Nino ada di pangkuannya, selama beberapa menit aku duduk bersamanya di sini sudah berpuluh kali dia cium anak itu penuh sayang. Hatiku terasa selalu tercubit keras. “Sudah siap, Mbak April?” Suara Rosyid mengagetkanku. Lekas berdiri, kuraih nampan gorengan juga jajanan pasar lainnya di dalam keranjang, semua tadi sudah siap di meja. Jajanan ini titipan tetangga, juga gorengan buatanku, diajari Ibu. Sudah lima hari aku bantu menggantikan Ibu jualan jajanan di pasar tradisional, berangkat sekitar setengah enam, saat hari baru terang. Aku terpaksa mencari uang begini, awalnya ditawari Ibu ternyata hasilnya lumayan, bisa ditabung untuk biaya pulang. Ibu sama Bapak berangkatnya dini hari, Bapak jualan buah di pasar yang sama, hanya beda lokasi. Selepas Rosyid mengantarku, dia akan antar Ibu pulang baru berangkat ke kampus, katanya pa
Read more