"Memangnya, kenapa?"Ardi terdiam, tatapannya mengarah lurus ke kantong plastik berisi rujak mangga. Mungkin, karena cukup transparan, jadi dia bisa melihatnya dengan jelas."Tidak, hanya saja ... tumben sekali kamu menyukai rujak, mana mangga muda lagi."Aku mendengus, lalu memutar bola mata dengan malas. Sementara kedua wanita yang ada di samping Ardi hanya menatap sinis ke arahku, bahkan dengan sengaja Icha menyilangkan tangan di dada.Icha mendekat, dia menatapku dari ujung rambut hingga kaki, sebelum akhirnya membuang wajah sembarang arah.Jelas sekali jika wanita ini meremehkanku, hanya karena memakai daster dan sandal jepit saja. Padahal, lebih murah dia yang mengobral diri sembarangan pada laki-laki yang bukan suaminya."Kalian ke sini hanya karena ingin mengantarkan ini, 'kan?" Sengaja kuangkat undangan dan mengayunkannya di udara. "Jadi, cepat pergilah dari depan rumahku."Icha memelotot, dia lang
Read more