Beranda / Romansa / Gaun Pengantin / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Gaun Pengantin: Bab 41 - Bab 50

102 Bab

Bab. 41. Masalah Besar

Dalam sekejap, ketiga perusahaan ini semua didorong ke puncak opini publik yang sengit dan tajam. Perusahaan atau artis yang semula berencana menandatangani kontrak dengan Adidassler juga mulai goyah. Di saat yang sama, Nadi berbicara dan mengumumkan akan memperkenalkan kembali 30 juru bicara selebriti tahun ini. Saham Nadi juga naik dalam waktu singkat, sedangkan Adidassler justru sebaliknya. Jika opini publik tidak dihentikan, kemungkinan besar cabang mereka di China terancam akan bangkrut. "Hahaha, Kak Ten, kamu telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam hal ini, aku bersulang untukmu!" Andrew selesai berbicara dan menghabiskan anggur di gelas.  "Tidak, tidak, bukankah semua ini jasamu? Kamu menyuruhku membawa reporter ke sana, benar-benar cara yang sangat kejam. Sejujurnya, aku tidak menyangka bahwa kamu akan memintaku untuk menandatangani kontrak dengan artismu di gedung kantor Adidassler. Netizen suka nonton keseruannya. Kebetulan hal ini s
Baca selengkapnya

Bab. 42. Jeje Gadis Pelayan

"Tidak perlu, aku ingin nyanyi." Andrew merasa bingung, apakah dia harus memeluknya kalau datang ke sini? Orang yang bernama Mia langsung mendorong pintu untuk masuk sebelum Andrew mengangkat mikrofonnya. "Tuan, jika menurutmu wanita itu tidak memuaskan, aku akan menyuruhnya keluar. Sebagai seorang mandor, Kak Mia sangat bertanggung jawab. Dia akan memeriksa melalui pintu kaca secara berkala setiap wanita yang dikirim ke dalam ruangan pribadi. "Hah? Bukan tidak puas, tapi lebih baik kamu suruh dia pergi saja, aku akan membayarnya." Jika bukan untuk bertahan hidup, Andrew merasa bahwa wanita ini tidak perlu melakukan pekerjaan seperti ini. Dia juga bukan orang yang suka bermain dengan wanita, biarkan saja dia pergi untuk menghasilkan lebih banyak uang.  "Baik." Kak Mia berkata dengan suara rendah, seolah-olah dia sangat tidak senang, Andrew juga tidak peduli dan mulai bernyanyi sendiri. Meskipun Andrew tidak sering menyanyi, tapi s
Baca selengkapnya

Bab. 43. Minta Dipukul

"Cepat lari, omong kosong apa lagi." Andrew berbalik melihat sekilas dan sekelompok pria besar itu sedang mengejar mereka. Tapi John dan kedua gadis itu sudah tidak kuat lari lagi setelah berlari tidak begitu lama dan pria yang mengejar mereka semakin dekat. "Sial, aku sudah tidak sanggup lari lagi, aku lihat siapa yang berani menyentuhku hari ini." John langsung duduk di bawah, dadanya terlihat naik turun seperti hampir meledak. Andrew hanya bisa menghentikan langkahnya setelah melihat ketiga orang itu duduk di bawah.  "Bocah busuk, lari, lari saja terus." Belasan orang yang dipimpin oleh pria cabul itu mengepung Andrew dan lainnya. "Saudaraku, aku kasih kamu uang, biarkan kami pergi." Andrew juga sangat lelah sambil meletakkan tangan di pinggangnya, dia bernapas terengah-engah sambil berkata kepada pria kekar. "Baiklah, berapa banyak, berikan aku sebuah harga yang bisa membuatku puas." Pria cabul itu terlihat sangat meny
Baca selengkapnya

Bab. 44. Gadis Gosip

Andrew tidak berdaya terhadap kedua gadis ini, mereka tidak percaya bahkan orang yang sebenarnya sudah berdiri di depan mereka. "Sudah cukup, tidak perlu lihat lagi, aku benaran adalah Andrew, kalian berdua juga tidak perlu kerja dalam dua hari ini, pria cabul itu pasti masih akan pergi mencari kalian, oh ya, apakah ponselku sudah dicas?" Andrew sadar jika masalah ini harus diurus secara hukum maka dia akan meminta bantuan Gunawan. "Ini ponselmu, ada beberapa orang yang menelepon tapi aku tidak menjawabnya." Jeje sangat pengertian karena hal pertama setelah mengantar Andrew ke rumah sakit adalah mengisi baterai ponsel Andrew tapi karena dia tidak punya kata sandi ponsel Andrew maka Jeje tidak bisa menghubungi nomor teman Andrew.  Setelah megambil ponselnya, Andrew menelepon Gunawan dan dia segera datang ke rumah sakit setelah dia mendapatkan kabarnya. "Apakah orang keluarga Li yang datang membalas dendam, orang-orang ini k
Baca selengkapnya

Bab. 45. Pertaruhan

Meskipun Andrew jarang berjudi tapi dia sering mendengar tipu muslihat yang ada di tempat perjudian maka dia tidak mau anak buah Mark yang membagikan kartunya. "Haha, terserah." Tidak peduli anak buah Mark atau bukan tapi karena Andrew telah mengatakan permintaannya maka tentu saja Mark tidak bisa menolaknya. Tidak tahu mengapa, Jeje seolah-olah punya bayangan gelap dengan pria yang ada di depannya, dia merasa takut ketika melihat Mark, Andrew menepuk pundaknya. "Tidak apa-apa, aku tidak akan menyalahkanmu tidak peduli menang atau kalah." Suara Andrew terdengar lembut sehingga membuat hati Jeje yang cemas menjadi lebih baik.  Jeje mengocok kartu poker dan meletakkannya di atas meja, permainan satu putaran sebesar 400 juta benar-benar jarang terjadi di tempat ini maka orang yang ada di warnet segera mengelilingi Andrew dan lainnya. "Kamu adalah tamu, maka kamu duluan." Mark duduk di seberang Andrew dengan tampilan penuh percaya dir
Baca selengkapnya

Bab. 46. Mematikan

"Bos, bukankah uang enam miliar itu harus diserahkan kepada organisasi? Mengapa kamu....." Begitu Mark berkata, anak buahnya memperingatkannya. "Jangan berisik, kita sudah membantu Sano melakukan banyak hal, dia tidak akan berani berbuat apa-apa terhadapku meskipun akan kalah uang enam miliar ini." Mark mendorong tangan anak buahnya. Andrew tidak peduli Mark mendapatkan uang itu dari mana, yang hanya tertarik dengan Sano, tidak disangka jika Mark bahkan membantu Sano. "Bocah, apakah kamu berani?" Mark menekan tangannya di meja sambil mencondongkan sebagian badannya, jarak wajahnya sudah sangat dekat dengan Andrew sehingga Andrew bahkan bisa mencium bau rokok yang ada di tubuhnya.  "Baik, aku akan bertaruh 10 miliar denganmu." Tidak tahu rokok siapa yang ada di atas meja dan Andrew mengambilnya serta memasukkan ke dalam mulutnya, dulu Andrew adalah seorang perokok tapi karena ibunya sakit maka dia berhenti merokok, tidak tahu mengapa Andre
Baca selengkapnya

Bab. 47. Panik

Kemudian pemukul handal yang dicari John bergegas masuk ke dalam warnet, segera warnet Mark dipenuhi oleh orang-orang Andrew. "Kamu berani menjebakku!" Mark sekarang baru sadar jika dia dijebak oleh Andrew, Andrew hari ini datang untuk balas dendam seharusnya dia sudah memikirkannya sejak awal. "Pukul!" John tidak memberi kesempatan Mark untuk bicara lagi dan semua orang beraksi setelah John memberikan perintah, tiga puluh menit kemudian, Mark berlutut di depan Andrew penuh darah. "Mark, kamu kalah 10 miliar sehingga masih kurang 4 miliar, aku akan memberimu sebuah kesempatan untuk mengembalikan uangku jika tidak maka aku akan mengambil satu tanganmu." Andrew memungut sebuah pisau yang ada di depan Mark.  "Kakek, aku benaran tidak ada uang, tolong lepaskan aku!" Mark berlutut di lantai sambil terus bersujud. Tok, tok, tok, kepalanya pecah karena bersujud! "Baiklah, lagipula pisau ini masih belum pernah bertemu darah, kebet
Baca selengkapnya

Bab. 48. Kekuatan Andrew

John dan Yaya telah berpacaran secara terbuka dan Andrew tidak tahu harus mengatakan apa melihat sikap mereka, dia sebelumnya pernah berjanji kepada Ten bahwa akan mengajarinya keterampilan tapi kerja masih belum dimulai, dia sudah berpacaran dengan seorang gadis yang tadinya berprofesi sebagai gadis pelayan dan Ten pasti akan menghabisi John jika dia mengetahuinya tapi mungkin Ten selama hidup ini tidak akan mengetahuinya. Andrew tidak bisa menolak undangan kedua gadis itu tapi sewaktu makan panggilan telepon dari Kak Mia membuat semua orang meletakkan sumpitnya. "Kak Mia, ada apa? Apakah begitu mendesak?" Wajah Jeje terlihat agak buruk karena Kak Mia yang ada di dalam telepon terdengar panik.  "Baiklah, aku akan berusaha mengumpulkannya untukmu dan aku akan menghubungimu sebentar lagi." Jeje menutup teleponnya setelah itu. "Apakah itu Kak Mia? Ada apa?" Meskipun biasanya Kak Mia sangat galak terhadap Yaya dan Jeje tapi sejujurnya Kak Mi
Baca selengkapnya

Bab. 49. Mark Menyerah

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Mark duduk di lantai dengan sedih. Dia tidak punya niat untuk melawan lagi saat menghadapi Andrew sekarang. Ini adalah perasaan tidak berdaya yang muncul di depan kekuatan yang kuat. Mark sepenuhnya ditaklukkan oleh Andrew dan pria di depannya adalah iblis. “Apakah kamu bekerja untuk Sano?” Andrew duduk di samping dengan santai. Targetnya bukanlah Mark tapi Sano. “Untuk apa kamu menanyakan ini? Kamu jangan banyak berharap, aku tidak akan mengatakan apapun!” Mark menatap Andrew dengan waspada. “Hehe, tidak kelihatan bahwa kamu orang yang sangat setia!” Meskipun Andrew berkata begitu, tapi dia sangat mengerti di dalam hatinya.  Mark adalah orang tamak yang takut mati, alasan mengapa dia melindungi Sano hanya karena dia takut akan dibalas di kemudian hari. “Terserah apa katamu, aku juga tidak akan memberitahumu! Aku, Mark adalah orang tamak yang takut mati, aku tidak akan mengakui meskipun disik
Baca selengkapnya

Bab. 50. Kesalahanpahaman

Sudah lebih dari jam empat sore ketika keluar dari kantor polisi. Andrew berencana pulang karena tidak ada urusan di perusahaan. Saatnya berbicara dengan Jeslyne. Sebelum membuka pintu, Andrew melihat sosok yang dikenalnya. “Yaya, kenapa kamu ada di sini?” “Kak Andrew, lama tidak bertemu.” “Apa yang lama tidak bertemu? Bukankah kita baru saja bertemu?” Yaya tersenyum dan berkata, “Kenapa kamu begitu menarik?” “Ada pepatah itu? Apa namanya? Sehari tidak bertemu tapi rasanya sudah lama tidak bertemu.” Yaya berkedip sambil bercanda.  “Katakan saja jika kamu punya masalah, jangan sungkan.” “Hehehe…” Yaya berkata sambil tersenyum, “Bukankah aku datang untuk berterima kasih kepadamu? John juga tidak bisa menghubungimu, jadi kami meminta alamatnya dan mencarimu.” Andrew juga berkata sambil tersenyum, “Tidak perlu berterima kasih. Kalian berdua akan menjadi karyawanku di masa depan. Melindungi karyawan send
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status