Pov Luna"Istri?" tanya Mas Reyhan sembari menoleh ke arahku. "Jangan bercanda, Tante. Istri saya Indah," ucapnya. "Saya tahu Luna. Dia itu teman saya," lanjutnya lagi. "Mas," lirihku. Aku tidak tahu harus bicara apa saat ini. Ternyata benar. Mas Reyhan amnesia. Bagaimana ini?"Iya, Mas. Aku memang temanmu. Aku sahabatmu," ucapku kemudian memegang tangan Mas Reyhan. Dia mengingatku. Tapi hanya mengingat seorang teman. Dan mengingat Indah, sebagai istri. "Sabar, Luna. Sabar," batinku. "Suamimu mana? Kamu hamil tua?" tanyanya. Aku diam saja. "Suamiku pergi. Aku kira kamu yang akan jadi suamiku," kataku menggoda. Padahal hatiku terasa pedih. "Sayang," Reyhan memanggil Indah. "I-iya, Mas?" sahut Indah sembari menatap ke arahku."Indah, kamu antar Reyhan ke kamar supaya dia bisa beristirahat, ya?" ujar Tente Lendia. Indah mengangguk dan langsung berdiri menghampiri Mas Reyhan. Mas Reyhan pun langsung berdiri. Keduanya beranjak ke kamar meninggalkan kami. Benci sekali aku melihat pema
Read more