Semilir angin berhembus menubruk kulit putih gadis yang kini sedang duduk dibalkon kamarnya. Sambil menatap bulan diatas sana, ingin rasanya ia gapai. Namun, pertanyaannya. Apakah ia sanggup? Ah, ternyata mimpinya terlalu tinggi. Ia ingin menertawakan mimpinya yang mungkin tak masuk akal itu. Panggilan seseorang membuat perhatian gadis itu teralih, ditatapnya kearah pintu balkon, ternyata kakaknya. "Balkon," katanya, singkat namun laki-laki itu paham. Dengan langkah gontai pemuda itu menghampiri gadis yang sedang duduk disofa balkon kamarnya, lalu ia duduk disampingnya. "Belum tidur, Nay?" Yah, kalian pasti tahu mereka. Naya mendelik. Tidakkah sadar jika diriya masih berada disini, berati dia belum tidur. "Aneh," desisnya. "Apanya yang aneh, njirr?" ujar Kevan sewot, padahal pertanyannya masuk akal. Sa
Read more