Semua Bab Money And The Power: Bab 111 - Bab 120
316 Bab
111. Kamar Leon
Zaila sudah berada di kamar Leon. Ia membaringkan Yunara yang tertidur pulas di atas ranjang. Leon tiba-tiba saja melepaskan pakaiannya.“Hei, apa yang kau lakukan?” Zaila langsung melempar Leon menggunakan bantal.“Apa?” pekik Leon sembari menangkap bantal tersebut. “Aku tidak melakukan apa-apa,” lajutnya. "Kenapa kau melepaskan pakaianmu?"           Leon menyeringai. Pikiran usil itu melintas dibenaknya. Ia sama persis dengan Ken. Sayangnya, Zaila tidak bertemu dengan Ken karena perbedaan negara.Bruk!           Leon mendorong Zaila berbaring disamping Yunara. Leon merangkak di atas tubuh Zaila. Ia mendekatkan wajahnya hingga tinggal satu jengkal jarak diantara mereka. "Leon, kau…""Hst!" Leon menyentuh bibir Zaila. Ia meminta Zaila diam dan menikmatinya.'Apa Leon sudah gila? Pria mesum ini harus aku berikan pelajaran,' batin Zaila."Kenapa kau menatapku begitu? Kau ingin memuku
Baca selengkapnya
112. SMA HG?
                  Zaila menginap di mansion bersama Yunara. Karena Yunara masih sangat kecil, Naura meminta Olin untuk membantu Zaila menjaganya. Zaila diminta Leon untuk tidur di dalam kamarnya.                 Leon tidak akan berada di mansion malam ini. Ia harus pergi ke pasar gelap untuk menemukan siapa pemilik dari peluru itu. “Paman, berapa lama aku tidak datang ke sini?” tanya Leon. “Kau hitung saja sendiri,” jawab Loid. “Paman sudah pikun?” tanya Leon. “Heh! Bocah sialan! Beraninya kau mengatakan aku pikun!” gerutu Loid. “Kalau tidak pikun, seharusnya Paman ingat berapa lama aku tidak datang.” “Kau sendiri tidak ingat!” Loid menyumbingkan bibirnya. “Aku lupa. Itu hal wajar. Kalau Paman? Pasti sudah pikun.” ‘Bocah ini kenapa sama persis dengan K
Baca selengkapnya
113. Serangan Rahasia
                  Kiana berdiri ditempat semua kunci mobil atau motor terletak. Ia tidak tahu, mobil mana yang harus ia pakai. Mungkin lebih tepatnya, Kiana bingung dengan kunci mana yang seharusnya ia ambil. ‘Besok aku bakalan jual semua harta Ayah. Bikin aku pusing saja. Padahal satu orang cukup punya satu. Tidak perlu menumpuk,’ batin Kiana sembari mengambil dengan asal kunci mobil itu.                 Kiana keluar dari mansion. Ia tidak memperdulikan berapa banyak para pelayan bertanya tentang kondisinya. Kiana benar-benar menutup telinganya rapat-rapat. “Hanya darah sedikit saja sudah pada khawatir,” gumam Kiana.                 Kiana akhirnya menemukan mobil yang akan ia pakai setelah berkali-kali menekan tombol
Baca selengkapnya
114. Pasar Gelap
                Di dalam satu ruangan khusus yang memiliki tujuh kursi dalam satu meja, ada sebuah perkumpulan. Satu kursi yang selalu kosong menjadi misteri bagi mereka yang selalu hadir selama ini.                 Mereka adalah pemimpin dari anak perusahaan HG Group. Semua pemimpin berkumpul bersama Tuan muda yang tidak mereka ketahui siapa dia sebenarnya. Namun, status yang Tuan muda miliki di atas kepala mereka. Ia sebagai pemegang mutlak dalam bisnis tersebut. “Aku berharap, tidak ada pasar gelap dalam bisnisku!” ujar Tuan muda. “Bagaimana mungkin bisa ada? Tentu saja semua berjalan dengan prosedur yang Anda inginkan, Tuan!” ucap Lukas. “Kalaupun Ada, asal tidak membuat reputasi Anda buruk, bukankah tidak masalah?” sahut Jordan. “Kau memang selalu bisa membuat orang terkejut, Jordan,” ujar T
Baca selengkapnya
115. Tempat Hukuman
Kiana kembali ke mansion. Semua pelayan yang melihatnya langsung terpekik. "Nona! Luka Nona!""Tolong, panggilkan semua penjaga yang bertugas malam ini. Katakan kalau aku menunggu mereka di tempat latihan," ujar Kiana tanpa tersenyum sedikitpun kepada pelayan yang mengkhawatirkannya.          Kiana menunggu mereka semua ditempat pelatihan. Ia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Mansion yang ia tinggali, seharusnya tidak mudah dimasuki oleh penyusup. Selain alarm bahaya ditempat tertentu, ada penjaga yang selalu ada disetiap sudut.            Jika keluar, mungkin akan lebih mudah dibandingkan masuk. Kiana akan lebih menegaskan lagi kepada mereka yang digaji tinggi."Apa semuanya sudah berkumpul?" tanya Kiana."Kami semua sudah berkumpul tanpa terkecuali, Nona!""Lambat!" ucap Kiana. "Kherry, apa kau tahu kenapa aku memanggilmu dan semua anggotamu?" tanya Kiana."T
Baca selengkapnya
116. Cinta?
Kiana memiliki kesehatan yang buruk. Banyak jadwal yang tidak bisa ia tunda, apalagi ia serahkan ke orang lain. Selain sekolah dan mengurus organisasi, Kiana masih memiliki urusan dengan perusahaan.           Kiana merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Napasnya terasa sesak dan panas. Wajahnya memerah karena ia demam. "Ibu…" gumam Kiana.          Kiana tampak sehat. Namun, setelah ia masuk ke dalam kamarnya, tubuhnya langsung tidak dapat digerakkan. Krek…          Samar-samar, ada seseorang yang membuka pintu kamar Kiana. Mata Kiana enggan untuk terbuka. "Ya… Nyaman…" Entah tangan siapa yang menyentuh kening Kiana. Terasa nyaman dan mengurangi sakitnya."Kiana, istirahatlah!"           Suara siapa itu? Pikir Kiana. Sayangnya, Kiana sudah lebih dulu masuk ke dalam mimpi."Zeki!" 
Baca selengkapnya
113. Dukungan Kuat
           Pagi mulai menyapa. Kiana membuka matanya. Ia memegang keningnya yang terdapat kain menempel namun sudah kering.         Kiana tidak terbiasa ada orang lain ketika ia baru saja bangun dari tidurnya. Namun, ia segera menoleh saat merasa ada seseorang disamping."Kak Zeki!" gumam Kiana.            Zeki tertidur sembari melipat kedua tangannya. Ia tidur sambil duduk di atas kursi. Wajahnya terlihat begitu lelah."Kiana, kau sudah bangun?""Iy--iya..." jawab Kiana. "Kak, siapa yang...""Bukan aku!" Zeki kangsung memotong pembicaraan. "Aku meminta Bibi Jean untuk menggantikan bajumu. Semalam kau demam tinggi karena infeksi pada luka. Jadi aku meminta Bibi Jean untuk memeriksamu," jelas Zeki sebelum Kiana memiliki pikiran yang buruk
Baca selengkapnya
118. Undangan Hitam
Prahara mulai berlalu. Hari-hari baru sudah terencana rapi dengan segala persiapan. Namun, lagi-lagi ketenangan itu mulai terusik."Siapa yang dengan lancang memakai nama Meysha untuk mengundang kita?" gertak Rai sembari meremas undangan yang ia sudah terima."Apa kita akan datang?" tanya Zaila cemas.            Otot-otot Rai sampai terlihat. Ia mengepalkan tangannya seolah-olah musuh ada di depan matanya."Tentu saja kita harus datang. Bagaimana mungkin aku membiarkan bajingan itu menggunakan nama Adik kita!" gertak Rai."Kurangi emosimu. Kita tidak tahu siapa yang akan kita hadapi nanti," ujar Zaila."Pasti! Aku akan meratakan mereka semua!"           Siapa yang tidak marah dan rasany ingin membunuh saat itu juga, ketika pelaku pembunuhan Meysha belum ditemukan tapi sudah ada orang lain yang menggunakan namanya?"Benar dugaan kita. Pembunuh Meysha pasti salah satu dari pemimpi
Baca selengkapnya
119. Undangan Terselubung
 Di dalam gedung tua, sekelompok orang sudah berada di sana menanti kedatangan para tamu. Ruangan tersebut sangat terang, kecuali diujung atas tangga yang terdapat satu pria duduk santai dengan dua bodyguard dibelakangnya."Kita lihat saja. Siapa yang akan datang pertama kali," ucap Jordan.Brak!       Tentu saja, orang yang datang pertama kali adalah Rai dan Zaila. Ia datang langsung merusak pinta dalam satu kali tendangannya. Ia membawa undangan tersebut dengan cengkraman tangannya yang menggenggam erat."Siapa bajingan yang berani menggunakan nama Meysha!" teriak Rai."Rai, jaga emosimu!" bisik Zaila.         Seorang pria dengan wajah misteriusnya, menatap Rai sembari menyumbingkan bibirnya. Pria itu duduk santai dengan bibirnya yang mengepulkan asap. "Hanya sebuah nama, apa artinya?" ujarnya."Lukas, hentikan!" pinta Jordan.Grep!      &
Baca selengkapnya
120. Disalahkan
Kondisi Orchia tidak sebaik yang Kiana pikirkan. Orchia kembali kritis dan harus mendapatkan perawatan lebih baik. Kiana cemas setelah ia mendapatkan kabar dari Gracia. Kiana langsung bergegas datang karena suara Gracia terdengar sangat marah ditelinganya.                Orchia berbaring diruangan dengan segala alat yang menempel ditubuhnya. Sadisnya, lengan kirinya patah dan bisa dipastikan ia tidak bisa menggunakan tangan kirinya dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.Drap ... Drap ... Drap ...                Zeki tidak memenuhi undangan hitam yang mengatasnamakan Meysha. Ia juga bergegas setelah mendapatkan kabar yang sama dengan Kiana.Brak!“Akh!” pekik Kiana.                Kiana meminta Osca
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
32
DMCA.com Protection Status