Share

Berdebat

Penulis: Novi Aprilia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

GAIRAH CINTA TERLARANG 

PART 34

"Sebaiknya lakukan autopsi untuk menemukan penyebab kematian saudara Roby, Pak," ujar Revan berwibawa.

"Ini murni bunuh diri, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," timpal polisi satunya.

"Tidak perlu, Pak, saya keluarganya, Saya akan segera membawa jenazah Adik kami ke kampung kami," ujar seorang lelaki seumuran mas Satria yang tidak sama sekali aku kenali.

Terlihat Revan mengusap kasar wajahnya, ada kekecewaan di raut wajah tampannya. Tangannya mengepal dan meninju tembok di sampingnya.

Pikiranku bertanya-tanya tentang reaksi Revan yang seperti mengalami kekecewaan yang mendalam atas kematian Roby.

"Apa hubungan Roby dan Revan?" Batinku.

"Dasar pemuda pikiran dangkal, bukannya menikmati hidup, menikah dan hidup sewajarnya," celoteh wanita di sampingku.

"Menikah ... Bukankah Roby sudah menikah dengan Talitha, ya, dimana Talitha, kenapa dia tidak terlihat batang hidup

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Menduga

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 35Setelah hampir satu jam perjalanan, mobil Revan berhenti di sebuah tempat wisata pengunungan daerah kota tempatku tinggal. Pengunjung sangat banyak terlihat dari deretan mobil yang terparkir rapi."Ayo!" Ajak Revan. Dia berdiri di depan mobilku.Kubuka pintu mobil, perlahan angin menerpa wajahku lembut, menyusup hingga ke tulang sumsum. Untuk sesaat beban di kepalaku hilang tidak berbekas."Ayo!" Ajak Revan lagi, matanya menatap heran ke arahku yang sedang menikmati semilir angin yang membangkitkan semangatku."Eh ... iya." Kuraih tas dan ponsel lalu kututup pintu mobil.Aku berjalan di belakang mengikuti arah jalan Revan. Dia berhenti di sebuah gubuk kecil yang agak jauh dari para pengunjung."Van, kita duduk di sana aja, Yuk!" Telunjukku mengarah pada gubuk yang dekat dengan pengunjung lain."Aku ingin bicara hal penting, hal yang tidak bisa didengar oleh orang lain." Raut waj

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Membingungkan

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 36"Bisa jadi, Tan, andai aku tidak mengirimimu alamat Karmila, mungkin Roby masih hidup sampai saat ini," ujar Revan dengan wajah tertunduk."Hidup dan matinya seseorang di tangan Allah, ini hanya sebab kematiannya, Van!" Aku memberi semangat untuk Revan. Mencoba meredakan rasa bersalah dalam dirinya."Aku merasa bersalah, Tan, mereka pasti mengira Roby yang memberitahu kepadamu tentang hubungan Satria dan Karmila." Duduk Revan tidak tenang."Van, sebenarnya aku bingung dengan Status Roby, ketika, Satria berada di Hongkong. Dia mengirimkan foto pernikahan Roby dengan Talitha, namun, hari ini aku sama sekali tidak melihat Talitha," ujarku dengan raut wajah bingung."Talitha, siapa itu Talitha, Tan?" tanya Revan cepat. Pandangannya beralih menatapku."Aku juga tidak terlalu kenal, jumpa sekali di mall saat dia bersama Roby dan Sa

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Menuntut bagian

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 37"Hebat ... hebaaat, sangat hebaat, begini caramu memperlakukan suamimu? Pantas saja dia mencariku untuk mencintainya."Suara Karmila membuatku dan mas Satria terdiam sejenak, kuarahkan tatapan kebencian ke arah berdirinya Karmila."Kamu ngapain ke sini?" tanya mas Satria dengan wajah kesal."Sayang ... Aku kesini kangen sama kamu, lagi pula ada hal yang ingin aku bicarakan," ujar Karmila dengan suara yang mendayu-dayu membuatku jijik mendengarnya."Pulang sana!" Perintah mas Satria."Mas aku ingin tinggal di sini," ujar Karmila seraya mendekat ke arah mas Satria."Nooo! Keluar dari rumahku!" Teriakku pada Karmila, seketika wajah Karmila mendelik kesal kearahku."Mas! Ini kan rumahmu, aku juga istrimu, aku juga berhak tinggal di sini, ya, kan?" tanya Karmila seraya bergelayut manja di lengan mas Satria."Karmila! keluar kau dari rumahku!" teriakku emosi.

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Aku atau Dia

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 38"Kamu pulang sekarang!" Mas satria menarik lengan Karmila. Sepertinya dia berusaha menjaga perasaanku atau arrgh! Aku tidak paham dengan kelakuannya."Nggak mas, enggak!" Karmila meronta melepaskan tangan mas Satria. Dia bersikukuh tetap dengan pendiriannya."Tidak baik lho, melawan perintah suami." godaku membuat Karmila melirikku dengan sudut matanya."Diam kau!" bentaknya padaku, dia mendekat ke arahku."Kamu mau apa, hah?" tanyaku dengan nada menantang. Aku berubah bar-bar saat berhadapan dengannya."Keluar dari rumah ini! Aku mau tinggal di sini," ujar Karmila berapi-api."Aku tidak salah dengar, kau mau mengusirku ... siapa kau wanita tidak tahu aturan, berani mengusirku dari rumahku sendiri." Karmila semakin memandangku benci."Ma ... udahlah, kita bisa tinggal satu rumah, rumah kita sangat besar, ayolah Ma! Papa stress lihat beginian terus." Pinta mas s

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Egois

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 39"Pulang dulu, jangan ngeyel!" perintah mas Satria berulang."Tidak! Aku bilang tidak, ya tidak, Mas!" Karmila membentak mas Satria."Uluh-uluh sayang kali dibentak-bentak terus suaminya, lanjutkan saja, aku banyak kerjaan yang harus aku selesaikan" ujarku seraya masuk ke dalam rumah."Wanita kurang ajar kamu Tania!" Karmila berlari menyerangku."Ini semuanya gara-gara kamu!" Karmila kembali menarik hijab dan bajuku."Stooop! Satria bawa wanita gil* ini keluar dari rumahku!" perintahku kasar pada mas Satria."Ceraikan dia Mas! Kamu janji padaku, aku mau, aku istrimu satu-satunya." Celoteh Karmila tak ubah seperti anak kecil rebutan permen. Mempromosikan kebaikan diri dengan mencela diriku."Dengar tuh, satria, ceraikan saja aku, biar adik maduku yang tidak berakhlak itu puas," ucapku tanpa beban."Tidak akan, kalian berdua tidak akan aku ceraikan," ujar mas Sat

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Fitnah

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 40"I am not selfish, if you want karmila, its easy, divorce me right now ... ceraikan aku sekarang!" Aku memandangnya dengan tatapan sayu."No, Tania! I still love you, I need you!" Mas Satria mendekat ke arahku."Tetap berdiri di tempatmu, jangan mendekat ke arahku!" Perintahku pada mas Satria. Dia sama sekali tidak mendengar perintahku. Langkahnya semakin mendekat denganku."Aku merindukanmu, Tania!" Mas Satria menarikku ke pelukannya, wangi aroma nafasnya menguar menusuk hidupku, hangat pelukannya laksana aliran listrik yang menyentuh tubuhku. Tidak bisa kupungkiri, di sudut hatiku terdalam aku masih merindukannya."Maafkan aku Tania! Aku masih sangat mencintaimu, I love you, Tania."Tangannya menurunkan handuk yang terlilit di tubuhku, bibirnya mulai menjelajahi leher jenjangku. Dulu, sentuhannya menjadi candu bagiku. Namun

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Berkilah

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 41"Selingkuh, ceraikan saja Mas!" teriak Marsya, aku bisa melihat ekspresi tidak biasa dari raut wajahnya."Diam kamu, Marsya!" bentak mama mas Satria. Duduk ayah tidak tenang, dia melihat ke arahku tanpa bicara."Mbak Tania selingkuh, Ma, Mas Satria tidak pantas untuk wanita seperti Mbak Tania!" Marsya memandang tidak bersahabat ke arahku. Sepertinya dia menjadi salah satu pendukung suamiku."Marsya, tutup mulutmu!" Bentak Ibu dengan raut wajah kesal. Telunjuknya mengarah kasar ke arah perawan tua itu."Revan, sahabatmu dulu, Tan?" tanya ayah padaku. Nada bicaranya bercampur emosi."Iya, Yah, Tania selingkuh sama Revan." Mas Satria tersenyum sinis ke arahku."Sudah cukup kamu bicara Satria, masih ada yang ingin kamu, katakan?" tanyaku seraya menyeka air mata dengan ujung hijab. Dia menatapku tajam."Mbak Tania kok gitu ngomongnya sama suami, nggak sopan," ketus Marsya."Sh

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Kita Cerai

    GAIRAH CINTA TERLARANGPART 42"Beberapa hari yang lalu Karmila ada datang kesini, bahkan, kemarin dia datang untuk meminta rumah ini, dia meminta Satria menceraikan Tania. Mama bisa tanya kepada Mbok Yem dan kedua pengasuh anak-anak tentang kedatangan Karmila. Aku meraih ponselku kembali, mas Satria ingin beranjak pergi."Duduk, kamu mau kemana, Sat?" Tanya ayah."Kamu duduk, ini semua belum selesai, aku tidak ingin berlarut-larut dalam masalah ini," ujarku pada mas Satria. Pandangan matanya seakan ingin menerkamku, dia mati kutu di hadapan orang tua kami."Kalau kalian tidak percaya, Tania bisa memberikan bukti yang lebih konkrit lagi ....""Hentikan Tania! Jangan kau fitnah aku di depan orangtua kita," ujar mas Satria dengan nada bentakan yang membuat ibu mengelus dada."Coba kalian semua lihat video ini, setelah itu, kalian bisa memutuskan Tania atau Satria yang sedang berbohong," ujarku dengan lirikan sinis ke arah ma

Bab terbaru

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Ending

    Part 143"Pak Revan, Bu Marsya perlu penanganan kejiwaaan," suara yang terdengar dari ponsel Revan."Baik, sebentar lagi kami ke sana," ujar Revan dengan helaan nafas.Awalnya Revan melarangku. Namun, setelah aku membujuknya , lelaki tampanku mengizinkanku ikut bersamanya."Apa mungkin Marsya gila?" tanyaku pada Revan, saat kami berada di dalam mobil."Mungkin saja, kita belum tahu kejelasannya."Kasian Marsya," lirihku."Nggak usah kasihan sama orang seperti Marsya. Dia pantas mendapatkannya," sahut Revan cepat.Setengah jam perjalanan, mobil Revan memasuki halaman kantor polisi di daerah rumah Ayah. Untuk kesekian kalinya menginjakkan kaki di tempat ini. Dalam situasi yang berbeda.Pihak kepolisian mengajak kami menuju ruangan sel Marsya. Kondisinya sangat menyedihkan. Dia meringkuk di sudut ruangan, tubuhnya terlihat lebih kurus dari biasanya. Langkah kaki kami yang semakin mendekat mengusik alam khayalnya."Tania, akhirnya kau datang menemuiku, apa kabar Kakak Iparku yang paling bo

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Menuju Akhir

    Part 142 Air mata ini mengalir, bukan karena takut atau kecewa. Akan tetapi, karena bahagia melihat semangat Revan untuk mengukir senyum di wajahku."Kalian lihat istriku, wanita tegar dan hebat. Dia masih bisa berdiri tegar, setelah beragam prahara menguncang jiwanya. Saya mendengar ada beberapa yang berbicara miring tentang istri saya. Perlu kalian ketahui yang kalian katakan itu semuanya benar. Dia ....""Cukup, Van!" teriakku seraya melangkah menaiki panggung utama.Semua mata menatapku dengan berbagai tatapan yang tidak mampu aku definisikan. Kuberanikan diri meraih mikrofon di tangan Revan. Awalnya Revan ragu memberikannya padaku. Namun, aku meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja."Tentunya kalian bertanya-tanya dalam benak kalian, mengapa seorang Revan Adiwiguna menikah seorang janda sepertiku. Ya ... aku seorang janda dengan tiga orang anak, yang dua anakku meninggal karena polemik yang tercipta oleh suamiku terdahulu. Dan wanita tadi, dia adalah adik iparku "Marsya". Adiknya

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Ungkapan yang Ditunggu

    Part 141Brruuuukk!Tubuh Revan terjatuh, ujung sepatunya menyentuh sisi karpet merah yang terbentang antara pintu keluar sampai ke depan panggung utama."Tania, awas!" teriak Revan seraya mencabut pistol di pinggangnya.Aku mencoba berlari menjauh, tapi gaun yang kukenakan menghalangi langkahku.Dor!Aaaaaaaa!Suara letusan senjata, di ikuti teriakan wanita di belakangku. Belati di tanganya terjatuh ke atas rumput, terlihat kilatan cahaya yang menandakan ketajamannya. Suara riuh para tamu undangan mengema memekakkan telinga. Revan bangkit, berlari merengkuh tubuhku yang kaku."Sayang, kamu tidak apa-apa, 'Kan?" tanyanya panik seraya meraba setiap inci tubuhku. Aku mengeleng pelan, wajah panik tergambar nyata di wajahku.Beberapa anggota polisi yang berjaga-jaga berlarian menerobos kerumunan para tamu undangan. Revan beranjak mendekati wanita yang sedang meringgis kesakitan akibat terkena pelurunya. Wanita itu berusaha bangkit, tangannya meraih belati yang tergeletak di atas rumput."

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Siapa yang Tertusuk Pisau?

    Part 140Seiring berjalannya waktu, cinta tidak kunjung saya utarakan. Tania bersikap layaknya sahabat sejati untuk saya, membantu biayai kuliah, membuatkan makanan kesukaan saya. Semua dia lakukan yang terbaik untuk saya, begitu juga saya selalu pasang badan untuk membuatnya bahagia. Namun kembali ke awal, label sahabat yang tercipta. Semakin hari, cinta saya semakin dalam untuknya. Akan tetapi rasa tidak pantas terus saja mendera hati. Hingga, jantung saya seperti berhenti berdetak tatkala Tania mengenalkan lelaki yang dulu menjadi suaminya. Dunia saya hancur, terpuruk dalam.Tegar ... sikap itulah yang saya tunjukkan padanya. Saya sempat percaya akan kalimat "AKU JUGA BAHAGIA ASAL DIA BAHAGIA" , tapi kenyataanya saya kalah, kalah pada perasaan sendiri. Memilih lari dari pada mati melihatnya menjadi milik orang lain." Revan menjeda ucapannya. Dia menatapku penuh cinta, para tamu diam tanpa bicara, acara begitu terasa sakral."Terima kasih," bisikku pelan."Boleh kah saya melanjutkan

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Bahagia yang Terusik

    Part 139Kami bergerak menuju ruangan CCTV, degup jantungku tidak tenang. Kenapa masih ada yang mengangguku? Padahal aku tidak pernah menganggu orang.Suami tampanku mengotak-atik isi di dalam layar monitor, mata awasku mengamati setiap pegerakan gambar yang tertera di layar monitor. Beberapa menit melihat secara rinci, tapi tidak ada yang terlihat membawa gaunku."Aaaaarrrrggghhh! Kenapa Tuhan terus mengujiku dengan begitu banyak masalah? Salah aku apa, hah?!" teriakku histeris. Kepalaku tidak sanggup memikirkan beban berat yang menyerang otakku.Mama memelukku erat, keringat dingin memabasahi tubuhku. Ini masih pagi, tapi hawa panas menyelimutiku. Tubuhku gemetar, wajahku mendadak pias, bermacam pikiran mengitari kepalaku."Van, gimana, ni?" tanya mama saat melihatku tersungkur dilantai.Terlihat Revan mengusap wajahnya kasar, menarik nafas dalam lalu membuangnya. Dia mondar-mandir di hadapanku, wajahnya panik, terlihat kekecewaan di wajahnya."Mama jaga Tania, Revan mau ke bawah se

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Hilangnya Gaun Pegantin

    Part 138Malam ini semua orang di rumah di sibukkan dengan berbagai pekerjaan untuk menyambut acara besok pagi. Rumah Ayah sudah di sulap bak negeri dongeng, dekorasi sungguh sangat sempurna. Melihat semua yang Revan persiapkan untukku membuatku takjub.Bersujud syukur kepada Allah menganugerahi lelaki yang mampu menjadi imam yang baik untukku. Suasana hati tidak mampu dilukiskan dengan kata-kata. Bahagia yang tiada duanya, meski ini bukan yang pertama."Tidak lama lagi kalian akan jauh dari kami," ujar Mama dengan raut wajah sedih."Ma ... kita 'kan bisa VC, telpon-telponan, lagian belum tentu kami selamanya di sana," ujarku lembut seraya membelai pundaknya Mama yang mulai terisak."Mama cuma sedih jauh dari kalian, tapi ... mama bisa apa, ini yang terbaik untuk kehidupan kalian, biarkan mama menanggung rindu ini seorang diri sampai waktu mempertemukan kita lagi," ujar mama seraya menyeka air mata di wajah senjanya."Maafkan Tania, Ma. Kehadiran Tania membuat Revan menjauh dari Mama

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Menjelang Hari H

    part 137"Orang dalam? Memangnya siapa yang Mama curigai?" tanya Revan, matanya berbalik menatapku."Ya ... Mama juga tidak tahu siapa," ujarku pelan."Kalau nggak tahu, nggak boleh curiga dosa yang ada," pungkas Revan.Aku hanya mengangguk pelan, meski rasa penasaran masih di bertahta di hati. Revan memintaku untuk lebih waspada dalam menjaga Arisya dan diriku sendiri. Sangat tidak enak hidup di penuhi rasa was-was yang membuat gerak dan ruang lingkup kita terbatas.Mau tidak mau, hal itu yang harus aku lakukan untuk sementara ini. Berbagai prahara yang terjadi membuatku takut dalam menghadapi dunia, melihat keramaian saja membuat pikiranku tidak tenang.****Hari ini membongkar barang-barang di dalam lemari. Memilih beberapa barang dan pakaian yang akan aku bawa ke Amerika.Banyak sekali barang-barang yang aku bawa pulang dari rumahku dulu. Ratusan sepatu dan tas pemberian Satria masih tersimpan rapi. Sangat tidak masuk akal jika aku membawa semuanya ke Amerika. Yang ada pesawatnya

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Teror

    part 136Aku berjalan setengah berlari menuju ke luar Mall. Puluhan orang sudah berkerumun di pos satpam."Dasar wanita gila!" teriak lelaki dalam kerumunan."Tangkap saja!""Bunuh!"Beragam teriakan dan hujatan terdengar dari warga yang berkerumun. Suara tangisan Arisya mengema di antara riuh suara kerumunan manusia."Maaf! Permisi!" teriak Revan meminta jalan di antara kerumunan warga.Aku berhasil mencapai ke dalam ruangan. Ku lihat Arisya dalam pelukan lelaki yang tidak aku kenali. Secepat kilat, ku raih Arisya kecilku. Kudekapnya erat, kuciumi wajahnya berkali-kali. Meringsek menuju sudut ruangan.Revan meraih tubuhku dan mendekap erat memberikan kenyaman yang sejenak yang sempat hilang."Van, ini wanita yang bersama anak kamu," ujar lelaki yang memegang Arisya tadi.Aku menyerahkan Arisya pada Revan, mataku beralih menatap benci ke arah wanita yang mengunakan cadar di hadapanku."Kamu siapa, hah? Kenapa kau mengambil anakku?" tanyaku berusaha menahan emosi.Wanita di hadapanku d

  • GAIRAH CINTA TERLARANG   Benarkah Marsya kembali?

    part 135Kami berkumpul di meja makan, sarapan pagi sebelum kami kembali ke rumah ayah. Mama sudah mempersiapkanya sebelum aku turun ke dapur."Makan yang banyak, biar mama cepat dapat cucu baru," ujar mama dengan senyum merekah, membuatku salah tingkah dan hampir tersedak."Mama mau punya berapa cucu," ujar Revan seraya memasukkan roti ke mulutnya, dengan sengaja kuinjak kakinya di bawah kolong meja."Ooooouuucch!" pekik Revan."Kenapa, Van?" tanya papa dengan wajah serius.Revan melirik ke arahku, ku balas tatapannya dengan raut wajah mengancam."Nggak apa-apa, Pa," ujar pelan."Mama pingin punya cucu 12 orang, pasti lucu-lucu, ya 'kan, pa?" ucapan mama di sambut gelak tawa papa dan Revan. Giliran aku yang meringis."Seru tu, Ma. Di buat tim sepak bola," ujar Revan dengan cengiran di sudut bibirnya."Iya, seru pastinya!" mama tertawa bahagia.Kami melanjutkan sarapan dengan suka cita. Kebersamaan yang tidak akan terlupakan. Banyak wejangan yang diberikan orang tua Revan untuk kami

DMCA.com Protection Status