Home / Fantasi / Herrscher (Divina Futuri) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Herrscher (Divina Futuri): Chapter 1 - Chapter 10

61 Chapters

BAB 1 Kegagalan

Ada tiga sejarah: Kejadian yang pernah terjadi dan ditulis Kejadian yang tidak pernah terjadi namus tertulis Kejadian yang pernah terjadi namun tidak tertulis   Alkisah terdapat suatu negara yang mempunyai cita - cita akan datangnya masa keemasan setelah seratus tahun kemerdekaanya. Berbagai harapan, visi, dan misi selalu dilontarkan oleh pemerintah negara tersebut melalui banyak media. Bahkan biarpun berulang kali berganti kepemimpinan, harapan itu tetap ada. Masa itu adalah masa dimana negara tersebut mencapai target sasaran mereka di bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya. Namun harapan itu hanyalah sebuah harapan. Berbagai rencana telah dibentuk bertahun – tahun demi terciptanya masa keemasan tersebut. Bahkan mereka berencana menjadi negara yang berpendapatan tinggi di tahun ke 90 kemerdekaannya. Cita – cita untuk menjadi n
Read more

BAB 2 Dimulai

Pria dari masa depan tersebut sesekali menghadap kebelakang untuk memastikan bahwa orang yang ditemuinya tadi tidak sedang mengikutinya. Pria dari masa depan masih merasa curiga dengan orang itu. Setelah berjalan cukup jauh dan merasa tidak diikuti, pria dari masa depan tersebut mulai melangkahkan kakinya dengan santai. Dia mengarahkan pandangannya ke depan sambil mengingat wajah pria tadi. Kemudian dia berbicara dengan entitas di sebelahnya.“Siapa dia? Kenapa kau bisa mengatakan kalau dia memiliki ikatan denganku?”“Kau akan tahu siapa dia nanti. Yang penting sekarang, apa yang sedang kau pikirkan?”Pria itu menatap langit dan membayangkan sesuatu di kepalanya. Sesuatu yang menurutnya sangat seru, namun tidak bagi orang lain. Pria itu menghentikan langkahnya dan berhenti di dekat lampu pinggir jalan. Ia mengubah pandangannya ke arah jalan raya. Tampak orang – orang berlalu lalang di trotoar. Dia mendapatkan ide dari pengl
Read more

BAB 3 Artikel

ZAPPP!!!Pria dari masa depan berdiri di dekat pohon yang berdaun lebat dan rindang. Bayangan dari pohon tersebut menyembunyikan keberadaan pria tersebut. Pria dari masa depan telah tiba di lokasi yang berbeda dari sebelumnya. Lokasi yang sama padatnya dengan manusia yang berlalu lalang. Namun tidak ada manusia yang sadar akan kedatangan pria itu yang tiba – tiba hadir di antara mereka. Banyak mereka yang sibuk melihat gawai yang mereka pegang.Ia melangkahkan kakinya, berjalan di trotoar. Kini ia berada di antara kerumunan orang – orang. Sesekali ia melihat gedung – gedung pencakar langit di sekitarnya. Entitas yang melihat gelagat pria itu, mengetahui bahwa pria itu sedang memikirkan sebuah rencana.“Kau tahu kenapa aku membunuh mereka?” tanya pria itu kepada entitas di sebelahnya. Ia masih terus berjalan di tengah orang – orang yang berlalu lalang.“Aku tahu,” jawab entitas tersebut.
Read more

BAB 4 Perpustakaan

Dari sosok asap hitam yang halus, perlahan asap hitam itu makin tebal dan berubah menjadi padat. Itu adalah Death yang perlahan membentuk sosok manusia. Seorang pria dengan jubah hitam lengkap dengan tudung khas malaikat pencabut nyawa namun tanpa membawa sabit. Ia berdiri di samping Herrscher.“Tampaknya kau sedang suntuk. Bagaimana bila kita pergi ke perpustakaan di kota ini?” ujar Death memberi saran. Death berencana mengajak Herrscher untuk mendatangi sebuah perpustakaan di kota. Dengan wujud yang kasat mata, Herrscher bisa berbicara dengan Death selayaknya berbicara dengan manusia.“Ah, ide bagus!” Herrscher menyetujui ide Death. Herrscher berpikir, mungkin ia bisa mendapatkan ide dari buku yang ia baca di perpustakaan. Tiba – tiba Herrscher teringat sesuatu, “Namun sebelum itu, kau harus mengganti tampilanmu. Tampilanmu saat ini sangat tidak sesuai dengan budaya di sini.” Herrscher menunjuk jubah yang Death gunak
Read more

BAB 5 PERBANDINGAN

Herrscher melihat orang – orang di perpustakaan menggunakan sebuah laptop. Beberapa dari mereka hanya membuka social media dan beberapa lainnya  memang benar – benar sedang mengerjakan tugas.“Ah, ternyata mereka tidak hanya mencari informasi  dari buku. Baiklah, aku tidak perlu membaca buku disini.”“Tapi kau tidak membawa laptop.”“Ah, kau benar.”Herrscher melihat sekeliling, mengamati orang – orang di sekitarnya. Setelah ia merasa aman, Herrscher memasukkan tangan kanannya ke saku celananya . Herrscher mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Sebuah bola berwarna hitam yang tampak padat dengan  lingkaran kaca kecil di tengahnya. Herrscher memegang bola itu di bawah meja agar tidak terlihat orang. Herrshcer menekan salah satu tombol di bola tersebut. Kemudian   yang menjadi makin padat dan membentuk sebuah laptop. Herrscher kemudian memegang laptop itu dengan
Read more

BAB 6 FREKUENSI

Malam hari menjelang. Keramaian kota masih tidak berubah karena kebiasaan yang makin nokturnal. Herrscher kini berada di atas gedung yang jarang didatangi pihak security. Dari atas gedung itulah Herrscher menyaksikan pemandangan kota.“Kita lakukan sekarang!” ajak Herrscher kepada Death.“Kau lupa membawa peralatanmu,” Death mengingatkan.”Astaga! Kenapa aku bisa seceroboh itu?” tanya Herrscher pada diri sendiri.Herrscher kembali mengaktifkan mesin waktunya. Efek dimensi ketika pintu waktu terbuka, membuat perangkat elektronik di gedung itu menjadi terganggu sementara. Lampu – lampu dalam gedung berkedip cepat, dimana seharusnya lampu di dalam gedung tersebut padam karena para karyawan sudah pulang sejak tadi. Herrscher menghilang dari masa tersebut.------------------------------Masa di mana Herrscher seharusnya  .Herrscher mendatang
Read more

BAB 7 RESONANSI

Setelah petugas itu kembali ke lantai bawah, Herrscher melanjutkan pekerjaannya. Sinyal berfrekuensi rendah bernilai konstan yang selama ini bergerak di ruang antara permukaan bumi dan ionosfer mulai terganggu. Resonansi yang membungkus bumi dan bentuk kehidupan di bawahnya kini tidak lagi sama. Waktu terasa semakin singkat.“Dengan begini, waktu normal yang berjalan 24 jam akan menjadi 16 jam.”Herrscher semakin mengubah frekuensi tersebut agar semakin tinggi.“Kau mengubah jalur waktu, Herrscher.”“Memang itu tujuanku. Selain itu, ada hal lain yang harus ku kerjakan.”Petir menggelegar di seluruh dunia akibat kelakuan Herrscher. Inilah pertanda eksitasi resonansi itu mulai berubah menjadi lebih tinggi dari biasanya. Petir itulah yang menjadi sumber utama prosesnya. Cuaca semakin menjadi aneh. Tidak ada hujan yang membasahi Bumi, namun petir sangat aggresif melontarkan gemuruhnya. Manusia di wilayah itu
Read more

BAB 8 KEINGINAN

Pagi hari telah datang. Kekacauan yang terjadi di malam hari telah selesai. Kerusakan akibat petir terjadi di  mana – mana. Bau bangkai manusia menyerbak ke seluruh sudut kota. Manusia hitam legam bagai arang menjadi pemandangan di sana. Televisi dari berbagai channel  serempak menyiarkan keadaan kota yang kacau itu. Suasana kota mati sangat terasa di depansana.Terdengar suara sirene yang menandakan bala bantuan telah datang. Mobil polisi dan pemadam kebakaran berseliweran Kru media televisi ikut serta di belakangnya. Satu per satu warga yang selamat dari kekacauan itu muncul. Mereka bersembunyi di balik reruntuhan gedung ketika kejadian itu. Tampak dari wajah mereka, sebuah trauma yang tidak akan mereka lupakan seumur hidupnya. Mereka menangis ketika keluar dari persembunyiannya. Tangis haru biru mewarnai layar kaca. Tidak terkecuali kameramen yang meliput dari lokasi.Seorang reporter mewawancarai salah satu korban dari kejadian itu. Isak ta
Read more

BAB 9 EFEK

BAB 9 EFEKDagaz mendatangi kota yang kemarin hancur karena badai petir yang berpesta semalaman. Hanya hamparan gosong yang ia lihat di wilayah itu. Pihak – pihak pemberi bantuan silih berganti mendatangi lokasi tersebut. Dagaz menelusuri setiap area di kota tersebut dengan sepeda motornya. Jalan – jalan yang seharusnya halus menjadi rusak karena reruntuhan gedung dan tanaman yang menghalangi jalan. Banyak mayat berserakan di jalan yang tampak gosong.Armada pemadam kebakaran dari  wilyah dekat kota itu, berbondong – bondong masuk wilayah kejadian. Mereka menyingkirkan puing – puing gedung yang hancur, pohon – pohon yang tumbang, dan fasilitas umum yang berserakan di jalan. Dagaz hanya menyaksikan armada tersebut bahu membahu, namun ia tidak ikut membantu. Ia merasa ada hal yang lebih penting untuk ia kerjakan saat ini.Beberapa saat setelah berkeliling, Dagaz melihat berbagai macam artis – artis sosial m
Read more

BAB 10 PERLAWANAN

Beberapa tahun lalu, negara Nuswan sering mengalami berbagai bencana alam seperti banjir bandang, tsunami, tanah longsor, dan awan panas. Bahkan letusan gunung berapi merupakan hal yang sering menghiasi berita di layar kaca dan internet. Banyak indigo pada akhirnya hanya bisa memberikan prediksi datangnya bencana, namun tidak berani menyatakan waktu pastinya bencana tersebut datang. Itu semua karena Dagaz sering menggagalkan prediksi mereka. Dengan kemampuannya, Dagaz mampu menunda atau mempercepat bencana. Hingga akhirnya para indigo hanya berani memberikan berita melalui grup chat mereka sendiri. Mereka memberikan informasi secara bawah tanah . Seperti yang diketahui sebelumnya, Dagaz adalah mata – mata di group tersebut.Terdengar suatu legenda, akan datangnya sesosok pemimpin. Sosok yang akan membawa negara tersebut ke masa kejayaan. Dan menjadi barometer bagi negara lain. Namun karena legenda itu pula, banyak pihak yang mengaku – ngaku sebagai sosok lege
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status