Home / Romansa / Terpaksa Menikahi Om-Om / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terpaksa Menikahi Om-Om: Chapter 81 - Chapter 90

98 Chapters

Bab 81. Puncak

Hikaru sangat fokus melihat acara televisi yang menampilkan beberapa orang yang berpetualang di sebuah gunung ternama. "Ayah, itu mereka ngapain disana? Kok tasnya besar banget, apa itu gak berat?" tanya Hikaru penasaran. "Mereka itu mau ke puncak Hikaru, kamu mau juga?" justru omah Eva yang menjawabnya. Makoto hanya diam. Puncak? Itu sangat berbahaya bagi Hikaru, terutama suhunya yang sangat dingin ketika malam hari. "Jangan kesana ya? Ada hantunya. Memangnya mau Hikaru di tangkap hantu?" sengaja Makoto menakut-nakuti Hikaru agar anaknya itu tidak meminta pergi ke puncak juga. Hikaru mengerucutkan bibirnya. "Kenapa gak boleh? Gak ada hantu. Kenapa harus takut sama hantu? Kita kan punya Tuhan bisa berdoa."Ada-ada saja alasan Hikaru, ini semua karena jawaban dari omah Eva yang seperti mengajak Hikaru agar ke puncak. "Aku mau ke puncak ayah. Ayo, kita kesana," Hikaru menarik-narik kemeja sang ayah. Tatapan memohon
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 82. Kenshi Yonezu

Dalam helikopter, Hikaru mengobrol lebih banyak dengan sang mama. Berbeda dengan omah yang kesal karena tak bisa duduk dengan Hikaru."Ma, nanti disana ada lampunya kan?" Hikaru takut gelap, apalagi itu di alam bebas."Ada kok. Kamu jangan jauh-jauh dari mama ya? Kalau kenapa-napa mama yang khawatir sama kamu. Itu alam bebas, kalau misalnya nanti ada binatang buasnya gimana? Kayak Harimau, Macan atau Beruang. Tau kan sayang?"Hikaru menggeleng takut. "Ih serem banget ma. Mereka kan gigit, suka makan manusia.""Kalau suka makan manusia dinamakan apa?" Aoi bertanya pada Hikaru, penasaran sejauh mana pengetahuan anaknya itu tentang Ilmu Pengetahuan Alam."Em-apa ya?" Hikaru mencoba berpikir, sangat sulit menemukan jawabannya."Karnivora. Hewan pemakan daging," jawab Aoi. "Kamu kurang baca bukunya nak. Pulang sekolah baca materi dari guru bentar aja. Terus kamu boleh istirahat," Aoi tak ingin memaksa Hikaru, apalagi menjadi pintar yang terpenting Hikaru sen
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 83. Jangan memaksakan Hikaru

Di hari Minggu, akhirnya Hikaru bisa beristirahat di rumah. Acara puncak-nya sudah selesai, sangat melelahkan. Omah Eva memasuki kamar Hikaru. "Hikaru capek?"Hikaru yang tadinya rebahan pun mengubah posisinya menjadi duduk. "Gak kok. Lebih nyaman di rumah daripada di tenda kayak kemarin.""Besok kamu sekolah?" Hikaru mengangguk. "Iya dong. Aku kangen banget belajar apalagi ke kantin, disana banyak makanan loh. Omah gak mau nyobain?"Omah Eva menggeleng. "Gak usah Hikaru, makan disini aja udah cukup. Kamu gak nyiapin pelajarannya buat besok?""Nanti aja omah. Aku masih capek banget. Kan aku belajarnya pas malem, jadi sekarang aku boleh main dulu," Hikaru beranjak dari duduknya, tapi langkahnya berhenti ketika omah Eva mengatakan..."Mau gak belajar sama omah? Kamu pasti tambah pinter di sekolah nanti," bujuk omah Eva, sebenarnya ini hanya berlaku untuk Hikaru saja. Sangat penting. "Belajar?" Hikaru mengernyit heran. "Emangnya
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 84. Hikaru terluka

Hikaru baru sadar setelah Aoi mengolesi minyak telon di bagian pelipis dan memijatnya perlahan. "Syukurlah kamu udah sadar nak. Bagaimana? Apa ada yang sakit?" Hikaru ingin duduk, Aoi membantunya menjadikan bantal sebagai sandarannya. Hikaru menunjuk keningnya. "Disini ma, pusing banget. Laper," belajar dengan serius membuat tenaganya terkuras. "Kamu belajar cuman boleh sama ayah dan mama. Kalau soal matematika, biar ayah yang ngerjain kamu tinggal liat aja dan fahami caranya. Mama ambilin sarapan buat kamu ya? Jangan kemana-mana kalau masih pusing," Aoi pergi mengambilkan sarapan untuk Hikaru, dirinya belakangan saja asalkan Hikaru makan duluan. "Tapi kan kalau akau belajar itu bisa punya semuanya kata omah," gumam Hikaru lirih. Di meja makan, hanya ada Makoto dan Amschel entahlah mamanya itu kemana. "Kamu mau sarapan? Aku temenin," Makoto tersenyum riang. "Atau aku suapin deh."Aoi me
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 85. Hikaru awas!

"Udah selesai. Sekarang ganti baju ya? Terus kamu istirahat, pasti capek habis sekolah," ucap Aoi membereskan kotak P3K mengembalikan ke asalnya. Di kamar, akhirnya Hikaru bisa tidur dengan nyenyak. Sedangkan omah Eva, ia mengendap-endap masuk ke dalam rumah setelah memastikan tak ada Aoi atau karin. Langkahnya berhasil sampai di kamar yang sudah di sediakan Aoi. Kamarnya yang cukup luas, nuansa putih tulang dan bunga anggrek di dekat jendela. Omah Eva menghela nafas lega. Akhirnya ia tak ketauan juga, pasti Hikaru sudah mengadukannya. "Kenapa sih kalau Hikaru sama aku selalu aja ada masalah," ia mendudukkan dirinya di meja rias. Menatap pantulan dirinya yang sudah terlihat semakin tua. "Omah hanya ingin melihatmu terus Aoi, dan Hikaru. Omah gak ada maksud jahat buat nyelakain Hikaru. Semua itu hanya kebetulan," ucap omah Eva, sayangnya kata-katanya itu tak di ketahui Aoi. Cucunya tak akan mudah percaya la
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 86. Kepergian omah ema

"Tante Aoi, tadi Hikaru hampir aja ketabrak mobil. Untung aja sekarang gak kenapa-napa," ujar Aiko melaporkan kejadian yang sebenarnya sangat jujur.Aoi terkejut. "Kok bisa? Hikaru, kamu gak kenapa-napa kan? Ada yang luka? Ayo ke rumah sakit."Hikaru memeluk sang mama. "Maaf ma. Tadi aku gak tau kalau ada mobil. Tapi untungnya mobil itu gak ngebut. Ini semua salahku.""Omah mana?" tanya Aoi, ia harus berbicara pada omah, pasti ini ulahnya lagi. Sudah berapa kali Aoi bilang agar tak mendekati Hikaru."Kenapa? Ada denganku?" Omah Eva berjalan menghampiri Aoi, berani. Karena dirinya memang tidak salah.Nakura yang merasakan situasi tidak enak mengajak Aiko pulang dan berpamitan pada Aoi."Ma, kan belum sore. Kok pulang sih? Aku masih pingin main sama Hikaru," rengek Aiko sedih, permainan bola tadi sangat seru meskipun ia kalah."Mama di chat sama ayah, pulangnya harus cepet jangan sampai sore," jawab Nakura berbohong, Aiko pasti akan mem
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 87. Luka bertambah

Setelah omah Eva selesai di makamkan, keluarga Rotschild kembali ke rumah. Hikaru tak berhenti menangis, Aoi berusaha menenangkannya. Anaknya itu bertanya terus-terusan dimana omah Eva sekarang. "Mama omah mana? Kenapa gak ada?" tanya Haruka menarik-narik baju Aoi. Tak bisa menjawabnya, Hikaru masih kecil mungkin jika beranjak dewasa nanti akan tau makna kehilangan yang sebenarnya. Aoi memeluk Hikaru. "Kamu udah makan?" ia mengalihkan perhatian Hikaru, mau bagaimana pun kalau makan jangan sampai telat. Hikaru menggeleng. "Aku maunya makan sama omah. Aku gak mau makan sebelum ketemu sama omah," jawabnya sedih, yang ia ketahui hanya omah sedang pergi. "Iya nanti juga omah pasti pulang kok. Sekarang, kamu makan ya nak?" Aoi membujuk Hikaru, perlahan anaknya itu mengangguk. Sangat susah untuk membuat Hikaru mau makan. ***Kepergian omah Eva juga di rasakan oleh keluarga Yosio, semuanya berd
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 88. Tentang kenangan

Di rumah sakit, Karin dan Amschel hanya bisa menunggu tentang perkembangan kondisi Aoi dan Makoto."Apa Hikaru tau?" tanya Amschel menatap Karin yang menangis sesenggukan, kabar ini benar-benar mengejutkannya.Karin menggeleng. "Hikaru masih sekolah. Nanti biar Ryou yang jagain dia di rumah.""Baguslah, daripada nanti Hikaru bersedih. Cukup kita saja yang tau. Oh ya, kenapa bisa begini? Apa yang terjadi ma?" tanya Amschel heran, padahal tempat umum itu sangat ramai. Bagaimana bisa orang itu lolos mencelakai Makoto dan Aoi?Sedangkan di dalam ruang rawat, Aoi sudah sadar. Pandangannya sedikit buram, ia duduk bersandar. Menatap sekitarnya entah ada dimana."Anda sedang di rumah sakit karena ada luka tembakan di bagian punggung anda sebelah kanan. Untung saja tidak mengenai organ dalam," jelas seorang suster bernama Sukaru itu.Aoi teringat, bagaimana kejadian beberapa jam yang lalu menimpa dirinya dan Makoto.Makoto!"Suster, sua
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 89.Sisi rapuh Aoi

Aoi di rumah, selama Makoto di semayamkan ia tak ikut. Hikaru tidak tau, karena Karin hanya mengatakan bahwa Makoto masih bekerja sangat sibuk sebagai dalih bohong. Sangat tidak mungkin memberikan kabar duka ini pada Hikaru yang masih kecil dan tidak mengerti apa-apa.Aoi berdiam diri di kamarnya yang penuh dengan kenangan. Beberapa barang Makoto masih ada. Dari foto, pakaian, dan yang paling utama adalah ponsel Makoto dengan wallpaper dirinya saat berada di Bali.Tatapan Aoi kosong, matanya tak sanggup lagi untuk menangis. Ia benar-benar lelah. Tuhan memberikan cobaan terbesar ini, tak di sangka jika nasib pernikahannya berakhir duka.Tok tok tok"Masuk aja," sahut Aoi dari dalam. Karin melangkah memasuki kamar dengan membawakan nampan berisi makanan siang untuk Aoi.Karin meletakkan nampan makanan itu di meja. Ia menghampiri Aoi yang duduk di tepian ranjang sambil memangku sebuah album foto pernikahan dengan koleksi yang bagus."Nak, kamu pasti kuat. Tuhan sedang mengujimu. Mama tau
last updateLast Updated : 2022-06-16
Read more

Bab 90. Lembaran baru

Setelah kematian Makoto dan omah Ema, Aoi mencoba lebih kuat dan tegar meskipun sedikit tidak rela. "Hari ini kamu mau ikut ke kantor?" tanya Karin pada Aoi, daripada anaknya itu sendirian di rumah dan kembali bersedih. Aoi mengangguk malas. "Ikut ma."Hikaru sudah berangkat beberapa menit yang lalu bersama Amschel. "Jadi model majalah mama ya? Kamu pasti terlihat cantik," Karin akan memberikan yang terbaik untuk Aoi apalagi dari penampilan. "Ma, aku gak bisa banyak gaya," keluh Aoi sedikit cemberut, bahkan foto saja hanya sekali jika ingin memiliki kenangan. Kenangan, kalimat itu mengingatkannya akan Makoto dan omah Ema. Karin yang memperhatikan Aoi mulai melamun pun meraih tangannnya. "Aoi, jangan di pikirkan lagi. Mama gak mau kamu stress terus jatuh sakit," ucap Karin sangat khawatir. Aoi tersenyum hambar. "Hikaru aja kuat masa aku gak? Hehe, ayo ma kita berangkat ke kantor. Aku mau jadi model majalah mama," dengan wajah cerianya Aoi berusaha untuk bahagia hari ini meskipun
last updateLast Updated : 2022-06-16
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status