Delice meminggirkan mobilnya ditepi jalan. Ia memegang tangan Naura yang sedari tadi menunjukkan kecemasan."Renza sudah mengatasinya, sayang. Kau tidak perlu khawatir," kata Delice."Iya. Seharusnya aku tidak seperti ini. Hanya saja, aku merasa menyesal karena tidak mengatakan pada Kiana sedari awal," kata Naura."Hei!" Delice memegang dagu Naura. Ia meminta Naura untuk menatapnya. "Bukan salahmu. Kau percaya takdir, bukan?" sambungnya."Maaf, Delice. Seharusnya aku tidak selemah ini." Naura yang dulunya lembut, tetap saja menjadi wanita yang lembut. Tidak ada yang berubah darinya meski dari tangan kecilnya, ia sudah membunuh beberapa orang dengan keji."Apa kau tidak merindukanku? Bagaimana kalau malam ini kita tidak pulang dan kau fokus padaku?" ucap Delice."Delice, apa kau suka melakukannya dalam keadaan seperti ini?""Tidak juga. Aku ingin melakukan dalam keadaan apapun karena bersamamu."
Last Updated : 2022-01-31 Read more