Home / Romansa / LOVE is YOU, Ra! / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of LOVE is YOU, Ra!: Chapter 211 - Chapter 220

230 Chapters

Bab 123-1 Membuncah

Maura menunjuk lurus ke muka Paula.“Itu balasan dariku karena rencana jahatmu! Aku sudah cukup menahan diri mengingat kau adalah bibi Yuki, tapi tidak akan lagi.” Maura mengangkat tangannya lagi, membuat Paula refleks menghindar. “Aku tidak akan membiarkanmu atau siapapun mengambil Yuki dariku! Ingat itu!”Maura berbalik perlahan dan melenggang keluar dengan anggun, khas keindahan galaksi Andromeda.“Wahh ...!” Rangga tak hentinya dibuat kagum oleh sikap Maura yang seringkali tidak terduga.“Kenapa?” tanya Mauara sambil terus berjalan ke kamar Yuki.Sret.Rangga meraih tangan Maura dan menghentikan langkahnya. “Aku tidak salah memilihmu menjadi Nyonya Ranggapati. Luar biasa dan tidak terduga.” Rangga mengacungkan dua jempolnya ke depan Maura.Bibir Maura mencebik mendengar pujian Rangga. “Ini terakhir kalinya kamu menyembunyikan sesuatu dan bertindak sendiri, Kak. Tamp
last updateLast Updated : 2022-05-13
Read more

Bab 123-2

Jelita menunjuk ke arah layar dengan telunjuk gemetaran. Semua yang ada dalam ruangan turut memicingkan mata.“Bulatan apa itu, Tan?” tanya Alina was-was.“Tenang, biarkan aku periksa dulu sampai selesai.” Siska melanjutkan pemeriksaannya di bawah rasa penasaran keluarga Danutirta.Lima belas menit kemudian, semua sudah melingkari meja kerja Siska. Para wanita duduk di kursi, sedangkan prianya berdiri sambil menyilang tangan atau bersedekap.“Oke, tadi kita sudah tahu tentang kondisi kehamilan Maura. Sekarang aku akan jelaskan kondisi Alina, tentang bulatan yang kalian lihat tadi.”Siska menyodorkan selembar kertas menghadap Alina, dengan wajah serius menatap keponakannya yang paling cantik. “Aku rasa, sebaiknya kamu mulai memperbaiki pola makan dan tidur. Pentingkan asupan gizi dan istirahat.”“Tan, sebenarnya aku sakit apa?” tanya Alina sedih. “Tumor? Kanker? Apa?”
last updateLast Updated : 2022-05-13
Read more

Bab 124-1 MOS (Masa Orientasi Suami)

Dua insan mendekatkan wajah, tak kuasa menahan diri dalam balutan kerinduan, menyuguhkan romansa yang selalu berhasil menarik perhatian, tak terkecuali perhatian Yuki. Hanna berulang kali menutup mata gadis kecil itu dengan telapaknya, tapi selalu saja diturunkan oleh pemilik mata.“CUT!” teriak Hanna membuyarkan kemesraan Rangga-Maura yang lama tak terlihat. “Kalian berencana syuting film roman di sini? Bisa tidak kalian lanjutkan di kamar?”Hidung yang sudah saling menempel, mendadak menjauh dengan malu-malu dan rona merah menghiasi pipi keduanya.“Maaf!” pekik Maura sambil menutup wajahnya.“Wah, hormon kehamilan memang luar biasa pengaruhnya pada pribadi seorang wanita,” celetuk Reno jenaka.Sret.Rangga mengangkat Maura dalam gendongan dan berbisik, “Kita lanjutkan di kamar seperti yang mereka minta, hmm?”Maura yang tersentak kaget, perlahan tersipu malu. Menyembunyikan
last updateLast Updated : 2022-05-15
Read more

Bab 124-2

Tiga Puluh Menit SebelumnyaRangga dan Reno duduk di bangku pinggiran lapangan tenis di dekat rumah sambil mengatur napas setelah bermain dua set.“Kenapa berhenti? Sudah tidak sanggup melawanku?” cibir Rangga dengan senyum miring khas saat dia meremehkan sesuatu. “Memang susah kalau usia lanjut!” imbuhnya dengan nada mengejek yang kentara.“Sialan!” umpat Reno sembari meremas botol air mineral miliknya. “Ini karena kau sering memberiku pekerjaan di balik meja. Kapan kau mulai kembali bekerja? Aku juga punya pekerjaan yang harus aku selesaikan,” gerutu Reno kesal.“Heh! Di mana-mana, namanya asisten harus nurut sama bos, namanya adik ipar harus hormat sama kakak ipar, meskipun usianya jauh lebih tua. Hahaha ...!”“Sialan!” Reno menonjok lengan Rangga dengan setengah tenaganya agar tidak menyakiti atasan sekaligus kakak iparnya.“Tapi kamu benar, sudah lama kita tid
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 124-3

Kantor Presdir GD GrupRangga termenung menghadap laptop yang sedang menyala di meja kerjanya. Di belakang mejanya—di sudut ruangan—Reno melakukan hal yang sama. Dua pria paling disegani di GD Grup setelah Galih Danutirta, tentunya, sedang memikirkan tentang percakapan dengan Jelita di meja makan beberapa hari yang lalu.“Ren, menurutmu sebaiknya kita harus bagaimana?” Rangga merasa otaknya menolak diajak bekerja sama selama beberapa hari ini.“Kita ikuti saja, Bos. Demi keselamatan dan kesehatan bayi kita. Kerugiannya lebih besar dibanding rasa puas karena berhasil menentang keinginan Eyang,” saran Reno dengan nada pasrah.“Hmm, benar juga katamu. Resikonya besar kalau sampai terjadi. Lagipula, ini menyangkut masa depan anak-anak. Oke, aku setuju denganmu!” Rangga bangkit dari kursinya diiringi kernyitan di dahi asistennya.“Mau ke mana, Bos?”“Aku harus melakukan yang harus
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 125-1 Bertemu Mama

Hanna yang baru terlelap dibuai mimpi, tersentak saat ponsel di atas nakas bergetar. Tangannya sigap meraih ponsel dan melihat dengan cermat siapa yang menghubunginya malam-malam begini.“Alina?” herannya membaca nama yang tertera di layar.“Alina kenapa?” tanya Galih dengan suara mengantuk.“Entahlah. Halo, Al. Kenapa?”[Ma, sini.]Hanya dua kata itu yang Hanna dengar sebelum sambungan terputus. Hanna bergegas turun dari ranjang, memakai sandalnya dengan tergesa dan keluar kamar menuju lantai dua.“Al, ini mama.” Hanna membuka pintu kamar yang temaram. “Al,” panggil Hanna lagi sambil menunggu matanya menyesuaikan dengan pencahayaan kamar.“Ma,” rengek Alina seraya melambaikan tangan.Hanna menghampiri ranjang. “Al, kamu kenapa?”Begitu Hanna duduk di sisi ranjang, nampaklah olehnya Alina sedang mengernyit kesakitan dengan peluh membasahi
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more

Bab 125-2

Flashback On“Alina H-A-M-I-L.”“Owh ...!” Alina membekap mulutnya agar tidak berteriak. Bak diguyur seember air dingin, Alina bangkit dengan cepat dan memeluk Reno. “Kau dengar itu? Aku hamil!” pekiknya girang.Seketika suasana tegang mencair. Mereka saling berpelukan sambil mengumbar senyum bahagia.“Ini patut dirayakan!” seru Jelita seraya merentangkan dua lengannya, meminta semua keluar ruangan meninggalkan Siska.“Tunggu, aku belum selesai menjelaskan!”Jelita berbalik dengan memasang wajah garang. “Kami akan mencari dokter lain yang tidak membuat kami jantungan!” ketusnya kesal.Buru-buru Siska menggamit lengan ibu mertuanya dan memasang wajah paling manis yang bisa dilakukannya. “Bu, jangan marah. Aku sendiri tadi sempat terkejut saat melihat kantong kehamilan di perut Alina. Jadi, aku putuskan untuk mengajak kalian ikut serta.”
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more

Bab 126-1 Keputusan Berat

Alina tidak benar-benar fokus mendengar penjelasan Siska, otaknya sibuk sendiri memikirkan kemungkinan yang bisa ditempuhnya. Sampai akhirnya dia mencapai keputusan berat atas nasib calon bayinya.“Tante, boleh aku minta sesuatu?” tanya Alina seraya menarik duduk tubuhnya.Siska menatap Alina dan tersenyum lembut. “Apa? Katakan saja, Al.”“Aku mau tunggu sampai batas waktu terakhir mempertahankan bayi ini, Tan.” Alina berucap dengan sungguh-sungguh.Siska dan yang lain tersentak mendengar keputusan Alina. Namun, dokter kandungan senior itu tidak serta merta menolak permintaan Alina.“Apa tadi kamu benar-benar mendengarkan apa yang aku katakan?” selidik Siska dengan kepala meneleng.“Ya, aku dengar semuanya. Aku akan mengalami perdarahan dan kontraksi bila buah kehamilan ini tidak segera dikeluarkan. Tapi aku juga dengar, masih ada rentang waktu toleransi untuk menunggu bakal janinnya terl
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 126-2

Rangga membawa Maura masuk saat mentari mulai menyapa, malu-malu mengintip tingkah dua orang dewasa di dalam mobil yang sempit. Andaikata, Yuki tidak berteriak memanggil Jajang untuk membantunya menangkap kupu-kupu, Rangga tidak akan menghentikan tangan dan bibirnya bekerja.“Kenapa berhenti?” tanya Maura seraya terkikik dalam gendongan. “Takut, ya?” Telunjuk Maura bermain-main di atas kancing yang belum tertutup sempurna.Rangga berhenti di teras rumah, mendelik kesal. “Jangan bikin gara-gara atau aku pastikan, kamu tidak akan bisa turun dari ranjang! Maura, hentikan!” geram Rangga demi merasakan tiga jari lainnya menyusul telunjuk menyusup ke balik kemeja.“Eh, eh, eh! Kelakuan kalian berdua ini makin menjadi-jadi!” tegur Jelita yang kebetulan berjalan keluar mengambil susu segar yang baru diantar.Muka Maura merah padam karena malu. Alih-alih melepaskan istrinya, Rangga mencium Maura berulang-ulang di sel
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 127-1 Ajarkan Aku Lupa

Jelita menatap layar ponsel tak percaya, tercengang dengan sikap tidak sopan menantu kesayangannya yang memutus sambungan telepon.“Astaga, dimatikan. Beraninya dia berbuat begini! Kalau ada di sini, sudah habis kena omel dia!” gerutu Jelita seraya membetulkan anak rambutnya yang lepas dari jepitan sanggulnya.Jelita mondar-mandir di dalam kamar sambil mengetukkan salah satu sudut ponselnya ke telapak tangan. Pikirannya memerintah tubuhnya untuk bergegas ke rumah sakit melihat kondisi Alina, tapi hatinya yang sedang terluka melarang.“Sebaiknya bagaimana, ya?”Tok tok tok.Ketukan di pintu, membuat Jelita berjingkat kaget.“Eyang, kami berangkat dulu.” Terdengar suara Maura dari balik pintu.Jelita melangkah cepat dan membuka pintu. “Sudah selesai makannya?”Maura mengamati mimik Jelita yang tidak biasa, tapi urung bertanya. “Ya, kami sudah selesai. Kata Yuki, Eyang belum se
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status