Home / Romansa / Gaun Pengantin / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Gaun Pengantin: Chapter 51 - Chapter 60

102 Chapters

Bab. 51. Masalah Yang Mengganggu

Setelah selesai menghubungi, Andrew pun langsung kembali ke kantor. Saat ini sudah malam pukul sembilan lewat, bisa-bisanya ada ruangan yang masih ternyala di dalam kantor. Awalnya kira Budi yang sedang bekerja, ia pun langsung mendorong pintu masuk. “Budi....” Ucapannya belum selesai tersampaikan, Andrew pun menyadari bahwa Christine yang berada disini. Awalnya Christine masih perlu menetap beberapa hari di perusahaan sebelumnya untuk menyelesaikan semua urusannya, tapi karena kejadian kemarin, ia tentu tidak akan menetap lagi disana. Oleh karena itu, ia pun langsung datang bekerja di perusahaan Andrew.  “Sudah sangat malam dan kamu masih belum istirahat? Kamu baru saja mulai bekerja, kenal baik lingkungan saja dulu. Tunggu kamu sudah menyesuaikan diri, baru mulai rajin bekerja. Kalau tidak, orang lain akan mengira diriku menyiksamu.” “Aku tidak ada urusan pulang nanti dan disini ada banyak pekerjaan yang belum kuselesaikan. Ada apa? Kam
Read more

Bab. 52. Sebuah Pertunjukan

Andrew juga tahu bahwa masalah ini sangat sulit untuk diselesaikan, lagi pula atasan sana juga bekerja demi masyarakat. Jika ada masalah petisi yang terjadi, maka akan sangat repot untuk diselesaikan. “Andrew, kamu juga jangan terlalu panik. Aku akan membantumu memikirkan caranya. Kamu sana juga segera memikirkan beberapa cara. Kita kedua pihak saling bekerja sama, pasti dapat menyelesaikan masalah tersebut.” “Baik, Pak Wandy. Kalau begitu, mohon bantuan Anda.” “Mengapa tiba-tiba sungkan kepadaku? Kamu uruslah semuanya dengan berani, pokoknya aku mendukungmu seratus persen.”  Setelah memutuskan panggilan, Andrew pun berencana untuk mengendarai mobil menuju Desa Bunga Persik. Di saat ini, seseorang dengan wajah yang membuatnya merasa jijik muncul di hadapannya. “Aduh... bukankah ini Pak Andrew kita? Mengapa bisa datang ke tempat kecil seperti ini?” Orang yang datang kebetulan adalah Juan. Andrew meliriknya sekilas, sama sek
Read more

Bab. 53. Topik Hangat

Kepala Desa di samping berbincang dengan para wartawan itu. Sedangkan Andrew dan Christine berdua bersembunyi di rumah sebelah diam-diam mendengar. Mendengar hingga kini, Christine tentu sangat bingung. Mengapa jadi membantu Group Li melakukan penjelasan? “Kak Andrew, situasi apa ini sekarang? Aku rasa masalah ini berjalan dengan agak janggal.” Andrew tersenyum tipis, pelan-pelan berkata. “Tenang saja, kamu pasti bisa menyaksikan pertunjukkan yang seru.”  Andrew tidak memberi tahu, Christine juga tidak berencana untuk lanjut bertanya. Entah mengapa ia sangat percaya kepada pria di hadapannya dari lubuk hatinya. Kira-kira dua puluh menit berlalu, para wartawan juga sudah pergi jauh. Saat ini, Andrew pun keluar dari dalam rumah itu. “Pak Andrew, aku sudah melakukan apa yang Anda perintah. Bagaimana menurut Anda?” Andrew terkekeh berkata. “Sangat baik, sangat baik. Kepala Desa sudah bekerja keras.” “Kamu terla
Read more

Bab. 54. Rahasia Sano

Andrew sama sekali tidak terkejut akan situasi tersebut. Ia melirik kearah Christine, membuka mulut berkata. “Hal-hal yang seperti kuduga. Tapi mereka memang datangnya terlalu cepat. Sepertinya Keluarga Li sana sudah mulai beraksi, sudah saatnya kita berdua muncul.” “Kita berdua? Apa yang kamu ingin lakukan lagi?” Andrew tertawa berkata. “Apa yang bisa dilakukan lagi? Tentu membangun kesan baik bagi perusahaan kita.” Para wartawan itu dengan cepat menemukan Kepala Desa lagi. Mereka juga sangat terkejut saat melihat Andrew berada disini.  “Pak Andrew, mengapa Anda juga berada disini? Apakah Anda datang untuk membahas projek Desa Bunga Persik?” “Dengar-dengar ada sebagian besar penduduk yang tidak setuju untuk mengubah sifat tanah. Apa rencana Anda untuk mengatasinya?” “Jika masalah ini tidak bisa diatasi, apakah ada mempengaruhi perusahaan kalian?” Sejumlah pertanyaan bermunculan dari mulut para wartawan. Andrew mel
Read more

Bab. 55. Juan Yang Jengkel

“Polisi tidak menemukan bukti, tentu hanya bisa dibiarkan begitu saja. Tapi akhirnya kita dengar-dengar bahwa anak ini melakukan sebuah usaha besar di dalam pabrik dan ia sudah lama tidak kembali.” Andrew tampak merenung setelah mendengar ucapannya, sepertinya Sano ini tidak begitu jahat, mungkin saja ia masih berguna bagi dirinya. Lagi pula ia juga mau berkembang di luar negeri, setidaknya harus ada beberapa orang yang bisa dipercayainya. Tapi semua ini dibahas belakangan. Pertama masih harus menaklukan Sano, kalau tidak bagaimana mungkin ia mau mendengar perintahnya.  Setelah beberapa waktu berlalu kemudian, Kepala Desa pun sudah tidak kuat. Sebenarnya efek minuman keras ini cukup kuat. Andrew memanggil dua penduduk desa untuk mengantar Kepala Desa pulang. Christine tidak minum terlalu banyak, setidaknya masih berakal sehat. Sedangkan Andrew sudah tidak begitu kuat. Saat ini, kepalanya sangat pusing, dirinya sama sekali tidak dapat berd
Read more

Bab. 56. Marah Besar

Setelah kembali ke kantor, Christine harus pergi bekerja lagi karena urusan bisnis. Andrew sini sepertinya belum sepenuhnya tersadar kembali dari efek alkohol, lalu bersandar di kursi kerja dan larut tidur. Saat bangun lagi, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh delapan malam. Ponselnya terdapat sepuluh panggilan tak terhubung, dimana semuanya berasal dari Paman Loren. Tidak perlu orang lain memberi tahu, Andrew sendiri juga mengetahui bahwa ia pasti datang untuk masalah naskah. Setelah menghubungi Paman Loren balik, ia pun baru mengetahui bahwa Paman Loren ingin bertemu dengan sutradara. Andrew juga langsung menyetujuinya.  Selanjutnya ia menerima beberapa unggahan lagi, semuanya merupakan masalah Desa Bunga Persik. Masalah ini semakin memanas, pokoknya situasinya lebih serius dari kemarin. Tentu banyak netizen yang menunjuk masalah ini kearah Group Li dan ini telah mencapai hasil yang diinginkan Andrew. Saat pintu kantor tiba-tiba
Read more

Bab. 57. Krisis

Sembari berkata, Jeslyne pun menangis sedu. Melihat keadaan ini, Andrew langsung bangkit dan menghiburnya. “Bukankah aku hanya bercanda denganmu? Jangan marah lagi.” Jeslyne mengelap air matanya, lalu kesana menarik Andrew, ingin mengusirnya keluar. “Kamu segera pergi dari sini, aku mau istirahat.” “Tidak boleh. Aku mau tidur disini malam ini.” Jeslyne berusaha mendorong Andrew ke bawah ranjang, sambil dorong sambil berkata. “Kamu ada tempat tidur, untuk apa kamu menetap disini? Segera kembali ke kamarmu tidur.” “Tidak boleh. A-aku.... mabuk, malam ini maunya tidur disini.”  “Aduh, kamu segera turun. Mengapa begitu suka mengganggu orang?” “Ranjang ini begitu besar, cukup buat dua orang.” Andrew berkata, “Kamu tiap hari tidur sendirian, apakah tidak merasa sayang? Kita harus menggunakan barang rumah dengan baik. Kamu ini benar-benar tidak bisa menjalani hidup.” “Memangnya aku perlu kamu yang mengajariku? Kam
Read more

Bab. 58. Konferensi Pers

Beberapa investor masing-masing memberi pendapat mereka, Andrew pun tidak enak mengatakan yang lain. Selanjutnya layar besar sana pun muncul beberapa gambar, yaitu gambar Paman Loren. “Aku sekarang akan memperkenalkan penulis naskah kita yang hebat ini. Orang yang berada di layar besar ini adalah penulis naskah film yang akan kalian investasi. Namanya Lorentius Zhang, merupakan paman Andrew. Kedua orang ini sepertinya tetangga, merupakan orang kampung yang murni, sepertinya tidak pernah kuliah.” “Bagaimana bisa seperti ini?” “Mengapa Elafy Entertaiment Company menginvestasi sebuah film yang seperti ini?” “Bukankah ini sebuah candaan? Mengambil uang kita untuk mengabulkan mimpi pamannya, sungguh menarik.”  “Aku pikir kalian semua sudah menyadarinya.” Juan lanjut berkata, “Elafy Entertaiment Company memang menghormati orang tua dan sayang anak kecil, apalagi semakin perhatian kepada keluarga sendiri. Tapi kalian menginvestas
Read more

Bab. 59. Acara Keluarga 1

Paman Loren seketika menjadi gugup saat diberi pertanyaan seperti itu. Ia pun bingung akan apa yang harus dikatakannya. Setelah beberapa saat kemudian, ia pun pelan-pelan membuka mulut berkata. “Para wartawan dan teman-teman disini, aku tahu bagi kalian, aku hanya seseorang yang kasar, tak berpendidikan dan tidak kuliah. Tapi untuk menulis, aku sangat serius. Saat berusia tiga puluh tahun, aku meninggalkan tempat kelahiranku dan asal berkeliling. Semua ini demi menulis sebuah naskah film yang baik. Tahun ini aku telah berusia lima puluh tahun dan aku menulis selama dua puluh tahun. Selama dua puluh tahun ini, aku bertemu dengan banyak hal, mengalami banyak masalah. Setiap langkah dijalani dengan kedua kakiku ini.”  Setelah Paman Loren mengatakan itu, panggung sana masih sunyi, tampak jelas bahwa kata-katanya masih belum bisa membuat para wartawan itu tersentuh. “Tingkat pendidikan menentukan kualitas naskah film dan Pak Loren hanya memiliki penga
Read more

Bab. 60. Acara Keluarga 2

Mendengar hingga kini, Andrew sungguh merasa jengkel. Ia menepuk meja dengan kasar, lalu membuka mulut berkata, “Sudahlah, hari ini ulang tahun Nenek. Untuk apa membahas itu semua?” Melihat Andrew yang menepuk meja, Willy seketika marah besar. “Siapakah dirimu? Tidak lihat dulu wilayah siapa ini. Apakah kamu berhak menepuk meja?” “Sudahlah, kalian semua diam.” Ayah Jeslyne bangkit dari meja makan dan omel tegas untuk menghentikan mereka. Sejak masuk ke dalam ruangan, Ayah Jeslyne tidak memandang Andrew baik. Saat ini ia malah menunjuk Andrew berkata, “Kamu jangan memalukan diriku lagi. Duduk diam disana, langsung pergi sana jika tidak mau.” Andrew juga tidak sangka bahwa masalah ini bisa-bisanya menjadi seperti ini. Oleh karena itu, ia segera berjalan ke samping Nenek, membuka mulut berkata. “Maaf, Nenek. Semua ini salahku. Aku tahu Nenek sangat suka minum anggur, jadi sengaja menyuruh manajer hotel ini untuk mengimpor dua botol anggur dari Perancis.”
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status