All Chapters of Pria Tampan terdahsyat yang legendaris.: Chapter 91 - Chapter 100

149 Chapters

BAB 91

"Belum" Jawab Pangeran Subwen bingung."Pangeran saya mau pinjam rantai itu ," perintah Raja Negara Cin."Ya, Tuan Raja." Jawab Pangeran Subwen."Tadi kamu ada berkata, katamu ke negara Cin pertama kali untuk apa? dan kamu juga ada berkata ibumu pernah bilang rantai ini akan mencari orang yang cocok? Tahukah kamu setelah dia menemukan orang yang cocok itu, dia akan bersatu dengan orang itu." Tanya Raja sambil menjelaskan."Saya pergi ke negara Cin karena mau berziarah ke makam ibu dekat dengan rumah yang dihuni anak itu, Makamnya tidak seperti biasa, makam itu ada di goa, begitu saya bertemu ibu yang tidak di dalam peti mati tapi di batu giok didalam goa .Ayah menyuruh saya menyentuhkan rantai itu dan berkata:" ibu saya sudah datang untuk menggantikan ibu untuk menjaga rantai ini sampai bertemu dengan pemilik rantai ini. setelah itu jasad ibu menghilang menjadi sinar putih dan memasuki badan saya melalui kepala." Terang pangeran Subwen."Ap
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

BAB 92

"Wen Pai, sekarang kamu sudah bersatu dengan rantai, jaga dirimu dengan baik, begitu kamu salah, rantai itu yang akan menghukum kamu dahulu." Kata Raja. "pertandingan itu kamu harus menang , karena kamu harus menjadi putra mahkota." Kata Ratu. "karena kamu harus membantu seseorang dan kamu tahu bukan siapa dia? Kata Raja lagi. "Hah, enam tahun itu calon putra mahkota, jadi saya telah melakukan hal yang sangat salah, Tuanku Raja maafkan saya," Tangis pangeran Subwen. "Seperti apakah penderitaan Enam Tahun itu, coba kamu ceritakan kepada kami" Kata Baginda Raja kepada pangeran Subwen. "SAya tidak bisa menceritakan." Jerit pangeran Subwen ketakutan. Wen Pai mengajukan diri menceritakan apa yang dia lihat dan selama di kaca dan apa yang di terbayangkan tentang enam tahun mulai dari sejak lahir dibesarkan di ruangan kaca. Dan bagaimana perilaku pangeran Subwen terhadap Enam Tahun selama sepuluh bulan. "Ketika dua tahun disur
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

BAB. 93

"Maafkan saya, Tuanku Raja , saya tidak tahu, Wen Pai adalah calon putra mahkota." Jerit pangeran Subwen ketakutan. "Saya tidak ingat semuanya." "Maafkan saya putra mahkota," kata pangeran Subwen kepada Wen Pai. "Sudahlah, saya belum menjadi putra mahkota, saya adalah budak jendral Shen." Kata Wen Pai sambil tersenyum ramah. "Hahaha, jika mereka menjadi raja tentu hubungan persahabatan ke dua kerajaan kita makin langgeng." Tertawa Baginda Raja. "Ya, mengapa tidak dikenalkan mereka? Saran Raja. "Pengawal, panggil putra mahkota kemari. Putra mahkota datang memberi homat kepada Baginda Raja dan Raja dan Rat. Negeri Cin lalu ke Jendral Shen. Ketika putra mahkota melihat Wen Pai :" kenapa kamu ada disini?" Giliran Wen Pai memberi hormat kepada putra mahkota.:" Hamba melakukan salah, jadi di hukum disini." "Jadi budak yang mau dihukum adalah kamu." Kata putra mahkota menghampiri Wen Pai lalu menamparnya.
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

BAB. 94

Pada saat itu, datang lah seseorang memasuki ruangan, sambil tersenyum dia berkata:" Baginda raja hormat untuk mu, sudah lama tidak bertemu. Semoga sehat selalu.""Hai, teman lama, memang sudah lama kita tidak bertemu." Jawab Baginda raja dengan bahagia."Adik, kamu." Kata Raja."Siapa yang butuh orang lain untuk mengeluarkan rantai saya." Sambil berkata begitu, penyihir ini mengeluarkan rantai nya. Ini untuk mu juga, di lemparnya rantai itu ke Wen Pai."Adik ternyata, kamu, bisa mengeluarkan rantai itu, kenapa kamu merahasiakannya dan waktu itu tidak mengeluarkannya." Tanya Raja."Siapa yang mau jadi Raja, Kakanda Raja bukankah tahu selama ini saya lebih senang menjadi tabib dan penyihir, apakah kamu kira Kuan Sung menjaga Putra Mahkota itu kemauannya sendiri." Jawab Penyihir lagi Wen Pai melihat rantai yang dilempar, menerima nya dengan hormat dan rantai itu hinggap di tangan kanan Wen Pai memancarkan cahaya emas dan lalu masuk ke ta
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

BAB 95

"Ha ha ha ternyata tidak salah menjadikanmu pelindung putra mahkota dari bayi, waktu inilah kutunggu, wen Pai apakah kamu sudah teringat masa kecilmu, apakah kamu tidak dapat menyadari siapa yang mengajarimu melalui tanda lahirmu itu." Tanya penyihir ituMendadak Wen Pai berlutut dan mengalirlah air matanya yang membuat semua orang heran, dan dengan hidmat bersoja lah Wen Pai dalam posisi berlutut."Terima kasih saya ucapkan untuk dua tahun yang telah dididik menjadi manusia, kalau tidak saya akan menjadi manusia didikan hewan peliharaan." Jawab Wen Pai dengan suara tersendat."mmmm, Memang keji selirmu itu, untung dia sudah meninggal sehingga kamu tidak perlu menghukum dia yang akan membuat Ratu baik kamu sedih, kakakanda Raja." Kata pangeran Hendrik."Jika kamu tahu , putra mahkota di culik kenapa kamu tidak menolongnya." Tanya Raja"Apakah kakak lupa saat itu saya adalah budak kerajaan karena tidak dapat mengeluarkan rantai ini.? Apakah budak ke
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

BAB 96

"Wen Pai, terangkan kepada kami." Kata putra mahkota menuntut penjelasan Wen Pai. Wen Pai menarik nafas sambil berkata:" trik tambahan yang diberikan kepada budak hanya boleh untuk para budak, seorang pangeran tidak akan mendapatkan itu. Apakah harus saya jelaskan trik trik itu kepada kamu, putra mahkota? Bukankah tadi Jendral Shen sudah berkata :" Jika budak itu kalah dia tidak akan di beri makan selama tiga hari dan hanya akan mendapat minuman yang pahit dan getir itu selama tidak mendapat makanan. Saking getir dan pahit nya budak itu kadang kadang lebih rela menahan lapar sampai mau pingsan dan di saat itu Jendral tetap memaksakan cairan itu di minum dengan membuka mulut budak itu dan dipaksa untuk menelannya, tapi setelah saya sebagai Wen Pai sekarang, yang telah belajar obat obatan ramuan yang berguna untuk badan, saya sangat berterima kasih kepada Jendral Shen dan tuan Kuan Sung KHususnya yang memberikan saya obat kuat yang getir itu untuk membuat badan
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

BAB 97

Atas perintah Baginda raja, budak yang berumur dua belas tahun dihukum di lapangan tempat menghukum budak, yang budak manapun bisa mengambil batu untuk menimpuk budak itu atau mengambil cambuk untuk mencambuknya, Hukuman itu di jalanin selama tujuh hari digantung di tiang tanpa makan tapi ya diberi minuman ramuan obat obat yang pahit dan getir itu se hari tiga kali agar supaya budak itu tidak meninggal. Pada saat permulaan musim salju, tanpa sehelai pakaianpun, celana yang compang camping karena kena cambukan yang dilakukan setiap hari sepuluh kali cambukan pada tempat tempat pakaian putra mahkota yang robek. Celana yang tipis compang camping karena keseringan dicambuk oleh pengawal putra mahkota yang setiap hari datang bersama putra mahkota. Lalu tujuh hari kemudian, Baginda Raja mengumumkan budak itu meninggal karena tidak tahan siksaan, memang Baginda Raja menghukumnya di hukum di tiang gantungan yang setiap hari di cambuk sampai budak itu meninggal di tia
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

BAB 98

Mendengar semua itu putra mahkota menghampiri Wen Pai, "maafkan saya, telah mempersulitmu." "Wen Pai , waktu kamu bertarung , kamu menganggap kamu siapa?" Tanya pangeran Hendrik "Sebagai calon putra mahkota, "jawab Wen Pai. "Apakah kamu tidak tahu aturan negara Cin", tanya pangeran Hendrik "Tidak" jawab Wen Pai "Kalian berdua apakah tidak menceritakan peraturan putra mahkota," Tanya pangeran Hendrik lagi "Jika kami menceritakan peraturan putra mahkota, apakah itu tidak membuat bingung  Wen Pai" Jawab Jendral dan Tuan Kuan Sung berbarengan. "Bagaiman Raja keputusan di tanganmu?" Tanya pangeran Hendrik. "Nanti saja kita meminta persetujuan guru guru calon putra Mahkota, jika mereka menganggap itu kesalahan Wen Pai sebagai budak masalah itu selesai, tapi jika mereka mau sebagai putra mahkota, ya , terima saja toh yang berulah adalah Wen Pai, untuk menolong saudara angkatnya, benar itu bukan, Wen Pai?" Tanya Raja kepad
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

BAB 99

Wen Pai berjalan dari istana jenderal ke gerbang depan untuk menuju ke jantung pasar. Dikawal pengawal pribadi nya yang juga di suruh memakai baju kuli. Begitu bertemu dengan mandor Tan, Wen Pai langsung bekerja dengan dibantu Hutom, mereka berkerja sampai sore. Ketika sore para pangeran bersama Putra mahkota datang menjemput Wen Pai untuk di bawa ke kamar kaca. Ketika sampai di depan kamar kaca., Wen Pai menyuruh Hutom tunggu di depan pintu. "Apapun yang terjadi, kamu jangan masuk ke dalam kamar kaca, mengerti kan?" Perintah Wen Pai. "Ya, pangeran ,"jawab Wen Pai. "Ha, pangeran, sejak kapan kamu menjadi pangeran ",tanya pangeran yang lain sambil memukul kepala Wen Pai. Wen Pai menghindari pukulan itu yang membuat pangeran itu, makin marah. "Sudah bukankah kamu mau menyiksa nya di dalam kamar kaca ,hayo cepat masuk", ajak pangeran Subwen. Wen Pai masuk ke dalam kamar kaca dan membisiki putra mahkota, "jangan maj
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

BAB 100

Sesudah membaurkan garam kasar sihir, ketiga orang itu, penasehat dan kedua anaknya yang merupakan ajudan jendral meninggalkan jendral Shen yang seperti lagi termenung dengan Wen Pai yang keletihan dan kesakitan, terutama di telapak tangan nya dan luka luka terbuka lainnya.Melihat Wen Pai merasakan kesakitan dan keperihan di luka robeknya yang dengan sengaja di bikin terbuka lagi oleh mereka , dengan menggosokan garam kasar itu berulang ulang sehingga darahnya keluar lagi."kami tinggalkan Wen Pai disini, jika kamu mau menghukumnya lagi, hukumlah dengan yang kasar dan se kejam kejamnya. Jangan takut dia tidak dapat meninggal dan kami bisa menyembuhkan dia dengan siksaan yang lebih berat lagi, kami bisa membuat badannya terlihat sehat dengan sihir, padahal tubuh aslinya penuh dengan luka, seperti tergambar di kaca, ha ha ha, kalian mengira tubuh yang kalian lihat adalah hanya pantulan kaca sebenarnya itulah tubuh asli Wen Pai.""Tentu tidak ada yang membilang ki
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status