Juju tak tahu harus apa, ia beranjak, melangkah cepat ke rumah Babe. “Di mana Bang Hanif, Be?” “Tadi kembali ke pondok, dipanggil lagi buat ngisi acara anak santri ba’da Magrib.” “Hei, ke mana lagi, lu?” Juju seperti orang bingung, mendengar pertanyaan Babe langkahnya terhenti di pintu. “Sebentar, Be,” jawabnya singkat, lalu terburu keluar. Juju kembali ke belakang, ia berharap apa yang terlihat tadi sudah lenyap. Begitu matanya tertuju ke arah yang sama, sosok itu masih tetap ada di sana, sekali terlihat lenyap kemudian bisa tampak lagi. Bulu kuduk Juju meremang. Ia kembali duduk di selasar Nilam, suara gadis itu masih terdengar seakan tak pernah lelah walau sudah sedikit serak. Setelah mengatur napas dalam istighfar berkali-kali, ia membuka applikasi My Quran di
Terakhir Diperbarui : 2021-09-04 Baca selengkapnya