Beranda / Romansa / Bintangku / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Bintangku: Bab 1 - Bab 10

37 Bab

Gadis berusia 4 tahun

Berjalan mengitari sebuah kursi besi berulang kali dengan kaki kecilnya, seorang gadis cilik menyunggingkan sebuah senyuman manis dengan memandang wajah Bibinya yang duduk di salah satu sisi kursi tersebut.Kedua manik mata coklatnya memandang ke arah wanita paruh baya itu dengan tatapan mata yang berbinar-binar."Bibi Nasra! Kapan Ayah, Ibu dan Kakak sampai?!" tanya gadis cilik, mulai menghentikan langkah kakinya yang terdengar ribut.Wanita paruh baya yang merupakan kakak perempuan ibunya itu hanya tersenyum kecil. "Sebentar lagi pasti ibumu sampai Kyla. Ayo cepat duduk di sini. Jangan berlarian seperti itu. Nanti kamu bau keringat loh!" ucap wanita bernama Nasra itu, membelai-belai puncak kepala keponakan kecilnya.Tersenyum lebar, gadis bernama lengkap Allysa Kyla Putri itu langsung duduk dengan patuh di samping Bibinya.Dengan mengayun-ayunkan kedua pasang kakinya ke depan dan ke belakang, Kyla mulai melantunkan sebuah nyanyian dengan suara riang."Bintang kec
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-02
Baca selengkapnya

Hold Back

Mengerjapkan matanya perlahan-lahan. Gadis bersurai hitam dengan manik mata coklat gelap itu pun mulai sadarkan diri setelah sekian lama.   Menatap lampu ruangan yang bersinar menerangi ruangan tempatnya berbaring, manik mata coklat gelap milik Kyla yang masih terasa buram, tiba-tiba menjadi sakit.   "Ugh.."    Kyla merintih. Ia langsung mengarahkan punggung tangannya ke arah atas wajahnya. Menutupi kedua bola matanya dari sengatan cahaya lampu yang membuatnya silau.   Clek..   Suara daun pintu terbuka. Ia menolehkan kepalanya dan menatap wajah seorang gadis berambut panjang dengan senyuman manis yang bertengger di bibirnya.   Buram. Saat itu Kyla hanya bisa mengenali perawakan kakak perempuannya dengan senyum gembira.    Ternyata kakak sudah pulang. Ibu dan Ayah pasti ada di luar menungguku, batin Kyla, merasa senang sendiri.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya

Gratitude

3 tahun berlalu..   Seorang gadis berusia 7 tahun berdiri di hadapan tiga buah batu nisan bertuliskan nama-nama yang ia kenal akrab.   Damar Dalla Dana Dyaksa (Damar). Lelaki berumur 34 tahun. Sangat senang makan es krim rasa vanila bersama dengan kedua putrinya.    Tapi mungkin sekarang Kyla tidak akan bisa melakukan hal seperti itu bersama dengan Ayah dan kakaknya sekarang.   Sheeva Bani Nazaputri (Sheeva). Wanita berusia 32 tahun yang sangat bawel dan cerewet. Padahal ia mantan perwira polisi yang di kenal tegas dan bijaksana. Namun entah mengapa ia menjadi ibu rumah tangga yang sangat cerewet ketika ia sudah memegang kemoceng ataupun sapu.   Jika mengingat bagaimana ekspresi ibunya yang sedang memarahi dirinya, Ayah dan Kakaknya setelah pulang dari memancing dengan keadaan yang kotor oleh lumpur, Kyla menjadi tertawa sendiri.   Ah.. sepertinya aku mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-08
Baca selengkapnya

Praise

Drkk.. Kyla menarik sedikit salah satu kursi yang ada di meja makan ke belakang. Duduk di sana dengan memanjatnya pelan dan tiba-tiba dua tangan kekar memegang pinggangnya. Mengangkat tubuh mungilnya perlahan dan mendudukkannya di kursi tersebut menghadap ke arah meja makan. Kyla menoleh ke samping. Melihat seorang lelaki berusia 41 tahun yang memakai kacamata berbentuk persegi panjang dengan bingkai berwarna coklat tua, duduk di sampingnya dengan nyaman. Tak lupa dengan beberapa lembar koran yang selalu dibaca setiap pagi. Merasa di pandangi oleh putri kecilnya, Rian pun menolehkan kepalanya ke samping dan menatap Kyla kecil yang tengah memandangnya dengan tatapan polos. "Ada apa sayang?!" tanya Rian, menyunggingkan senyuman tipis sambil membelai pelan puncak kepala Kyla sayang. "Tidak ada Ayah. Terima kasih sudah membantuku duduk!" ucap Kyla, dengan menolehkan kepalanya ke arah depan. Menatap Ibunya yang tengah menyi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-09
Baca selengkapnya

A Boy Named Raka

Ravi berlari menghampiri putrinya. Ia langsung mengusap keningnya dan merasakan suhu tubuh Kyla yang sedikit tinggi.  "Ky, kamu kenapa? Wajah kamu sangat merah?! Kamu demam?!" seru Ravi, benar-benar cemas.   Kyla langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan memalingkan wajahnya dari Ayahnya. Menghindari telapak tangan besar milik Ayahnya yang berusaha mencapai permukaan keningnya.   "Tidak. Aku baik saja Ayah!" sahut Kyla, menutupi wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangannya.   "Tapi wajahmu merah. Coba Ayah lihat dulu, sayang!!" ucap Ravi, bersikeras. Bahan lelaki itu ikut berputar-putar saat Kyla terus berusaha menghindari dirinya.   "Tidak mau.." elak Kyla, keras kepala.   "Kyla!!" seru Ravi, penuh kesabaran. Ia tetap berusaha menghentikan aksi putrinya yang terus berputar-putar untuk menghindari tangannya dengan mencengkeram kedua pundaknya pelan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya

Gadis Tangguh

Tap ... tap ... tap ... Kedua anak berusia 7 tahun itu saling berjalan beriringan. Walaupun Kyla sedikit kepayahan karena langkah lebar Raka, tapi gadis itu berhasil mengejar langkahnya dengan baik.Set..Kyla menatap tangan Raka yang tiba-tiba menggandengnya. Mereka berdua sudah berhenti di depan salah satu pintu sebuah ruangan sambil memantapkan hati. Tidak! Lebih tepatnya Raka yang memantapkan hati. Karena Kyla sedikit pun tidak merasa gugup ketika ingin memasuki kelas."Tersenyumlah jika nanti kita berdua masuk! Kamu tahu? Kita harus membuat kesan pertama yang baik untuk kehidupan sekolah yang damai ke depannya," ucap Raka, dengan menatap Kyla yang hanya bisa diam memandangnya.Aku sedikit tidak mengerti? Memangnya kenapa kalau aku sudah ketus dari awal? Apakah di Dinh Hoa banyak sekali pembullyan sampai-sampai aku harus membuat kesan pertama yang baik agar terhindar dari masalah?! pikir Kyla, yang sedari tadi hanya diam melihat wajah tegang dari Raka."H
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-11
Baca selengkapnya

Hope

Srrr ...  Angin berembus lembut menyapu kulit wajah Kyla. Helaian rambutnya yang tergerai bebas mulai bergoyang pelan karena hembusan angin. Kedua kelopak matanya tertutup rapat. Tubuhnya terbaring lemas di atas sebuah ranjang rumah sakit. 13 tahun sudah berlalu. Sejak saat itu Raka selalu ada di samping gadis ini. Pahit, manis, asam masalah kehidupan selalu kita bagi bersama. Tapi hal yang Raka lihat saat ini berkali-kali lipat lebih sakit saat diputuskan oleh mantan kesayangannya ataupun lebih sakit dari sakit gigi. Menatap wajah Kyla yang tertidur dengan damai. Dada Raka semakin terasa sesak setiap menitnya.  Rasanya kemang tersiksa melihatnya seperti ini, tapi aku ingin selalu di sisinya. Dan menjadi satu-satunya orang yang bisa dilihat saat pertama kali terbangun. Seperti itulah pikir Raka. Tapi siapa sangka jika ruangan rumah sakit yang seharusnya tenang dan damai karena menjad
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-06
Baca selengkapnya

Aku Akan Menikah!

Putra duduk di samping ranjang Kyla dengan tatapan lelah dan wajah yang masih sedikit pucat.  "Semuanya akan baik-baik saja. Kakakmu sudah berhasil melewati masa kritisnya. Jadi jangan terlalu bersedih seperti ia sudah mati begitu. Wajahmu benar-benar jelek, Put."  Putra menghela napasnya kasar dan menatap wajah Raka dengan tatapan malas beberapa saat sebelum akhirnya kembali menatap wajah Kyla yang tertidur dengan damai.  "Aku akan cari angin dulu. Tidak baik memiliki ekspresi wajah buruk seperti ini saat ia bangun nanti. Aku nitip kakak dulu." Putra bangun dari tempatnya dan berjalan pergi meninggalkan ruangan itu.  Raka menghela napasnya kasar dan menatap punggung Putra dengan pandangan sendu sampai Putra benar-benar meninggalkan tempat itu.  "Kamu bisa bangun sekarang. Kenapa pula pura-pura tidur jika kamu sudah bangun. Sengaja membuat adikmu sedih?" pekik Raka, duduk di bangku yang sempat di tempati Putra.  Kyla membuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-01
Baca selengkapnya

Salah Tingkah

Devi berjalan dengan lesu memasuki kelasnya. Dengan punggung yang sedikit membungkuk dia berjalan menuju bangkunya dan malah melihat Raka yang duduk di sana. "Minggir. Aku sudah terlalu lemas untuk berdebat denganmu," usir Devi, dengan menatapnya dengan tatapan lelah. Raka yang tengah membaca sebuah buku sambil menunggunya pun akhirnya menoleh dan menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Kenapa dengan wajahmu? Bukannya kamu sudah bertemu dengan Kyla?" tanya Raka, sambil menyingkir dari bangkunya. "Ya. Aku sudah menemuinya. Hah ... dan ia bilang akan menikah dengan seorang pria asing. Alih-alih bukan denganmu yang sudah tahu semua tentangnya, ia malah memilih lelaki asing untuk menemaninya," ucap Devi, dengan wajah murung. Raka diam dan menepuk-nepuk punggungnya. "Jangan salahkan Kyla. Dia melakukannya karena aku dan kamu. Hargai saja keputusannya." "Kamu bicara apa? Kenapa kita yang jadi alasannya?" Raka mengang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-05
Baca selengkapnya

Aku Iri dengan Kebebasanmu

Zafar berdiri di depan pintu lift dan menunggu Kyla keluar dari sana. Namun ia sudah berdiri lebih dari 10 menit dan tidak melihat kehadiran Kyla di sana. "Di mana ia pergi? Apa mungkin ia terjatuh atau–" "Jangan berandai-andai. Ayo pergi. Barang bawaanku sudah cukup berat!" celetuk Kyla, berjalan melewatinya dari belakang. Zafar langsung menoleh ke arahnya dan menatap wajah Kyla yang terlihat buruk. Belum lagi ia berjalan sangat cepat untuk meninggalkan Zafar di belakang. "Ia marah. Tentu saja. Itu terlihat sangat jelas," gumam Zafar, lekas mengejarnya. "Biar aku bawakan." Zafar berusaha meraih barang-barang bawaan Kyla tapi tampaknya Kyla terlihat semakin kesal karena hal tersebut. "Jangan tidak sopan. Acuhkan saja seperti tadi. Aku akan baik-baik saja. Aku bisa membawanya!" ucap Kyla, dengan ekspresi dingin. Zafar menelan ludahnya susah dan menatap wajah Kyla dengan tatapan ragu. Alhasil ia hanya bisa diam deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status