220. Hati Yang Terpikat
Renza tidak lagi memikirkan siapa dealer tersebut. Ia cukup dengan sebuah sapaan yang menurutnya hanyalah lelucon. Renza terkekang saat ia harus berpura-pura, tapi ia bebas melakukan apa saja ketika di luar SMA HG. Perbandingan yang cukup memuaskan baginya."Hai, Nona!" sapa Renza. Ia masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya. Ekspresi Raina yang ketika itu sangat manis, kini berubah masam. Renza mengernyitkan keningnya. Apa ada yang terjadi dengan Raina saat ia sedang bicara dengan seorang dealer? Pikir Renza."Apa ada yang sedang Nona Raina pikirkan?" tanya Renza."Heuh!" Raine menyumbingkan bibirnya. "Aku pikir kau berbeda, tapi rupanya sama saja," ucap Raina."Hm? Apa maksud, Nona?" Renza menatap polos. Ia tidak bisa menebak apa yang sedang Raina pikirkan tentangnya. "Berapa pria gila itu membayarmu?" tanya Raina. Ia yang acuh, kemudian menoleh. "Padahal aku tertarik padamu, tapi kau bekerja kotor dem
Read more