liam. Bahkan setelah kelahiran Liam, selama berbulan-bulan David sama. Sekali tak ingin melihat Liam. David pernah dalam kondisi terparahnya hingga memiliki pemikiran untuk membunuh putranya sendiri."Mia tampak terkejut mendengar cerita Anne. Ia tidak kuat dan ikut sedih membayangkan nasib Liam sejak bayi. Namun disisi lain, Mia juga tidak bisa menyalahkan David sepenuhnya lagi. Setelah mengetahui alasan-alasan sikap David yang kasar pada Liam, Mia mulai mengerti jika pria gila itu belum bisa merelakan kepergian istrinya dan menyalahkan putranya sendiri atas kepergian Luna."Namun, mau sekasar dan sejahat apapun perlakuan David pada Liam. Liam selalu menya
Baca selengkapnya

Mommy Pasangan Daddy

- Kamar Liam -Mia menghela napas panjangnya ketika ponselnya kembali berdering tanda panggilan masuk dari kekasihnya. Entah kenapa ia masih malas berkomunikasi dengan Ricky semenjak perdebatan kemarin mengenai Ricky yang memintanya untuk menjaga jarak dengan Liam karena berbagai alasan. Terlebih alasan utamanya karena Ricky tak ingin Mia terlalu sering bertemu dengan David. Padahal niat Mia dari awal pun hanya untuk Liam dan ia sangat berharap kekasihnya itu bisa mengerti."Mommy, siapa yang menelepon?" Tanya Liam karena mendengar ponsel sang mommy terus berbunyi."Bukan siapa-siapa kok. Sekarang istirahat dulu karena sebentar lagi waktunya Liam minum obat dan mommy juga akan mengoleskan salep di setiap luka." Ujar Mia."Mommy perih~" Rengek Liam yang membayangkan bagaimana rasa perihnya ketika lukanya tersentuh oleh Mia nantinya."Mommy akan pelan-pelan, Baby. Mau cepat sembuh kan?" Liam pun menganggukkan kepalanya dan kembali menenggelamkan tubu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status