Home / Romansa / Money And The Power / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Money And The Power: Chapter 151 - Chapter 160

316 Chapters

151. Sahabat

Hari-hari sibuk dan suram dengan segala petunjuk, sudah berakhir. Kiana kembali sekolah seperti biasanya. Akan tetapi, ketika kakinya melangkah di tengah keributan yang terjadi, jiwanya kembali goyah."Apa kau teman dari wanita yang sok jagoan itu? Panggil temanmu itu!" bentak seorang pria yang mengenakan seragam Kakak kelas."Aku tidak akan memberitahu kalian!" ucap Kumey.          Kiana mengepalkan tangannya. Dulu dia diam ketika melihat Meysha mengalami kekerasan karena permintaan Meysha  itu sendiri. Akan tetapi, Kiana tidak akan membiarkan hal itu terjadi dua kali dalam hidupnya."Apa perlu aku menyeretmu, hah? Menelanjangiku ditengah lapangan supaya dia muncul?" bentak pria itu lagi."Sampai kapanpun, apa yang akan kalian lakukan, aku tidak akan memanggilnya.""Kenapa kau keras kepala hanya untuk melindunginya seperti itu?""Karena dia sahabatku!"          Tatapan tulus Kumey sama
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

152. Dukungan Dan Pertentangan

Berhari-hari Zeki tidak terlihat. Sejak ia kembali dari London bersama Kiana. Tidak ada yang tahu sebabnya. Ketika Sam atau Gracia ditanya, mereka hanya menjawab kalau Zeki sedang sibuk. Tidak ada yang menyadari kejanggalan apa yang terjadi.                Pada kenyataannya, Zeki dikurung oleh Sam di dalam kamarnya. Karena cinta yang sedang Zeki perjuangkan, membuatnya dalam situasi yang menyedihkan. Sam tidak memukul Zeki. Ia hanya mengurung Zeki berhari-hari supaya tidak bertemu dengan Kiana.                Entah apa yang Sam rencanakan. Mungkin untuk melihat reaksi Zeki setelah tidak berhubungan dengan Kiana berkali-kali.“Mandi dan bersiaplah. Kau harus pergi ke Jepang malam ini,” kata Sam sembari melempar semua data dan tiket di atas ranjang milik Zeki.“Kenapa mendadak sekali?&rdquo
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

153. Romance

Bulan depan, tepatnya di bulan januari, pertunangan resmi antara Eren dan Zavier akan dilaksanakan. Mereka tidak menggelar acara di New York, melainkan di Rusia.            Umur mereka yang masih remaja, membuat keterbatasan dalam acara tersebut. Delice juga tidak menginginkan hubungan mereka diketahui oleh orang luar."Kiana, apa kau baik-baik saja?" tanya Leon. Ia membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan paha Kiana yang menjadi bantalan kepalanya."Pergi sana! Aku sedang baca komik!" usir Kiana. "Jangan menggangguku," pinta Kiana."Kau itu cantik. Mudah saja cari pacar," kata Leon."Berisik!" ucap Kiana.           Selain sibuk dengan acara di Rusia untuk pertunangan antara Zavier dan Eren, Delice juga sibuk dengan persiapan acara ulang tahun Kiana yang ke tujuh belas."Selama satu bulan dia berada di Jepang, dia sama sekali tidak menghubungimu?" tanya Leon."Kak, kau ini. Pe
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

154. Melepaskan

Kiana sudah mengenakan gaun yang Renza pilihkan tempo hari. Ia duduk di kursi rias. "Aku sudah belajar hal ini demi mendandaniku," kata Renza."Sungguh?" tanya Kiana.          Renza mendandani Kiana. Ia belajar beberapa hari demi melakuka hal itu. Memberikan kesan terindah diusia Kiana yang tujuh belas tahun. Usia mereka sama, namun Renza ingin mengerahkan semuanya demi Kiana."Pelan-pelan. Awas saja kalau kau membuat rambutku rontok," ucap Kiana."Tenang saja. Aku akan membuatmu sangat cantik malam ini."       Perlahan, sentuhan tangan Renza menyulap Kiana menjadi sangat cantik. Rambut yang dirias sangat indah. "Lihatlah. Kau sangat cantik. Jika kau menikah nanti, aku bisa mengajari Ayah atau Daddy untuk merias rambutmu," kata Renza."Terima kasih! Kau memang yang terbaik.""Memujiku hanya ada maunya saja," kata Renza."Yang penting aku sudah memuji."   
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

155. Jepang

                  Zeki mendapatkan suatu masalah. Sejak ia menginjakkan kakinya di Jepang, ia sudah diserang oleh segerombolan orang yang tidak ia kenal. Zeki sempat lengah. Pertahanan dirinya berkurang. Itu sebabnya ia berjalan menahan sakit karena pahanya terkena luka tembak.                 Zeki tidak hidup dengan baik. Ia mengurus segala pekerjaan dan juga melanjutkan penyelidikan. Zeki pergi ke sebuah daerah yng tidak terlalu ramai. Sejak ia memutuskan untuk melepaskan Kiana, Zeki menyibukkan diri dengan segala sesuatu yang bisa ia lakukan.                 Zeki menginap di salah satu hotel. Malam itu, ada langkah kaki yang perlahan-lahan membuat Zeki waspada. Musuh yang ada di Jepang tidak seperti di New York. Mereka terlihat de
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

156. Jepang (Dua)

"Kau kembali?" Suara Gerald menyeruak masuk telinga menyambut kedatangan Zeki. "Sedikit ada masalah tapi sudah berhasil aku hindari, Paman," kata Zeki.          Zeki dua hari tidak kembali. Gerald khawatir, namun tanpa perintah dari atasan, ia tidak bisa melakukan suatu gerakan.         Dena Group sengaja membuat semuanya seolah-olah tenang dan tidak saling peduli. Itu adalah sebuah jeratan yang akan membuat lawan menganggap romantisme diantara mereka telah mati."Obati lukamu dengan benar," kata Gerald."Luka seperti ini, tidak akan membunuhku."         Gerald memberikan Zeki obat supaya tidak membuat lukanya infeksi lagi. Terlihat dari perban yang melilit pahanya, bercak darah segar masih terus keluar dari lukanya."Jangan kekanak-kanakan. Luka seperti ini tidak akan membuatmu mati saat ini, tapi bisa membunuhmu kemudian hari," kata Gerald."Terima kasih, sudah mengkhawtirka
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

157. Jepang (Tiga)

Di lantai teratas, Tuan Don tengah memandangi dunia. Ia bisa melihat keindahan dunia yang tercakup oleh pandangannya. Ia bersama dengan Brian dan juga wanita yang berada di atas kursi roda.         Wanita tersebut tampak linglung. Keadaannya tentu saja tidak baik-baik saja. Bahkan terbilang jauh dari kata itu."Brian, aku sudah mengatakan untuk melaporkan semuanya, bukan? Kenapa kau tidak mengatakan tentang kepergian Nick ke jepang? Apa yang dia lakukan di sana? Rencana? Rencana seperti apa, dan juga tujuannya. Apa kau bisa jelaskan?" tanya Tuan Don."Maaf, Tuan!" Brian menunduk dengan sopan."Apa dia sudah mulai meluncurkan rencananya untuk mengusik Exjen Vosaihe?" tanya Tuan Don.        Entah apa hubungan Tuan Don dan Tuan Exjen. Mereka terlihat seperti memiliki dendam lama. "Tidak, Tuan. Nick sedang menjaga anak perusahaan yang lain," jawab Brian. "Ada seseorang yang mulai mengusik dan dia harus segera diseles
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

158. Jepang (Empat)

Klub adalah tujuan pertama yang akan Delice datangi setelah ia membangunkan sebuah insting liar yang sudah lama terkubur dari dewa kematian. Ia akan menemui satu orang lagi yang bisa ia percaya.           Di dalam klub, Delice juga sudah mendapatkan informasi tentang perkumpulan yang diadakan oleh para pengkhianat meski mereka hanyalah bawahan."Sampai kapan kita akan menunggu?""Kita tunggu saja perintah.""Apa kalian sudah bosan bersenang-senang?" "Kita semua tentu saja sudah  menunggu hari itu. Hari yang sudah ditentukan."         Suara itu terdengar sampai luar ruangan. Delice berdiri tegap, berhadapan dengan dua orang yang tidak ia kenal. Dua orang tersebut terlihat sedang berjaga.         Tidak selang lama, terdengar suara pertarungan yang sepi, senyap, tapi menggemparkan. Delice mengangguk dan tersenyum."Aku kalah cepat dari yang muda," gumam Delice.
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

159. Jepang (Lima)

                “Orangtua gila! Cepat turun, sialan!” hardik Renza. “Hahaha... kalau hanya seperti ini, seharusnya kau mampu. Kau pria atau bukan? Dasar bocah lemah!”                 Tuan Dogan duduk di atas sofa yang berada dipunggung Renza. Renza berlatih mati-matian padanya meski Tuan Dogan berpihak pada yang namanya uang. Artinya, ia hanya bergerak jika uang yang ia dapatkan jauh lebih besar.                 Renza menjadikannya guru karena kelebihan yang bisa Renza lihat. Renza tidak pernah meminta informasi karena ia tahu kalau hal itu tidak akan mungkin ia dapatkan. Renza tidak dekat dengan Tuan Dogam karena ia hanya mengambil ilmu yang berguna darinya. “Sudah berapa kali kau berlatih tapi liar yang ada dalam dirimu sama sekali tidak ada,” kat
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

160. Jepang (Enam)

                 Dua pria paruh baya, sama-sama menikmati pembicaraan diantara mereka berdua. Mereka bicara santai sembari menikmati hidangan yang menemani mereka. Sajian makanan lezat memenuhi meja bundar yang menjadi penyekat diantara mereka.“Bagaimana cara saya harus menghadapi putri Anda, Tuan?”“Kenapa Anda terlihat gelisah? Apa Anda mulai terusik, Tuan Don?” Pria tersebut menjawab pertanyaan dengan pertanyaan yang lain.“Siapa yang bisa mengusik saya?”“Entahlah!” jawab pria paruh baya yang ada di depan Tuan Don.“Anda boleh melakukan apapun kalau pasar gelap bisnis antara kita selesai, tapi Anda tidak boleh menyentuh putri saya.”“Jangan khawatir, Tuan Dexel. Tidak akan ada yang terjadi karena saya sudah menempatkan orang-orang terhebat yang selama ini ikut masuk ke dalam kategori j
last updateLast Updated : 2022-01-05
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status