Главная / CEO / GAIRAH CINTA TERLARANG / Глава 31 - Глава 40

Все главы GAIRAH CINTA TERLARANG: Глава 31 - Глава 40

143

Kecewa

GAIRAH CINTA TERLARANG PART 31Aku berlari menuju garasi, Menghidupkan mobil segera, melajukan mobil keluar dari halaman rumah. Terlihat mas Satria memegang kepala dengan kedua tangannya.Aku tidak tahu harus kemana, jam sudah menunjuk angka satu. Namun, aku tidak sanggup di rumah, aku butuh udara segar. Kuhidupkan ponselku untuk kembali melihat apa yang sedang Karmila lakukan di dalam kamarnya. Semoga saja mereka belum menyadari CCTV yang aku pasang di kamar mereka."Ampuni  aku ya Allah, kuatkan aku dalam menghadapi ini semua," pintaku dalam hati.Di layar ponselku terlihat jelas, mas Satria memasuki kamar Karmila. "Ini semua karena kamu, rencana kita semuanya berantakan!" bentak mas Satria pada Karmila yang masih berbalut selimut."Kenapa kamu menyalahkanku, Mas, kamu yang nggak sabaran, harusnya kamu pastikan istri kamu itu sudah tidur!" protes Karmila dengan muka kesal. Dia juga tidak mau disalahkan
Читайте больше

Dia Muncul Lagi

GAIRAH CINTA TERLARANGPART 32Setelah memastikan semuanya aman. Aku menepi untuk memarkir mobilku di tempat yang masih ramai. Kubuka kaca mobil dan merebahkan kursi kemudi. Air mata perlahan turun membasahi pipi.Hatiku sudah hancur tak terbentuk, penderitaan akan menghiasi hari-hariku. Sanggupkah aku melewati ini semua?Bagaimana dengan anak-anak, tumbuh kembang mereka, psikis mereka, membayangkan anak-anak membuatku semakin lemah tidak berdaya.Aku terombang-ambing tidak berdaya. Denyar-denyar kepala menyiksa. Sakit merajai hati, mengusir kewarasan dalam diri."Sudah malam, pulang sana!" Suara Revan mengagetkanku. Aku buru-buru menyeka air mataku."Ka--mu ngapain di sini, Van?" tanyaku saat melihat Revan berdiri di sisi mobilku. Sejak kapan dia di sini? Kenapa dia bisa ada di sini? Pertanyaan yang hanya berada dalam benak. Tidak mampu kuutarakan.
Читайте больше

Roby Bunuh Diri

GAIRAH CINTA TERLARANG PART 33"Roby kenapa?" tanyaku penasaran."Roby di temukan tewas bunuh diri, Bu," ucapnya cepat."Serius kamu, Dara?" tanyaku kembali untuk meyakinkan diri yang ragu."Iya Bu, makanya saya menghubungi Bapak, soalnya pihak kepolisian menghubungi kantor, Bu," jelas Dara dengan nada suara panik."Innalillahi wa inna ilaihi raji'un," ucapku seakan tidak percaya. Ototku lemas tidak bertenaga."Sekarang Roby dibawa kemana, Dara?" tanyaku panik, pikiran tidak sanggup berpikir, mengapa Roby sampai mengambil keputusan bodoh seperti itu."Barusan sih, masih ada di TKP, Bu,"jawabnya."Kirimkan alamatnya ke ponsel saya," perintahku, lalu menutup sambungan teleponnya.Aku segera bergegas menganti pakaian, tanda tanya besar muncul di kepala. Mencari-cari alasan yang tepat untuk mengaitkan dengan kematian Roby.  Tapi, semuanya gelap, tidak ada satu bayangan yang mampu menebak penyebab kematian R
Читайте больше

Berdebat

GAIRAH CINTA TERLARANG PART 34"Sebaiknya lakukan autopsi untuk menemukan penyebab kematian saudara Roby, Pak," ujar Revan berwibawa."Ini murni bunuh diri, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," timpal polisi satunya."Tidak perlu, Pak, saya keluarganya, Saya akan segera membawa jenazah Adik kami ke kampung kami," ujar seorang lelaki seumuran mas Satria yang tidak sama sekali aku kenali.Terlihat Revan mengusap kasar wajahnya, ada kekecewaan di raut wajah tampannya. Tangannya mengepal dan meninju tembok di sampingnya.Pikiranku bertanya-tanya tentang reaksi Revan yang seperti mengalami kekecewaan yang mendalam atas kematian Roby."Apa hubungan Roby dan Revan?" Batinku."Dasar pemuda pikiran dangkal, bukannya menikmati hidup, menikah dan hidup sewajarnya," celoteh wanita di sampingku."Menikah ... Bukankah Roby sudah menikah dengan Talitha, ya, dimana Talitha, kenapa dia tidak terlihat batang hidup
Читайте больше

Menduga

GAIRAH CINTA TERLARANGPART 35Setelah hampir satu jam perjalanan, mobil Revan berhenti di sebuah tempat wisata  pengunungan daerah kota tempatku tinggal. Pengunjung sangat banyak terlihat dari deretan mobil yang terparkir rapi."Ayo!" Ajak Revan. Dia berdiri di depan mobilku.Kubuka pintu mobil, perlahan angin menerpa wajahku lembut, menyusup hingga ke tulang sumsum. Untuk  sesaat beban di kepalaku hilang tidak berbekas."Ayo!" Ajak Revan lagi, matanya menatap heran ke arahku yang sedang menikmati semilir angin yang membangkitkan semangatku."Eh ... iya." Kuraih tas dan ponsel lalu kututup pintu mobil.Aku berjalan di belakang mengikuti arah jalan Revan. Dia berhenti di sebuah gubuk kecil yang agak jauh dari para pengunjung."Van, kita duduk di sana aja, Yuk!" Telunjukku mengarah pada gubuk yang dekat dengan pengunjung lain."Aku ingin bicara hal penting, hal yang tidak bisa didengar oleh orang lain." Raut waj
Читайте больше

Membingungkan

GAIRAH CINTA TERLARANGPART 36"Bisa jadi, Tan, andai aku tidak mengirimimu alamat Karmila, mungkin Roby masih hidup sampai saat ini," ujar Revan dengan wajah tertunduk."Hidup dan matinya seseorang di tangan Allah, ini hanya sebab kematiannya, Van!" Aku memberi semangat untuk Revan. Mencoba meredakan rasa bersalah dalam dirinya."Aku merasa bersalah, Tan, mereka pasti mengira Roby yang memberitahu kepadamu tentang hubungan Satria dan Karmila." Duduk Revan tidak tenang."Van, sebenarnya aku bingung dengan Status Roby, ketika, Satria berada di Hongkong. Dia mengirimkan foto pernikahan Roby dengan Talitha, namun, hari ini aku sama sekali tidak melihat Talitha," ujarku dengan raut wajah bingung."Talitha, siapa itu Talitha, Tan?" tanya Revan cepat. Pandangannya beralih menatapku."Aku juga tidak terlalu kenal, jumpa sekali di mall saat dia bersama Roby dan Sa
Читайте больше

Menuntut bagian

GAIRAH CINTA TERLARANG PART 37"Hebat ... hebaaat, sangat hebaat, begini caramu memperlakukan suamimu?  Pantas saja dia mencariku untuk mencintainya." Suara Karmila membuatku dan mas Satria terdiam sejenak, kuarahkan tatapan kebencian ke arah berdirinya Karmila."Kamu ngapain ke sini?" tanya mas Satria dengan wajah kesal."Sayang ... Aku kesini kangen sama kamu, lagi pula ada hal yang ingin aku bicarakan," ujar Karmila dengan suara yang mendayu-dayu membuatku jijik mendengarnya."Pulang sana!" Perintah mas Satria."Mas aku ingin tinggal di sini," ujar Karmila seraya mendekat ke arah mas Satria."Nooo! Keluar dari rumahku!" Teriakku pada Karmila, seketika wajah Karmila mendelik kesal kearahku. "Mas! Ini kan rumahmu, aku juga istrimu, aku juga berhak tinggal di sini, ya, kan?" tanya Karmila seraya bergelayut manja di lengan mas Satria."Karmila! keluar kau dari rumahku!" teriakku emosi. 
Читайте больше

Aku atau Dia

GAIRAH CINTA TERLARANG PART 38"Kamu pulang sekarang!" Mas satria menarik lengan Karmila. Sepertinya dia berusaha menjaga perasaanku atau arrgh! Aku tidak paham dengan kelakuannya. "Nggak mas, enggak!" Karmila meronta melepaskan tangan mas Satria. Dia bersikukuh tetap dengan pendiriannya. "Tidak baik lho, melawan perintah suami." godaku membuat Karmila melirikku dengan sudut matanya."Diam kau!" bentaknya padaku, dia mendekat ke arahku."Kamu mau apa, hah?" tanyaku dengan nada menantang. Aku berubah bar-bar saat berhadapan dengannya. "Keluar dari rumah ini! Aku mau tinggal di sini," ujar Karmila berapi-api."Aku tidak salah dengar, kau mau mengusirku ... siapa kau wanita tidak tahu aturan, berani mengusirku dari rumahku sendiri." Karmila semakin memandangku benci."Ma ... udahlah, kita bisa tinggal satu rumah, rumah kita sangat besar, ayolah Ma! Papa stress lihat beginian terus."  Pinta mas s
Читайте больше

Egois

GAIRAH CINTA TERLARANG PART 39"Pulang dulu, jangan ngeyel!" perintah mas Satria berulang."Tidak! Aku bilang tidak, ya tidak, Mas!" Karmila membentak mas Satria."Uluh-uluh sayang kali dibentak-bentak terus suaminya, lanjutkan saja, aku banyak kerjaan yang harus aku selesaikan" ujarku seraya masuk ke dalam rumah. "Wanita kurang ajar kamu Tania!" Karmila berlari menyerangku."Ini semuanya gara-gara kamu!" Karmila kembali  menarik hijab dan bajuku."Stooop! Satria bawa wanita gil* ini keluar dari rumahku!" perintahku kasar pada mas Satria."Ceraikan dia Mas! Kamu janji padaku, aku mau, aku istrimu satu-satunya." Celoteh Karmila tak ubah seperti  anak kecil rebutan permen. Mempromosikan kebaikan diri dengan mencela diriku."Dengar tuh, satria, ceraikan saja aku, biar adik maduku yang tidak berakhlak itu puas," ucapku tanpa beban."Tidak akan, kalian berdua tidak akan aku ceraikan," ujar mas Sat
Читайте больше

Fitnah

GAIRAH CINTA TERLARANGPART 40"I am not selfish, if you want karmila, its easy, divorce me right now ... ceraikan aku sekarang!" Aku memandangnya dengan tatapan sayu."No, Tania! I still love you, I need you!" Mas Satria mendekat ke arahku."Tetap berdiri di tempatmu, jangan mendekat ke arahku!" Perintahku pada mas Satria. Dia sama sekali tidak mendengar perintahku. Langkahnya semakin mendekat denganku."Aku merindukanmu, Tania!" Mas Satria menarikku ke pelukannya, wangi aroma nafasnya menguar menusuk hidupku, hangat pelukannya laksana aliran listrik yang menyentuh tubuhku. Tidak bisa kupungkiri, di sudut hatiku terdalam aku masih merindukannya."Maafkan aku Tania! Aku masih sangat mencintaimu, I love you, Tania."Tangannya menurunkan handuk yang terlilit di tubuhku, bibirnya mulai menjelajahi leher jenjangku. Dulu, sentuhannya menjadi candu bagiku. Namun
Читайте больше
Предыдущий
123456
...
15
DMCA.com Protection Status