Home / Thriller / Misi Misteri Sang Indigo / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Misi Misteri Sang Indigo: Chapter 51 - Chapter 60

78 Chapters

Bagian 51. Lo Harus Kuat

 Diva melirik jam yang tertera di layar gawainya.Di sana memberitahunya, bahwa saat ini adalah jam 04.16 subuh.Belum terlalu banyak orang yang keluar, hanya ada beberapa pintu yang terbuka memperlihatkan lampu rumah mereka yang masih menyala.Dan juga terlihat beberapa orang dari rumah itu akan bersiap melaksanakan sholat subuh berjamaah Di Masjid.Langkah berat kaki Diva membuatnya teringat seseorang.Tangan Diva yang dingin, ia hangatkan dengan memeluk tubuhnya sendiri.Pria yang selalu ada di sampingnya, selalu membuat dia nyaman dan selalu membuat hatinya menggebu-gebu jika sedang mengingatnya.Kini tidak ada.Dia berjalan sendiri, menyusuri suasana subuh yang dingin.Diva tidak tahu, keadaan Raizel saat ini. Ia hanya berharap, bahwa Tuhan yang maha esa memberikan pertolangan padanya.Menolong dia dari segala kesulitannya, Diva berharap. Raizel bisa kembali menyusulnya pulang ke rumah Gunawan, ayah Eg
Read more

Bagian 52. Kenapa Harus Dia

 Haikal pulang dalam kedaan marah, sirik dan kesal.Pasalnya Winda sangat mengkhawatirkan Raizel."Cih! Apa istimewanya dia ... sampe ada yang khawatir, takut dia kenapa-napa, cuma modal tampang doang aja banyak yang suka," gerutunya di dalam kamar, merasa iri.Sebenarnya, Haikal sangat menyukai Winda. Ia sudah pernah mengutarakan perasaanya, beberapa tahun lalu. Namun, ditolak oleh Winda dengan alasan, dia tidak suka cowok jahat.Alasan Winda membuat Haikal tertawa geli.Menurut Haikal. Orang jahat di dunia ini banyak, berjenis-jenis, hanya saja mereka pintar menyembunyikannya dengan kemampuan mimikri seperti Bunglon.Berbeda dengan dirinya, dia tidak suka menyembunyikan apa yang disukai atau yang tidak disukainya.Karena itu, dia menjadi blak-blakan dalam melakukan apapun.Haikal merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, karena merasa lelah, dia pun akhirnya tertidur.Pada pagi harinya,
Read more

Bagian 53. Dia Yang Ingin Disingkirkan

 Tibalah di hutan.Haikal dan teman-temannya benar- benar kembali ke tempat itu untuk mencari Raizel, tapi bedanya mereka langsung ke rawa tempat Raizel jatuh."Tadi Malam ... dia jatuh di sini, kan?" tanya Haikal pada teman -temannya, meluruskan pandangan matanya pada rawa yang lebar."Iya ... aku juga yakin, dia jatuh ke dalam rawa ini" sahut salah satu teman Haikal.Kini mereka sudah berada di lokasi, yang di mana itu benar-benar rawa tempat Raizel jatuh dari atas jurang."Harusnya, ngambang," gumam Haikal, yang terdengar oleh teman-temannya.Haikal berfikir, jika Raizel masih ada di dalam kolam pasti dia sudah mati tenggelam. Dan tubuhnya pasti sudah mengambang, tapi saat ini mereka tidak melihat ada tubuh manusia yang mengambang di dalam Rawa.Tiba-tiba, salah satu dari mereka menemukan gelang Andri yang tadi malam jatuh tanpa sepengetahuannya."Kal ... ini bukannya gelang punya Andri?" kata salah satu teman Hai
Read more

Bagian 54. Raizel Selamat

 Dalam kesendirian, Diva kembali menangis. Hatinya ingin beristirahat dari akting yang menyakitkan.Tanpa sadar, Diva berjalan ke arah kasur dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas bantal.Tangannya secara otomatis diluar kendalinya, menekan tombol on of lalu mencari kontak bernama 'Railove'.Setelah itu, ia menekan tombol panggil. Dengan air mata yang berlinang, memberikan guratan bekas air mata mengalir di pipinya.Ia spontan, menempelkan benda pipih itu di samping telinganya.'Maaf nomor yang anda tuju tidak bisa dihubungi, cobalah beberapa saat lagi.'Jawaban dari operator, membuatnya tersadar akan kelakuan bodohnya.Ponsel Raizel jelas sudah mati, terendam di dalam air bersama Raizel.Mana mungkin, panggilan telpon bisa nyambung ke dalam Handphonenya."Huhuhu ... Hikss ... gue kangen sama lo Rai" kata Diva pelan.Ia takut, tangisanya akan terdengar oleh teman-temannya di luar kamar."
Read more

Bagian 55. Sadarnya Raizel

 Pada pagi hari, sekitar jam sembilan.Di atas brankar, Raizel masih terus saja menutup matanya.Sudah satu hari dia dirawat, tapi belum saja sadar.Padahal beberapa jam yang lalu, Dokter Bram mengatakan sebentar lagi dia bisa sadar. Namun, hingga kini, matanya belum juga terbuka.Ketika Andri meratapi Raizel yang terbaring, tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut berbunyi tanda ada seseorang memasuki ruangan."Haikal ...?" gumam Andri pelan.Haikal datang sendirian, ia masuk ke dalam ruangan rawat Raizel yang di mana di situ hanya ada Andri yang sedang menjaganya.Ya, Haikal datang, setelah Andri mengirimi alamat ruangan Raizel padanya.Dengan terpaksa."Hemb ... jadi gimana keadaanya?" tanya Haikal pada Andri, yang kini sudah berdiri di sampingnya memandangi wajah Raizel."Dia ... dia amnesia" jawab Andri, tanpa menoleh ke arah Haikal.Matanya memandang lurus pada  Raizel, yang masih terbaring.
Read more

Bagian 56. Romie?

 Hendrik membawa Raizel pulang ke rumahnya, beberapa jam yang lalu ia memohon-mohon pada Dokter Bram agar mengizinkan Raizel dibawa pulang.Awalnya Dr. Bram menolak, dan tidak mengizinkan demi keselamatan pasien, tetapi karena Hendrik yang bersikekeh dengan mengatakan dirinya dari keluarga tak mampu, dan tidak bisa membayar tagihan rumah sakit yang lebih dari satu hari.Maka Dr. Bram terpaksa mengiyakan.Sebenarnya Dr. Bram tau jika Hendrik berbohong. Untuk berjaga-jaga Hendrik menandatangani kertas Materai, yang jika terjadi apa-apa pada pasien yang keluar rumah sakit, sebelum jadwal yang ditentukan. Maka, pihak RS tidak akan bertanggung jawab.Setelah beberapa problem dengan Dokter dan pihak RS, akhirnya Hendrik berhasil membawa pulang Raizel.Alasan sebenarnya Hendrik ingin cepat-cepat membawa Raizel pulang ke rumahnya adalah, karena ia takut jika teman-teman dari Raizel nekat mencari tahu dan menjenguk Rai
Read more

Bagian 57. Raizel/Romie?

 Matahari yang tadinya berada di atas kepala.Tidak terasa, sudah akan beristirahat dari tugasnya menerangi dunia pada waktu siang.Cahayanya mulai redup, kala jam menunjukan pukul setengah lima sore.Kini Andri sudah berada di sebrang jalan, depan rumah Saleh.Ia memandang lurus, pada seorang bapak-bapak dan istrinya, yang sedang merapikan jualan mereka untuk besok. Niat di dalam hati Andri sudah bulat, ia tidak akan membiarkan Haikal memanfaatkan atau menipu Raizel yang Amnesia.Setelah dia mendengar percekcokan antara Haikal dan Hendrik di RS, Andri merasa tidak terima.Jika harus membiarkan, mereka mencuci otak seseorang yang sedang Amnesia.Maksud Andri, kenangan dan pengalaman pasti sudah banyak dialami dan dilewati oleh Raizel.Entah itu bersama, keluarga, teman atau pacarnya.Jika ia menjadi Raizel, tentu dirinya tidak bisa membiarkan orang lain menghapus ingatannya begitu saja.Guru terb
Read more

Bagian 58. Rencana Kasar

 "Kamu jangan mikirin mereka, mereka itu bukan siapa-siapa " ucap Daweh, Mereka—teman-teman Raizel.Seakan tahu, apa yang sedang dipikirkan oleh Raizel."Iya ... lagian, kita itu baru pindah ke sini jadi banyak yang pengen kenal" imbuh Hendrik, bohong.Mereka tidak bisa, membiarkan ingatan Raizel kembali.Sedangkan Raizel sendiri, diam tidak menjawab. Matanya hanya fokus memandangi gelas kopi susu yang dibuatkan oleh Hasna di atas meja.Raizel, Daweh dan Hendrik tengah  duduk bersama di salah satu ruangan, sambil meminum kopi.'Kenapa gue bisa jatuh,ya?' batin Raizel.Dia sudah tau. Jika baju, yang ada di dalam kresek dan masih tersimpan di atas kasur itu memang pakaianya.Ia juga tahu, pria yang dilihat Raizel itu adalah dirinya sendiri.Tiba-tiba, Mata Raizel tertuju pada sesuatu di belakang Daweh.'Kenapa dari tadi, anak cewek itu kaya ngikutin gue terus.' Merasa, sudah da
Read more

Bagian 59. Penculikan Teman

 Setelah beberapa saat, Egy dan teman-teman sudah selesai bersiap. Kini mereka berjalan bersama menuju garasi."Eh tunggu!" cegat Vano tiba-tiba, menghentikan langkah diikuti yang lain."Kenapa?" tanya Egy heran."Gue baru inget.Obat bius itu nggak sembarangan dijual, gue yakin ... kita nggak akan nemuin obat bius di Apotik, atau di Klinik" jelas Vano, mulai menyadari kalau memang obat bius yang dibutuhkan mereka, tidak diperjual bebas."Paling enggak di rumah sakit, itu juga kita pasti nanti dicurigai.""Hadeuh ... gue lupa" ucap Egy, menghela nafas lalu memijat keningnya. Dia baru sadar, setelah Vano mengatakan itu.Untung saja mereka belum berangkat."Jadi ... gimana dong?" tanya Caca bingung.Tampak semua juga diam, termasuk Egy. Ia memegangi janggutnya dan satu tangannya lagi, ia lipat di depan perut.Memikirkan, bagaimana cara selanjutnya."Udah ... kita
Read more

Bagian 60. Kemana Raizel?

 Merasa sudah ada satu jam Raizel diajak keluar oleh Kakaknya, ditambah listrik rumah padam secara tiba - tiba. Membuat Hasna sedikit penasaran, apa yang sedang dilakukan oleh mereka.Hasna keluar dari rumahnya, yang masih dalam kondisi gelap untuk mencari Raizel.Grek ...! Bunyi, knop pintu yang dibuka oleh Hasna.Ia keluar menggunakan senter yang ada di ponselnya.Begitu terkejutnya dia, beberapa saat dia melebarkan matanya mematung tanpa bisa berkata apa- apa."Aaaaaaaaaa!!" teriak Hasna. Daweh yang sedang diam di dalam kamar, begitu mendengar teriakan dari Hasna ia langsung lari ke arah sumber suara."Hasna ada apa!?" tanya Daweh panik."Paman! Itu-itu ... Ayah sama Kakak!" Adunya, menjerit sembari menjuk ke arah yang dilihatnya.Daweh pun menoleh ke arah yang di tunjuk Hasna."Hendrik! Haikal!" Ia juga menjadi terkejut, setelah melihat adik dan keponakannya terkapar tak sadarkan diri, di
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status