Share

114. Pasar Gelap

Penulis: Sabrina Angelitta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

                Di dalam satu ruangan khusus yang memiliki tujuh kursi dalam satu meja, ada sebuah perkumpulan. Satu kursi yang selalu kosong menjadi misteri bagi mereka yang selalu hadir selama ini.

                Mereka adalah pemimpin dari anak perusahaan HG Group. Semua pemimpin berkumpul bersama Tuan muda yang tidak mereka ketahui siapa dia sebenarnya. Namun, status yang Tuan muda miliki di atas kepala mereka. Ia sebagai pemegang mutlak dalam bisnis tersebut.

“Aku berharap, tidak ada pasar gelap dalam bisnisku!” ujar Tuan muda.

“Bagaimana mungkin bisa ada? Tentu saja semua berjalan dengan prosedur yang Anda inginkan, Tuan!” ucap Lukas.

“Kalaupun Ada, asal tidak membuat reputasi Anda buruk, bukankah tidak masalah?” sahut Jordan.

“Kau memang selalu bisa membuat orang terkejut, Jordan,” ujar T

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
S Rohmah
Leon musti berlatih sama tuan beruang ini mah.
goodnovel comment avatar
Mikayla Azahra
Ayo Leon berlatih lebih kuat lagi... Jangan remehkan musuh yg sekarang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Money And The Power   115. Tempat Hukuman

    Kiana kembali ke mansion. Semua pelayan yang melihatnya langsung terpekik."Nona! Luka Nona!""Tolong, panggilkan semua penjaga yang bertugas malam ini. Katakan kalau aku menunggu mereka di tempat latihan," ujar Kiana tanpa tersenyum sedikitpun kepada pelayan yang mengkhawatirkannya. Kiana menunggu mereka semua ditempat pelatihan. Ia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Mansion yang ia tinggali, seharusnya tidak mudah dimasuki oleh penyusup. Selain alarm bahaya ditempat tertentu, ada penjaga yang selalu ada disetiap sudut. Jika keluar, mungkin akan lebih mudah dibandingkan masuk. Kiana akan lebih menegaskan lagi kepada mereka yang digaji tinggi."Apa semuanya sudah berkumpul?" tanya Kiana."Kami semua sudah berkumpul tanpa terkecuali, Nona!""Lambat!" ucap Kiana. "Kherry, apa kau tahu kenapa aku memanggilmu dan semua anggotamu?" tanya Kiana."T

  • Money And The Power   116. Cinta?

    Kiana memiliki kesehatan yang buruk. Banyak jadwal yang tidak bisa ia tunda, apalagi ia serahkan ke orang lain. Selain sekolah dan mengurus organisasi, Kiana masih memiliki urusan dengan perusahaan. Kiana merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Napasnya terasa sesak dan panas. Wajahnya memerah karena ia demam."Ibu…" gumam Kiana. Kiana tampak sehat. Namun, setelah ia masuk ke dalam kamarnya, tubuhnya langsung tidak dapat digerakkan.Krek… Samar-samar, ada seseorang yang membuka pintu kamar Kiana. Mata Kiana enggan untuk terbuka."Ya… Nyaman…" Entah tangan siapa yang menyentuh kening Kiana. Terasa nyaman dan mengurangi sakitnya."Kiana, istirahatlah!" Suara siapa itu? Pikir Kiana. Sayangnya, Kiana sudah lebih dulu masuk ke dalam mimpi."Zeki!" 

  • Money And The Power   113. Dukungan Kuat

    Pagi mulai menyapa. Kiana membuka matanya. Ia memegang keningnya yang terdapat kain menempel namun sudah kering. Kiana tidak terbiasa ada orang lain ketika ia baru saja bangun dari tidurnya. Namun, ia segera menoleh saat merasa ada seseorang disamping."Kak Zeki!" gumam Kiana. Zeki tertidur sembari melipat kedua tangannya. Ia tidur sambil duduk di atas kursi. Wajahnya terlihat begitu lelah."Kiana, kau sudah bangun?""Iy--iya..." jawab Kiana. "Kak, siapa yang...""Bukan aku!" Zeki kangsung memotong pembicaraan. "Aku meminta Bibi Jean untuk menggantikan bajumu. Semalam kau demam tinggi karena infeksi pada luka. Jadi aku meminta Bibi Jean untuk memeriksamu," jelas Zeki sebelum Kiana memiliki pikiran yang buruk

  • Money And The Power   118. Undangan Hitam

    Prahara mulai berlalu. Hari-hari baru sudah terencana rapi dengan segala persiapan. Namun, lagi-lagi ketenangan itu mulai terusik."Siapa yang dengan lancang memakai nama Meysha untuk mengundang kita?" gertak Rai sembari meremas undangan yang ia sudah terima."Apa kita akan datang?" tanya Zaila cemas. Otot-otot Rai sampai terlihat. Ia mengepalkan tangannya seolah-olah musuh ada di depan matanya."Tentu saja kita harus datang. Bagaimana mungkin aku membiarkan bajingan itu menggunakan nama Adik kita!" gertak Rai."Kurangi emosimu. Kita tidak tahu siapa yang akan kita hadapi nanti," ujar Zaila."Pasti! Aku akan meratakan mereka semua!" Siapa yang tidak marah dan rasany ingin membunuh saat itu juga, ketika pelaku pembunuhan Meysha belum ditemukan tapi sudah ada orang lain yang menggunakan namanya?"Benar dugaan kita. Pembunuh Meysha pasti salah satu dari pemimpi

  • Money And The Power   119. Undangan Terselubung

    Di dalam gedung tua, sekelompok orang sudah berada di sana menanti kedatangan para tamu. Ruangan tersebut sangat terang, kecuali diujung atas tangga yang terdapat satu pria duduk santai dengan dua bodyguard dibelakangnya."Kita lihat saja. Siapa yang akan datang pertama kali," ucap Jordan.Brak! Tentu saja, orang yang datang pertama kali adalah Rai dan Zaila. Ia datang langsung merusak pinta dalam satu kali tendangannya. Ia membawa undangan tersebut dengan cengkraman tangannya yang menggenggam erat."Siapa bajingan yang berani menggunakan nama Meysha!" teriak Rai."Rai, jaga emosimu!" bisik Zaila. Seorang pria dengan wajah misteriusnya, menatap Rai sembari menyumbingkan bibirnya. Pria itu duduk santai dengan bibirnya yang mengepulkan asap."Hanya sebuah nama, apa artinya?" ujarnya."Lukas, hentikan!" pinta Jordan.Grep! &

  • Money And The Power   120. Disalahkan

    Kondisi Orchia tidak sebaik yang Kiana pikirkan. Orchia kembali kritis dan harus mendapatkan perawatan lebih baik. Kiana cemas setelah ia mendapatkan kabar dari Gracia. Kiana langsung bergegas datang karena suara Gracia terdengar sangat marah ditelinganya. Orchia berbaring diruangan dengan segala alat yang menempel ditubuhnya. Sadisnya, lengan kirinya patah dan bisa dipastikan ia tidak bisa menggunakan tangan kirinya dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.Drap ... Drap ... Drap ... Zeki tidak memenuhi undangan hitam yang mengatasnamakan Meysha. Ia juga bergegas setelah mendapatkan kabar yang sama dengan Kiana.Brak!“Akh!” pekik Kiana. Kiana meminta Osca

  • Money And The Power   121. Penawaran Sinting (Satu)

    Penawaran gila yang baru saja Jordan lontarkan. Di mana orang yang ingin menghancurkan HG Group, diminta untuk berada dipihaknya. Bukan hanya gila, tapi hal itu terdengar lucu dan tidak masuk akal."Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku tidak akan sudi bergabung dengan iblis seperti kalian!" ujar Rai. "Aku hanya perlu membuatmu turun dari tempatmu itu!" imbuhnya dengan suara yang terdengar lantang."Baiklah! Anda jelas menolak, Tuan muda Rai. Lalu, bagaimana dengan perwakilan keluarga Muchen, Kaleid, ah! Ternyata Keluarga Kinoy yang tidak datang?" ujar Jordan."Bukankah pertanyaanmu itu sangat gila? Kau bahkan sudah mendapatkan jawabannya sebelum keluar dari mulutku sendiri!" kata Arta."Siapa yang sudi bekerjasama dengan kalian? Bajingan!" balas Leon."Selain otak kalian yang kotor, mulut kalian juga bermasalah rupanya!" ujar Eren. Mereka semua kompak membalikkan tubuhnya untuk segera pergi. Berdebat, menolak pena

  • Money And The Power   122. Penawaran Sinting (Dua)

    Leon tidak mengenal siapa pria yang saat ini ada dihadapannya. Ia tidak bisa menebak apa yang pria tersebut pikirkan. Rencana tersembunyi bisa Leon rasakan, namun rencana itu tidak dapat Leon uraian.“Bagaimana dengan hadiah yang aku berikan?” ujar Lukas.Leon menaikan sebelah alisnya. “Hadiah?” tanya Leon.Situasi mencengkam. Apalagi Renza dan Nick sudah bertarung tanpa ada jeda untuk istirahat. Mereka berdua seperti sedang berada di dalam ring.Leon percaya kalau Renza bisa mengatasinya. Leon hanya perlu fokus pada Lukas yang memberikannya kesan misterius. Apalagi hadiah yang Lukas katakan. Leon tidak mengenalnya, apalagi menerima hadiah, kecuali hadiah yang diberikan oleh orang yang ada di pasar gelap.“Kau orang itu? Kau yang menyebarkan peluru sebagai sapaan?” pekik Leon.“Aku?” Tunjuk Lukas pada diri sendiri. Ia tersenyum sinis. “Apa kau pikir, aku orang yang memiliki banyak w

Bab terbaru

  • Money And The Power   316. End

    Generasi pertama naik ke atas panggung. Mereka jalan gontai tanpa membawa kesadaran seolah-olah mata mereka terpaksa terbuka dan seluruh tubuh mereka dipaksa untuk bergerak.Mereka mendekati Kiana dengan senjata yang mereka genggam. Tubuh mereka tercabik-cabik, hancur dan darah segar masih mengucur dari luka yang mereka dapatkan.'Bajingan itu menyiksa mereka sampai seperti ini?' batin Kiana.Kiana memenangkan pertandingan pertama. Para VVIP lemah lunglai tergeletak penuh luka di atas panggung.Kiana menggigit bibirnya sendiri. Ia merasa terlambat dan sangat berdosa. Seharusnya, dalam permainan gila tersebut tidak seharusnya melibatkan banyak orang. Jika HG Group menginginkannya, Kiana tidak akan menolaknya.Melihat generasi pertama yang kokoh dan kuat menjadi ternoda, hati Kiana sangat terluka. Tubuhnya yang sudah lelah, juga luka lama yang terbuka kembali, membuatnya semakin memanas.Pertarungan tersebut membuatnya gila dan semakin bergairah. Kiana yang menghadapi VVIP tidak serius,

  • Money And The Power   315. Kebenaran 2

    Kiana mengerutkan keningnya. Bau amis darah segar dari celine membuatnya sedikit mual. Kiana memperhatikan tangan Celine yang membekas darah kering."Mora, acara sebentar lagi di mulai. Seharusnya kau sudah bersiap. Kenapa kau belum mengenakan seragammu?" tanya Celine sembari menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang berada di dalam ruang ganti khusus untuk Kiana."Saya hanya sedikit bingung," jawab Kiana."Apa yang kau bingung kan?" tanya Celine. Ia membersihkan pisau lipat tersebut. "Apa kau ingin membuatku marah?" lanjutnya sembari memberikan tatapan tajam yang tak terkontrol."Maafkan saya, Nona Celine."Di depan mata Kiana, ada beberapa kalung berlian, anting, gelang dan jumlahnya cukup banyak. Perhiasan untuk pria dan wanita yang jika di pakai akan menutupi tubuh Kiana.'Apa yang harus aku lakukan dengan ini?' batin Kiana."Kau kenakan berlian itu tanpa terkecuali. Tidak ada yang boleh tertinggal," ujar Celine. "Aku tidak menyewa model untuk memperagakannya karena acara malam ini

  • Money And The Power   314. Kebenaran

    Sam tidak mungkin menentang elitisan Gracia. Ia tidak mungkin membiarkan Gracia melewati pedihnya jalan hidup yang akan membakar telapak kakinya setiap ia melangkah maju."Lakukan apa yang kau inginkan. Aku akan berada di belakangmu sebagai pendukung," ucap Sam.Gracia beranjak dari tempatnya. Ia menghampiri Tuan Don yang terkekang oleh rantai yang melilit pada tangan dan kakinya. Mereka bertiga berada di ruangan yang sama sehingga mudah untuk mencari celah kabur."Hei, Pak tua!" teriak Gracia. "Kalau kau membohongiku, aku pastikan kepalamu langsung terlepas dari lehermu!" ancam Gracia."Hahaha ..." Tuan Don terkekeh geli. Ia menertawakan dirinya yang sudah dibodohi oleh Naura, juga dua orang yang menjaga kepercayaan tapi menjadi tertuduh. Bukankah itu konyol? Pikir Tuan Don."Aku akan menempatkan kalian berdua di posisi tertinggi perusahaanku. Kalian bisa melakukan apa saja untuk dendam atau membuktikan kualitas kalian," ucap Tuan Don."Kali ini, aku percaya padamu. Kalau kau membuatk

  • Money And The Power   313. Pengkhianat

    Rael keluar dari perusahaan miliknya. Ia mendapatkan sebuah kesan pribadi tanpa nama. Sejenak, kisah-kisah kelam kembali terlihat Dan terkenang dalam benaknya."Apa yang akan akan Anda lakukan, Tuan?" tanya Tuan Aaron. Meski ia menilai semuanya rumit, tapi Tuan Aaron sama sekali tidak memiliki pikiran untuk pindah kepercayaan atau Tuan."Alu harus menyelesaikan tugasku dengan baik sampai akhir," jawab Rael."Anda akan bergabung lagi dengan tujuh jenius yang Anda besarkan?" tanya Tuan Vidor. "Bukankah mereka sudah sudah mengkhianati Anda? Bagaimana mungkin Anda masih masih percaya pada mereka?" imbuhnya."Aku tidak berpikir kalau mereka berkhianat. Mereka hanya melakukan apapun yang membuat hati mereka senang. Lagi pula, berTuankan aku yang cacat seperti ini, tidak akan mendapatkan keunggulan dan juga nama baik." Santai, tapi terdengar ada kekecewaan di dalam kalimat Rael. Di tambah lagi dengan dengan ekspresi wajah Rael yang tersakiti."Saya mengerti. Saya akan mengikuti Anda sampai a

  • Money And The Power   312. Psychopath

    Ugh ... Ugh ... Ugh ...Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ...Generasi pertama yang dijebak oleh Jordan karena menolak, mereka dijadikan tawanan yang akan memeriahkan puncak acara yang akan menghina harga diri mereka.Mereka semua terbatuk-batuk. Tubuhnya lebam-lebam bahkan ada punggung mereka hampir dibuat meleleh karena disulut oleh besi panas.Argh! Argh! Argh!Teriakan kesakitan itu menjadi nilai plus bagi Jordan. Ia puas karena mereka yang tidak menurut pada akhirnya bisa menjadi mainannya yang berharga."Bajingan kau, Jordan!" teriak Gerald yang tertangkap.Jordan hanya melepaskan Serchan meski Serchan menolak. Ia tidak ingin mengambil resiko karena yang Jordan tawarkan adalah kerjasama dengan bangsawan Inggris, bukan pengamdian dari Serchan. Dua hal tersebut sudah berbeda. Jika Jordan menangkap bangsawan Serchan, tentu saja ia akan dimusuhi oleh Inggris dan itu adalah sesuatu yang bisa dikatakan sebagai mimpi buruk."Bedebah sialan! Meski kau menjadikan kami meleleh bersama api, kami tida

  • Money And The Power   311. Penyelamatan Nyonya Dum

    Naura mendapatkan pesan singkat dari Delice. Ia harus memecahkan kode supaya bisa membaca pesan dari Delice.Naura menyipitkan matanya. "Dum? Siapa?" gumam Naura.Naura mendengarkan pesan suara yang terkirim melalui pesan pribadi yang akan otomatis terhapus beberapa detik setelah selesai di dengarkan.Naura tidak bisa melakukannya sendiri. Demi Rael, Delice menelusuri seluk beluk keberadaan Tuan Don. Untuk meruntuhkan sebuah menara, Delice harus menghancurkan pondasinya.Naura mendengarkan dengan saksama. Semua hal yang Delice sampaikan. Delice tidak akan membuat pesan pribadi hapus otomatis jika apa yang ia sampaikan tidaklah penting."Sayang, aku akan menjelaskan intinya secara singkat. Aku harap kau bisa mengerti. Aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskannya secara langsung padamu. Yakinlah! Kalau kau melakukan sesuai yang aku rencanakan, kau akan berhasil hingga akhir tanpa terluka."Delice menjelaskan dengan rinci apa yang terjadi. Bagaimana awal mulanya sampai ia bertekad selam

  • Money And The Power   310. Kekuasaan Jordan

    Gedung tua yang ada di Rusia menjadi tempat pilihan yang cukup akurat untuk menjalankan semua rencana Jordan. Satu per satu tamu yang ia undang sudah mulai berdatangan.Tamu-tamu tersebut menatap heran ke arah gedung yang setengah rusak karena akibat kebakaran hebat beberapa bulan yang lalu.Mereka terdiri dari generasi awal yang membentuk organisasi damai. Jordan mengusik kedamaian yang sudah mereka perjuangkan."Mereka sudah datang tanpa terkecuali. Hah! Tingkat keyakinan yang aku miliki mencapai batasannya," ujar Jordan.Rion menjadi pengikut Jordan, begitu juga dengan Brandon. Mereka memiliki perhitungannya sendiri karena tali kekang HG Group sepenuhnya berada di tangan Jordan."Aku tidak tahu siapa yang menolak dan siapa yang menerima," ucap Jordan."Ah!" pekik Brandon tiba-tiba.Jordan mengundang mereka hanya mengandalkan persiapan insting dadakan. Tidak ada rencana bahkan persentase yang dibayangkan saja tidak ada. Bukankah Jordan terlalu berani untuk mempertaruhkan nyawanya se

  • Money And The Power   309. Pilihan

    Brak!"Kiana!" teriak Leon.Kiana melirik tajam. Ia sangat menunjukkan rasa tidak sukanya pada Leon yang masuk ke dalam kamar pribadinya saat Kiana baru saja merebahkan tubuhnya."Apa kau tidak memiliki sopan santun?" Kiana membalas bentakan Leon dengan kalimat pertanyaan yang tidak kalah sadis."Aku dengar kalau membunuh Zaila dan Rai, bahkan kau memberikan kelingking Rai sebagai bukti. Kiana, apa kau sudah gila?" bentak Rai.Kiana menyibakkan selimut yang baru saja menutupi tubuhnya. Kiana ingin istirahat sejenak untuk memulihkan diri dari beberapa darah yang keluar dari luka barunya."Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau kesulitan berdiri?" tanya Leon. Ia langsung mendekati Kiana untuk mengecek kondisinya.Kiana menepis tangan Leon. "Singkirkan tanganmu itu!" ujar Kiana."Aku memang tidak bisa memaksamu untuk bercerita, tapi aku yakin kalau kau bertarung hebat dengan Rai sebelum berhasil membunuh Zaila dan Rai. Kenapa kau membunuhnya?" tanya Leon lirih.Leon duduk di atas ranjang Ki

  • Money And The Power   308. Perasaan Yang Sama

    Tubuh Delice seperti menggigil kedinginan. Aura yang terpancar dari orang bertopi yang menyerangnya seperti tidak asing. Orang tersebut bahkan hanya diam dan tidak menyerang Delice lagi setelah Celine meninggalkannya."Kenapa tidak menyerang lagi? Kenapa hanya mematung, hah?" tantang Delice."Kenapa aku harus menyerang saat aku tidak ingin?" balas Kiana.Suara Kiana memang tidak asing bagi Delice. Sejenak, ingatan Kiana mulai merasukinya. Namun, Kiana menahan rasa sakit yang saat ini menyerangnya.Sret!Delice membuka paksa topi yang menutupi wajah Kiana. Rambut Kiana yang tertutup oleh topi juga menjadi tergerai karena penyangga hilang.Delice seperti diberikan kejutan yang tidak bisa ia bayangkan. Kiana, putri tercinta yang sedang ia cari ternyata berada di depan matanya."Kiana!" pekik Delice.Delice tidak ingat kalau beberapa menit yang lalu Kiana melukainya dengan luka yang cukup dalam. Meski luka tersebut bukan apa-apa bagi Delice, tapi tentu saja lukanya terasa berbeda karena p

DMCA.com Protection Status