Home / Romansa / Tuan Arogan itu Mencintaiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Tuan Arogan itu Mencintaiku: Chapter 41 - Chapter 50

93 Chapters

Tuan Dareen dan sekretarisnya

"Ayolah Zoya! Aku ini kan sahabat mu yang paling baik, tampan dan juga mempesona," ucap Gio dengan memuji-muji dirinya sendiri, "selain itu, aku ini juga adalah orang yang dapat di percaya. Aku bisa menyimpan semua rahasia apapun yang keluar dari mulutmu!" lanjut Gio dengan lebih meyakinkan Zoya. "Kau ini bicara apa sih! Aku benar-benar tidak mengerti tahu!" balas Zoya yang masih terus mengelak. Namun bukan Gio namanya, jika ia tidak bisa memaksa Zoya untuk berkata jujur dan mengakui segalanya. "Cepat katakan Zoya! Kalau tidak, aku tidak akan mentraktir mu makan siang lagi," ujar Gio dengan ancamannya. "Apa-apaan itu, kau mengancam ku. Ini tida adil, " balas Zoya dengan membelalakkan mata, bisa-bisanya Gio mengancamnya dengan ancaman seperti itu. "Semuanya adil dalam kasus tanya jawab Zoya. Aku bertanya padamu dengan cara mengancam, karena kau tidak mau memberitahu ku. Dan kau menjawab karena mendapa
Read more

Penghianat

Plak! Plak! Plak! El menampar wajah dua orang pria muda dan pria paruh baya secara bergiliran. Tanpa ampun dan tanpa kasihan.   Plak! Plak!  Dua orang pria berbeda generasi itu hanya terdiam, tidak melakukan perlindungan apalagi memberikan perlawanan. Keduanya berdiri terdiam membisu, hanya menerima setiap tamparan yang El berikan kepada mereka secara bergantian.   "Berani-beraninya kalian berdua menjadi kucing pencuri di perusahaan Atmaja Group! Kalian mau mati hah!" ujar El dengan nada bicara yang berapi-api, merasa sangat kesal dan geram kepada kedua orang pria di hadapannya. Berani-beraninya mereka berdua melakukan penggelapan uang di perusahaan Dareen.   Plak!   "Ampuni kami sekretaris El!" ujar seorang pria paruh baya yang duduk bersimpuh di hadapan El.   "Lepas! Aku tidak sudi kau memegang kakiku seperti ini," balas El dengan menggerakkan kakinya ke sa
Read more

Dia sedikit mirip denganmu!

Saat pertama Zoya berangkat hingga pulang dari sekolah. Suasana terasa ada yang berbeda dan terasa sangat ganjal untuk Zoya, dimana biasanya sang adik yaitu Mayra, selalu mengganggunya dengan berbagai macam cara agar Zoya merasa tersakiti dan terhina. Kini, hari Zoya terasa lebih berbeda. Lebih tenang tentunya. Zoya tidak melihat sosok Mayra muncul di hadapannya. Bahkan, batang hidung Mayra pun tak terlihat sama sekali. Padahal jelas-jelas Zoya melihat, jika Mayra tadi pagi sudah memakai seragam sekolah. Tapi Zoya tak melihat keberadaan Mayra di sekolah sama sekali, setelah dari rumah. "Kenapa Zoya?" tanya Gio saat Zoya hendak keluar dari gerbang sekolah, "kau rindu dengan kejahilan dari adik tersayangmu itu?" tanya Gio kembali, dengan tangan yang seperti biasanya. Merangkul sang kawan bicara yang sedang ia tanya. "Huh! Lepaskan tanganmu!" kesal Zoya, karena gio selalu saja merangkul bahunya. Walaupun Gio sudah terbiasa
Read more

Kondisi utuh atau tidak

"Cupu!" kata El dengan wajah mencibir ke arah wajah Gio. Membuat Gio membelalakkan mata serta rasa percaya diri yang luntur dalam waktu sekejap mata. "Hah!" kaget Gio, "menyesal aku tadi memujinya!" lanjut Gio dalam hati. Ia sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan secara langsung kepada El.  "Cepat masuk!" kata El dengan nada memerintah kepada Zoya. Namun pandangannya masih tertuju pada sosok pria berkacamata bernama Gio, hingga menimbulkan kesalahpahaman. "Sa-saya sekretaris El?" tanya Gio dengan nada bicara yang gugup. Ia benar-benar menyangka, jika El menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil.  "Bukan!" jawab El membuat hati Gio kembali hancur berkeping. Ia yang sudah percaya diri dengan ajakan El barusan. Harus menelan lagi rasa percaya dirinya itu untuk diri sendiri. "Lalu! Anda menyuruh siapa sekretaris El?" tanya Gio ragu-ragu. "
Read more

Tampan

"Kenapa kau menjemputku? Apa tuan akan menghukum ku karena kejadian tadi pagi?" tanya Zoya dalam hati. Ia sedikit takut untuk bertanya kepada El, karena sesuatu yang dia sendiri tidak mengetahui apa alasan di balik ketakutannya itu. Hening!Tidak ada yang membuka suara sampai mobil berhenti di sebuah gedung mewah yang menjual berbagai pakaian dan barang mewah lainnya, yang hanya bisa di beli oleh orang-orang yang mempunyai banyak uang. "Butik!" heran Zoya. Ia bertanya-tanya dalam hati. kenapa dirinya di bawa ke sebuah butik? Apakah El akan membelikannya sebuah baju? Zoya rasa itu tidak mungkin. Atau mungkin,  El akan menyuruh Zoya untuk bekerja di butik ini? Sepertinya itu sedikit masuk akal. Pikir Zoya lagi. Terus menerus memikirkan hal yang sama sekali tidak akan El lakukan pada Zoya. "Keluar!" kata El dengan nada memerintah. Dan Zoya langsung keluar dari dalam mobil, mengikuti langkah El yang sudah berjala
Read more

Sangat jelek

"Apa? Apa yang akan kalian rencanakan padaku? Apa kalian akan menjualku untuk dipekerjakan di butik ini?" tanya Zoya dalam hati. Ia sangat ketakutan dengan apa yang baru saja di obrolkan oleh Dareen dan juga El.    "Bagusnya dia kita apakan Tuan?" tanya El lagi, sepertinya ia belum kapok dengan jawaban dari Dareen yang mengatainya bodoh.    "Mau di apakan juga dia tetap saja jelek. Tidak menarik sama sekali!" ujar Dareen dengan mata yang tertutup rapat, dan kepala yang ia sandarkan pada dinding sofa, dengan tangan yang menjadi sandarannya.   "Aku memang jelek! Tapi kau tidak usah memperdalam kejelekan ku itu dengan kata-kata mu yang pedas itu Tuan! Aku sudah merasa sadar diri, dengan tampangku yang seadanya ini. Dan kau membuatku merasa sangat jelek dengan ucapanmu itu. Itu sangat jahat sekali!"  Zoya berteriak-teriak dalam hati, membenarkan semua yang Dareen katakan. Namun juga merasa sangat kesal kepada
Read more

Misi balas dendam

"Dareen!" kata Megan, "kenapa kau membiarkan wanita manis ini berpenampilan seperti ini? Kau benar-benar kejam!" sambung Megan dengan mata yang terus menerus tertuju pada penampilan Zoya. "Hei El, katakan pada wanita yang tidak berhenti mengoceh itu. Apakah aku mengenalnya?" kata Dareen dengan raut wajah datar seolah ia memang tak mengenal Megan. Megan membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Dareen barusan. Terlebih lagi saat ini, ada Zoya yang mendengar ucapan Dareen dengan sangat jelas. Dareen benar-benar mengacaukan harga diri seorang Megan. Kesal Megan dalam hati. "Kau memang jahat! Pria menyebalkan!" kata Megan dengan wajah kesalnya, menatap Dareen dengan perasaan ingin mencekik.  "Lakukan saja tugasmu Megan! Kau seperti tidak tahu Tuan saja!" kata El memperingatkan, dan Megan kembali menunjukkan wajah kesalnya pada El. Namun di detik berikutnya, ia kembali menormalkan wajahnya, lalu me
Read more

Cantik dan menggemaskan

"Tadaaaaa! Apa kalian suka dengan hasil make over ku pada Zoya?" kata Megan dengan penuh kebanggaan. Ia memperlihatkan penampilan terbaik Zoya pada Dareen dan El, yang saat ini tengah terdiam membisu, dengan mulut menganga. Menatap Zoya penuh dengan tanda tanya. Bagiamana tidak, Zoya saat ini tengah mengenakan dress pesta yang tidak terlalu mewah. Sederhana namun tampak elegan, sangat cocok untuk usianya saat ini, yang masih remaja, berlengan panjang, namun bagian bahunya sedikit terbuka, dan bagian bawah dress itu, mempunyai panjang bagian depan yang sedikit rendah, sedangkan bagian belakangnya, terlihat sedikit panjang. Dengan warna yang tidak menyakiti mata. Warna salem menjadi pilihan Megan.    Megan rasa, warna dan dress ini sangat cocok dengan tubuh mungil Zoya yang berkulit putih bersih. Walaupun Zoya tidak terlalu cantik, namun ia mempunyai kulit yang teramat bersih dan cantik, walaupun ia jarang sekali merawatnya. Bahkan bisa di bilang, bahwa Zoya
Read more

Dia ini kenapa?

"Manis dia bilang! Manis jika dilihat dari ketinggian 2900 mdpl mungkin!" kata Dareen lagi dengan ekspresi wajahnya yang sangat menyebalkan. Sangat bertolak belakang dengan kenyataan dalam hatinya, yang memuji-muji Zoya dengan kata manis dan menggemaskan yang beberapa menit ini terbersit dalam benaknya, hingga menggelitik hatinya. Dareen malu mengakui jika Zoya benar-benar manis, karena ego nya yang terlalu tinggi. Jadi ia mengatakan yang sebaliknya terhadap Zoya. Namun, siapa sangka, jika satu orang telah memperhatikan gerak-gerik Dareen sedari tadi, saat Dareen mengatai Zoya pada Megan. Dan orang itu adalah El. El tersenyum dalam hatinya, dengan berbagai ocehan yang apabila Dareen mendengarnya, maka Dareen akan sangat malu di buatnya. "Anda menyukai Zoya, Tuan! Anda hanya malu untuk mengakuinya. Seharusnya anda menurunkan sedikit saja ego anda," gumam El dalam hati, dengan sedikit senyum yang ia tunjukkan dari bibirnya. Namun tak ada satu
Read more

Tugasmu sudah selesai bukan?

Tiba-tiba saja, matahari seakan berada di hadapan zoya. Wajahnya sudah memerah dan terasa sangat panas, karena ia merasa sangat malu, benar-benar malu dengan apa yang baru saja terjadi. Zoya pikir, Dareen akan melakukan hal yang tidak tidak kepadanya. Namun nyatanya, Dareen hanya akan mengambil sebuah tuxedo mewah yang sudah di berikan oleh pelayan butik kepadanya. Ada rasa kecewa dalam dirinya, namun lebih banyak malunya. Apakah benar Zoya kecewa? Karena apa? Apa karena Dareen tidak melakukan apapun padanya? Entahlah, Zoya bingung untuk menjelaskannya secara rinci.    Dareen sangat menikmati saat melihat wajah Zoya yang sudah berubah menjadi merah karena menahan rasa malu. Ingin rasanya Dareen menertawakan Zoya dengan sangat keras, namun lagi-lagi, ego nya mengalahkan semua rasa yang ingin Dareen tunjukkan. Hingga, lagi dan lagi, Dareen membuat seseorang yang berada di hadapannya kecewa, karena perkataannya yang selalu saja tidak sesuai dengan hatinya.
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status