Home / Romansa / Bintangku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bintangku: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

Apa Aku Menyukainya?

"Menyedihkan sekali cinta bertepuk sebelah tanganmu itu." "Kamu!!" Arjun langsung bangkit dari tempatnya dan menatap tajam ke arah Zafar yang tengah tersenyum culas mencibirnya. "Dari dulu memang kita berdua tidak bisa berteman. Lebih baik kamu pergi dari sini. Atau pindah sana ke tempat duduk lainnya. Aku tidak mau melihat wajahmu. Selera makanku bisa hilang jika aku terus menatap wajah itu, menjijikkan!" pekik Arjun, menatap hina. Zafar hanya tersenyum remeh dan berdiri. Ia pergi menuju bangku Kyla yang entah sejak kapan sudah mengalami sedikit keributan di sana. "Lepaskan! Saya memiliki urusan mendadak. Saya sudah meminta maaf, seharusnya Anda mengerti dan tidak menahan saya. Jika Anda mengatakan saya hanya berdalih, tidakkah ekspresi wajah saya terlalu bagus untuk sekedar di buat akting?" Kyla menatapnya tajam dengan rahang mengeras. "Anda tidak bisa seperti ini. Saya sudah meluangkan waktu di hari yang padat ini. Bahkan kita bar
last updateLast Updated : 2022-03-18
Read more

Kembalikan Statusku!

"Terima kasih sudah mengantarku. Kamu bisa– kenapa kamu turun?" tanya Kyla, menatap Zafar yang ikut turun begitu ia turun dari mobilnya. "Aku juga ingin tahu Bibimu. Boleh? Aku akan beli sesuatu di sana." Zafar menunjuk sebuah toko roti yang ada di deretan gedung seberang rumah sakit. "Kamu bisa pergi terlebih dahulu. Aku akan memberi tahumu jika aku sudah kembali. Kamu bisa tunjukan di mana kamarnya," lanjutnya. Kyla pun mengangguk mengerti dan meninggalkan Zafar. "Jangan terlalu lama. Kamu harus segera pulang sebelum gelap, oke?" serunya, berbalik sejenak menatap Zafar. Zafar menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya sejenak sebelum akhirnya ia pergi ke tempat tujuannya. Kyla mengembuskan napasnya dan mulai berjalan memasuki gedung rumah sakit untuk menjenguk Bibinya. Kyla berjalan mendekati sebuah ruangan yang sudah di beri tahukan oleh salah satu teman Bibinya saat di telepon tadi. Mengembuskan napas k
last updateLast Updated : 2022-03-18
Read more

Keras Kepala

"Bagaimana ya?" Zafar menatap Kyla sambil menaikkan sebelah alisnya karena Kyla baru saja menggantungkan perkataannya. "Aku akan membatalkannya. Pernikahan atau pun kencan buta. Mungkin aku memang tidak di perbolehkan menikah hehe ... em, keputusan yang egois. Mungkin Tuhan tidak senang. Benar, kan?" Zafar menatap wajah Kyla yang sedih dengan tatapan fokus sampai lupa untuk berkedip. "Lalu, bagaimana jika kamu mengembalikan statusku untuk menjadi calon suamimu? Bagaimana? Boleh??" *** Zafar menatap wajah Kyla yang terlihat terpaku setelah ia mengatakan hal tersebut. Namun beberapa saat kemudian Kyla tersenyum dan mengetuk kening Zafar pelan. "Jangan bercanda. Sudahlah, lebih baik kamu pulang agar besok tidak terlambat ke kampus. Sekarang aku akan mengurus Bibi." Kyla mendorong Zafar pelan dan membuat jarak di antara mereka cukup lebar. Zafar menatap ke arah Kyla dengan pandangan lekat. Lelaki itu hanya diam dan memandangnya cukup lama.
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

Apakah Semuanya Akan Berjalan Baik?

Sesuai dengan perkataan Afkar kemarin. Hari ini mereka akan melakukan pertemuan kedua keluarga.  Namun sebelum itu, Afkar dan Zafar akan bertemu terlebih dahulu secara terpisah untuk membicarakan sesuatu. Afkar sudah menunggu selama kurang lebih 5 menit. Ia duduk di dalam sebuah Cafe taman yang jaraknya tidak jauh dari tempat asli pertemuan kedua keluarga mereka. Ia duduk di dekat sebuah pohon besar sambil menikmati beberapa potong Sandwich dan segelas teh blueberry.  3 menit kemudian, Zafar datang dengan langkah sedikit terburu-buru karena ia tahu jika dirinya sudah terlambat hampir 10 menit dari waktu yang di janjikan. "Kak," Zafar langsung duduk di hadapan Afkar yang memandangnya dengan tatapan lelah saat melihatnya terengah-engah. "Kenapa terlambat?" "Di kampus ada sedikit urusan. Maafkan aku," jawab Zafar, masih berusaha mengontrol napasnya. Afkar hanya bisa memaklumi hal itu. Karena ia tahu bagaima
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

Aku Ingin Bersandar Denganmu

Clek .... Kyla membuka pintu dan memandang seorang lelaki paruh baya, satu putri dan menantunya. Lelaki parah baya itu tersenyum lembut saat mendapati wajah calon menantunya sudah berada di depan pintu dengan tersenyum tipis. "Selamat siang, Paman!" ucap Kyla, tampak antusias dan itu terlihat sangat manis untuknya. Lelaki itu balas tersenyum dan memandang wajah Kyla dengan ramah. "Panggil saja aku Ayah, Nak. Mulai sekarang kamu adalah Putri kecilku, selamat dat–" Bruk!! Kyla terduduk di lantai dan membuat semua orang terkejut. Untung saja Gavin (calon mertua Kyla) menangkapnya dan membuat Kyla tak sampai membentur lantai dengan keras. Kyla tampak kesakitan. Itu membuat Rian dan Rava langsung panik. Untungnya, Putra dengan tenang memberikannya obat dan air mineral. Kyla langsung meminum obat tersebut dan beberapa saat kemudian ia menjadi cukup tenang dengan napas yang mulai teratur. Huff ....
last updateLast Updated : 2022-03-20
Read more

Hargailah Usahanya

Zzz .... Zafar tertidur hampir 3 jam lamanya. Ia masih tetap menyandarkan kepalanya di pundak Kyla dalam kurun waktu tersebut. Semua orang telah pulang. Namun Kyla dan Zafar masih berada di sana dengan posisi yang sama selama 3 jam lamanya. Kyla tidak mengeluh dan berusaha membangunkan Zafar. Gadis itu hanya membiarkannya tertidur pulas sambil menghabiskan beberapa kaleng minuman yang di tinggalkan Putra saat ia meminta mereka semua pergi terlebih dahulu dan meninggalkannya. Kyla menatap wajah Zafar sesekali dan mengembuskan napas kasar sambil mengalihkan pandangannya ke arah jendela. "Kamu lelah?" tanya Zafar, membuka matanya pelan dan menatap wajah Kyla. "Tidak terlalu. Tidur lagi saja jika kamu masih ingin." Kyla menatap jam tangan yang melingkar di tangannya sejenak. "Kamu bisa tidur 2 jam lagi. Setelah itu aku akan membangunkanmu." "Apakah kita akan pergi ke suatu tempat?" tanya Zafar, mengangkat kepalanya da
last updateLast Updated : 2022-03-20
Read more

Apakah Ia Menarik?

"Kamu masih tetap saja menjadi gadis ceroboh. Apa tidak sakit terluka seperti ini?" tanya Arjun, dengan sibuk membalut luka yang ada di telapak tangan Kyla dengan berhati-hati. Kyla hanya diam tak menyahut. Gadis itu sibuk memandang wajah Zafar yang tengah menunggu Adiknya, Putra dan Gibran yang ada di ambulans di depan sana. Kedua lelaki itu sudah sadarkan diri. Untungnya mereka hanya mengalami luka ringan dan pingsan karena syok akan kecelakaan tersebut. Putra bahkan sudah kembali cerewet dan terus memarahi Gibran yang tidak bisa menyetir dengan benar. Begitu pula dengan Gibran yang sibuk membela dirinya karena merasa di tubuh. Sedangkan Zafar berusaha melerai kedua lelaki itu dengan sabar walaupun sering kali terkena bentak mereka. "Ky, kamu tidak mendengarku?" tanya Arjun, menyenggol bahu Kyla yang tengah terpaku. Kyla langsung menoleh dan menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Ya? Kamu mengatakan sesuatu?"
last updateLast Updated : 2022-04-01
Read more

Ada Musuh Di Dekatmu

A-apa? Nona Kyla akan segera menikah? Nona Kirana pasti membencinya." "Eh? Kenapa Kirana membencinya?" "Itu ...." Putra menatap wajah Hatta yang seakan-akan menggantungkan kalimatnya agar ia dan Zafar penasaran dengan kelanjutan kalimatnya. "Kenapa?" tanya Putra, sekali lagi sambil menatap wajah Hatta yang mulai serius dan tegang. "Bukankah tidak ada penggemar yang senang saat idolanya menikah? Saya kira Nona juga akan seperti itu nanti." Putra langsung menatap penuh dendam kepada lelaki itu. "Bisa-bisanya Anda seperti itu, aku hampir mati penasaran karena kalimat yang tidak penting, cih ...." Putra tampak kesal dan Zafar hanya bisa menghela napasnya lelah sambil melirik ke arah jarum jam yang ada di jam dinding. "Sebaiknya aku lekas pulang. Terima kasih kopinya, besok aku harus ke kampus karena ujian. Selamat malam," ucap Zafar, bangkit dari tempat duduknya. Putra menganggukkan kepalanya pelan
last updateLast Updated : 2022-04-01
Read more

Kamu Adalah Alasannya

"Aku tahu, mangkanya aku harus menunjukkan muka sekarang, kan?!" Kyla menatap Gibran yang mencekal tangannya guna menahan langkahnya dengan tatapan lelah. "Jadi Anda sudah tahu akan hal itu?" Kyla mengangguk pelan dan melepaskan tangan Gibran dari lengannya. "Bagaimana aku tidak tahu jika mereka mengambil jarah sedekat itu denganku? Bahkan anak buahnya berkeliaran dengan pakaian medis, mangkanya biarkan asistenmu berjaga di sini bersamamu nanti. Di bandingkan diriku, mungkin sekarang kamu yang berada di dalam bahaya." Gibran menatapnya dengan tatapan cemas. "Tapi Nona, apakah Anda akan baik-baik saja jika pulang sendirian malam ini? Saya benar-benar cemas jika Anda harus pulang sendirian sekarang." Gibran kembali menahan tangan Kyla dan tidak membiarkan wanita itu beranjak dari posisinya. Kyla tampak lelah dengan sikapnya ini. "Huff ... aku–" "Biarkan aku mengantarnya, jika di perbolehkan," ucap Arjun, d
last updateLast Updated : 2022-04-01
Read more

Tiga Bocil

Brak .... Arjun keluar dari mobil Kyla begitu merek telah sampai di gedung apartemennya. Arjun menatap bangunan itu dengan saksama sebelum akhirnya ia menatap wajah Kyla yang menatapnya dengan pandangan aneh. "Ada apa? Kamu tampak terkejut saat melihat rumahku? Apa jangan-jangan kamu memiliki teman yang tinggal di gedung yang sama denganku?" tanya Kyla, menatap wajah Arjun yang terlihat terkejut. "Ini sih bukan lagi teman, tapi mungkin kita adalah tetangga. Aku baru pindah sekitar 2 bulan yang lalu ke apartemen ini begitu pulang dari luar negeri," jelas Arjun, memandangnya dengan tatapan senang. Namun Kyla yang mendengar hal tersebut malah memandangnya dalam diam dan tak terlihat bahagia. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu tidak senang mendengar kita menjadi tetangga?" tanya Arjun, menatap wajah Kyla yang tampak masam. Kyla tersenyum masam dan menggidikkan bahunya acuh. "Entahlah, jika tempat tinggal kita dekat, berart
last updateLast Updated : 2022-04-02
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status