Home / Romansa / Dear Mantan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dear Mantan: Chapter 11 - Chapter 20

34 Chapters

Bab 11

  Dua hari sudah, Davin mengurung diri di dalam kamar. Menolak untuk makan, hingga tubuhnya merasakan sakit luar biasa. Vita kehilangan ide untuk membujuk si bungsu, jangankan makan. Untuk menyentuhnya saja, Davin sudah tidak mau. Membuat seisi rumah dibuat kewalahan! Bagai anak kecil, pikir Vita. Bagaimana mungkin, diusianya yang sudah dewasa. Davin berkelakuan di luar dugaan, hanya karena cinta! Berkali-kali Putra mendengkus kasar, ikut repot mengurus Davin yang tak mau makan juga. Pernikahan sang Kakak, tinggal menghitung hari. Tapi, kondisi Davin malah semakin terpuruk.  Helaan napas terdengar berat, sebagai seorang Ibu. Vita merasa kasihan, "Tak bisakah, kamu lupakan wanita itu Vin? Dia bukan yang terbaik, apalagi Alya adalah bekas Kakakmu. Emang kamu mau, dapet yang bekas?" 
Read more

Bab 12

   Pelukan hangat, terasa menjalar dalam tubuh Alya. Menangis sesenggukan, seolah tak ada hari esok untuk bisa bernapas dengan lega. Santi ikut terbawa suasana, mereka terus berpelukan. Tatkala para hadirin berucap kata 'sah'. Untuk pernikahan sang mantan, bersama wanita lain. Untuk masuk ke dalam rumah mewah milik Putra, tentu saja bukan perkara mudah. Banyak perjuangan, hingga Al dan Santi rela berpura-pura menjadi seorang pelayan. Santi melepas pelukan, menghapus air mata dengan kasar, "Pulang yuk? Aku nggak kuat ah, lihat kamu melow begini." Alya tertawa, namun, air mata tetap menggenang di pelupuk mata. Seolah sulit untuk disingkirkan! "Dasar wanita sok tegar! Ngapain coba kita ke sini? Hanya untuk, melihat Rei nikah dengan orang lain. Hati kamu terbuat dari apa sih?" desis Santi, sa
Read more

Bab 13

  "Maaf ....," ucap Rei, menatap sang istri dengan penuh rasa bersalah. Helaan napas terdengar berat, bulir bening terus menerobos. Memaksa keluar bahkan tanpa diminta! Mey menggigit bibir, malam pertama yang menjadi impian. Perlahan sirna, seiring dengan perlakuan sang suami. Sejuta kata maaf, tidak akan pernah membuatnya lupa. Bagaimana Rei, menyebut nama Alya. Mendesah panjang, seolah tengah bercinta dengan wanita yang pernah menjadi masa lalu. Mey mendongak, menatap Rei. Lekat, mencari cinta di sana. Namun, nihil. Sorotan sang suami, masih sama. Dan, mungkin tidak akan pernah berubah sampai kapan pun! Seharusnya Mey sadar, bahwa cinta tidak akan pernah bisa dipaksa! Dua tahun mereka bersama, namun, sedikit pun Rei tidak menaruh hati padanya. Wanita bertubuh seksi, dengan k
Read more

Bab 14

   "Pergi kalian dari sini!" desis Rei, sambil menahan nyeri. "Kami khawatir sama kamu Rei, dan tentu aja peduli," ucap Vita, mendapat anggukan setuju dari Putra dan juga Mey. Rei menggeleng lemah, rasa nyeri masih bisa ia rasakan di sekujur tubuh. Termasuk wajah tampan, yang sengaja Davin bubuhkan di sana. Bukan hanya fisik saja yang terluka, Rei merasakan nyeri bertubi-tubi di hatinya. Penyesalan kian membuncah, tatkala mengingat Alya Sahira. Mantan kekasih, yang tak pernah bisa ia lupakan hingga kini. Mey melangkah, menghampiri Rei yang terlihat babak belur. Perlahan ia mengusap wajah sang suami, laju tangisnya seolah tak bisa dihentikan. Rei menepis kasar tangan sang istri, ia benci. Dipaksa menikah dengan wanita seperti Mey, namun, nasi sudah menjadi bubur. Dan, tentu saja tak bisa d
Read more

Bab 15

   Al terlonjak kaget, setibanya di rumah Jimmy. Dua kali lipat lebih mewah, dan lebih wah dibanding rumah milik keluarga Saputra. Berkali-kali meneguk saliva, mencubit pelan pipi tirusnya. Takut, jika apa yang dilihat hanyalah mimpi belaka.  Jimmy terkekeh pelan, melihat tingkah lucu dari sang pujaan. Jimmy berdehem, mulai Membuka percakapan. Tatkala memasuki ruang tamu, "Kamu ... Kenapa? Rumahku jelek ya?" Al menggeleng tegas, bagaimana mungkin rumah semegah itu dikatakan jelek? "Papa ... Dia siapa?" seorang gadis cantik, berkuncir dua. Datang menghampiri, tampak heran dengan kedatangan Al.  Senyum mengembang, terus tercetak dari bibir Jimmy.  "Hallo sayang," sapa Al, menatap Naura lekat. 
Read more

Bab 16

   "Siapa dia?" tanya seseorang, yang tampak menahan diri untuk tidak meledak. Jimmy dan Alya saling berpandangan, ketegangan tengah menyelimuti mereka di bawah gelapnya malam.  Helaan napas terdengar berat, Alya masih menimbang. Kata apa yang pantas ia lontarkan. Davin terus menatap Alya, penuh selidik. Kecurigaan semakin berkecamuk, terlebih Jimmy dan Al tampak serasi. Jimmy menyodorkan tangan, niat untuk memperkenalkan diri. Tak mendapat balasan baik dari Davin. Pria muda itu mendengkus kasar, menepis tangan Jimmy, "Baru ditinggal bentar, kamu ... Udah sama yang lain. Dasar tukang selingkuh!" Al menggigit bibir, menggeleng lemah atas tuduhan Davin.  Davin tak peduli, hatinya sedang panas. Dibakar api cemburu, yang mela
Read more

Bab 17

   Semua mata menatap Alya dengan iri, terlebih Wulan. Tampak geram, menyaksikan keromantisan di antara mereka.  Jimmy tak segan menautkan tangan pada Alya, seutas senyum terus tercetak dari bibir mereka.  "Ciyeeee ... Pasangan baru, hebat kamu Al. Gimana caranya sih, menggaet cowok tajir kayak Pak Jimmy?" tanya salah seorang Karyawan wanita, mengedip centil sambil terkekeh pelan.  Alya tak mampu menjawab, sebab ia sendiri tak tau harus menjawab apa. Terlebih, seseorang bisa saja dibutakan karena cinta.  Wulan masih menatap sengit, butuh penjelasan lebih tentang apa yang dilihat saat ini.  "Hm, permisi Pak. Boleh saya bicara sebentar dengan Alya? Kebetulan ada sedikit keperluan." Wulan menghadang jalan mereka, membuat keduanya mendengkus kesal. 
Read more

Bab 18

  Ruang tamu tampak sunyi, seolah tak ada yang mau membuka mulut. Ketegangan memang biasa tercipta, di rumah mewah milik keluarga Saputra.  Hingga pada akhirnya datang seseorang, menambah suasana baru. Amarah kian membuncah, tatkala saling bertukar pandang dengan kedua orangtua yang selama ini ia hormati.  Persis seperti Mey, kali ini Davin membuang semua barang-barang. Termasuk vas bunga mahal, kesayangan Nyonya besar.  Ia lampiaskan semua, namun, tak bisa memukuli Ayah terlebih Ibunya. Jadilah, semua barang menjadi korban amarahnya.  Semua orang mengelus dada, bergidik ngeri. Belum berani menyapa atau menghentikan perbuatan Davin, membiarkan ruang tamu hancur lebur!  Davin menghela napas, tampak lelah dengan aksinya, "Aku ... Benci Ibu dan Ayah, ternyata kalianlah penyebab Alya
Read more

Bab 19

  Jimmy terus berlari tergopoh-gopoh, dua cup minuman. Terjatuh dari tangan, tatkala dirinya tak menemukan Alya di sudut mana pun.  Berbagai dugaan terus berkecamuk, menyelimuti hatinya yang tengah gundah gulana. "Dasar wanita aneh, nangis sambil lari-lari. Doi pikir, ini India apa!" desis remaja perempuan, sambil terus mengumpat. Bahunya masih terasa sakit, ditabrak oleh seseorang.  Samar, Jimmy mendengar umpatan itu. Berharap, ada titik terang atas pencariannya.  "Maaf Dek, yang Adek maksud itu siapa ya?" tanya Jimmy, menunggu dengan tak sabar.  Remaja cantik itu mendengkus kesal, menatap sengit ke arah Jimmy.  "Ih Om kepo!" selorohnya, sambil mengendikkan bahu. Jimmy merasa geram, dipermainkan oleh anak kecil seperti itu
Read more

Bab 20

  Acara pernikahan Alya dengan Jimmy, digelar dengan mewah. Semua tampak hadir, menyaksikan dua sejoli yang tengah dimabuk asmara.  Hanya orang-orang terpilih, yang dapat menghadiri acara tersebut. Sebab, Alya dan Jimmy sudah sepakat untuk tidak mengundang keluarga Davin nun jauh di sana.  Wajah Alya kembali merona, tatkala Jimmy terus mencuri pandang. Mengulum senyum, melihat bidadari cantik yang kini telah resmi menjadi istri.  Orang-orang tampak sibuk, hingga tak menyadari. Akan sosok seseorang, yang tak pernah sang pengantin harapkan kedatangannya. Pria muda itu mendengkus kesal, menatap iri kepada Alya dan Jimmy.  Balutan baju pelayan, ditambah topi yang tak memperlihatkan wajah membuat Davin semakin leluasa untuk melancarkan aksinya.  "Sekarang .
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status