Home / Romansa / Gaun Pengantin / Bab. 49. Mark Menyerah

Share

Bab. 49. Mark Menyerah

Author: Inisial
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Mark duduk di lantai dengan sedih. Dia tidak punya niat untuk melawan lagi saat menghadapi Andrew sekarang.

Ini adalah perasaan tidak berdaya yang muncul di depan kekuatan yang kuat. Mark sepenuhnya ditaklukkan oleh Andrew dan pria di depannya adalah iblis.

“Apakah kamu bekerja untuk Sano?” Andrew duduk di samping dengan santai. Targetnya bukanlah Mark tapi Sano.

“Untuk apa kamu menanyakan ini? Kamu jangan banyak berharap, aku tidak akan mengatakan apapun!” Mark menatap Andrew dengan waspada.

“Hehe, tidak kelihatan bahwa kamu orang yang sangat setia!” Meskipun Andrew berkata begitu, tapi dia sangat mengerti di dalam hatinya.

 

Mark adalah orang tamak yang takut mati, alasan mengapa dia melindungi Sano hanya karena dia takut akan dibalas di kemudian hari.

“Terserah apa katamu, aku juga tidak akan memberitahumu! Aku, Mark adalah orang tamak yang takut mati, aku tidak akan mengakui meskipun disik

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gaun Pengantin   Bab. 50. Kesalahanpahaman

    Sudah lebih dari jam empat sore ketika keluar dari kantor polisi. Andrew berencana pulang karena tidak ada urusan di perusahaan. Saatnya berbicara dengan Jeslyne. Sebelum membuka pintu, Andrew melihat sosok yang dikenalnya. “Yaya, kenapa kamu ada di sini?” “Kak Andrew, lama tidak bertemu.” “Apa yang lama tidak bertemu? Bukankah kita baru saja bertemu?” Yaya tersenyum dan berkata, “Kenapa kamu begitu menarik?” “Ada pepatah itu? Apa namanya? Sehari tidak bertemu tapi rasanya sudah lama tidak bertemu.” Yaya berkedip sambil bercanda. “Katakan saja jika kamu punya masalah, jangan sungkan.” “Hehehe…” Yaya berkata sambil tersenyum, “Bukankah aku datang untuk berterima kasih kepadamu? John juga tidak bisa menghubungimu, jadi kami meminta alamatnya dan mencarimu.” Andrew juga berkata sambil tersenyum, “Tidak perlu berterima kasih. Kalian berdua akan menjadi karyawanku di masa depan. Melindungi karyawan send

  • Gaun Pengantin   Bab. 51. Masalah Yang Mengganggu

    Setelah selesai menghubungi, Andrew pun langsung kembali ke kantor. Saat ini sudah malam pukul sembilan lewat, bisa-bisanya ada ruangan yang masih ternyala di dalam kantor. Awalnya kira Budi yang sedang bekerja, ia pun langsung mendorong pintu masuk. “Budi....” Ucapannya belum selesai tersampaikan, Andrew pun menyadari bahwa Christine yang berada disini. Awalnya Christine masih perlu menetap beberapa hari di perusahaan sebelumnya untuk menyelesaikan semua urusannya, tapi karena kejadian kemarin, ia tentu tidak akan menetap lagi disana. Oleh karena itu, ia pun langsung datang bekerja di perusahaan Andrew. “Sudah sangat malam dan kamu masih belum istirahat? Kamu baru saja mulai bekerja, kenal baik lingkungan saja dulu. Tunggu kamu sudah menyesuaikan diri, baru mulai rajin bekerja. Kalau tidak, orang lain akan mengira diriku menyiksamu.” “Aku tidak ada urusan pulang nanti dan disini ada banyak pekerjaan yang belum kuselesaikan. Ada apa? Kam

  • Gaun Pengantin   Bab. 52. Sebuah Pertunjukan

    Andrew juga tahu bahwa masalah ini sangat sulit untuk diselesaikan, lagi pula atasan sana juga bekerja demi masyarakat. Jika ada masalah petisi yang terjadi, maka akan sangat repot untuk diselesaikan. “Andrew, kamu juga jangan terlalu panik. Aku akan membantumu memikirkan caranya. Kamu sana juga segera memikirkan beberapa cara. Kita kedua pihak saling bekerja sama, pasti dapat menyelesaikan masalah tersebut.” “Baik, Pak Wandy. Kalau begitu, mohon bantuan Anda.” “Mengapa tiba-tiba sungkan kepadaku? Kamu uruslah semuanya dengan berani, pokoknya aku mendukungmu seratus persen.” Setelah memutuskan panggilan, Andrew pun berencana untuk mengendarai mobil menuju Desa Bunga Persik. Di saat ini, seseorang dengan wajah yang membuatnya merasa jijik muncul di hadapannya. “Aduh... bukankah ini Pak Andrew kita? Mengapa bisa datang ke tempat kecil seperti ini?” Orang yang datang kebetulan adalah Juan. Andrew meliriknya sekilas, sama sek

  • Gaun Pengantin   Bab. 53. Topik Hangat

    Kepala Desa di samping berbincang dengan para wartawan itu. Sedangkan Andrew dan Christine berdua bersembunyi di rumah sebelah diam-diam mendengar. Mendengar hingga kini, Christine tentu sangat bingung. Mengapa jadi membantu Group Li melakukan penjelasan? “Kak Andrew, situasi apa ini sekarang? Aku rasa masalah ini berjalan dengan agak janggal.” Andrew tersenyum tipis, pelan-pelan berkata. “Tenang saja, kamu pasti bisa menyaksikan pertunjukkan yang seru.” Andrew tidak memberi tahu, Christine juga tidak berencana untuk lanjut bertanya. Entah mengapa ia sangat percaya kepada pria di hadapannya dari lubuk hatinya. Kira-kira dua puluh menit berlalu, para wartawan juga sudah pergi jauh. Saat ini, Andrew pun keluar dari dalam rumah itu. “Pak Andrew, aku sudah melakukan apa yang Anda perintah. Bagaimana menurut Anda?” Andrew terkekeh berkata. “Sangat baik, sangat baik. Kepala Desa sudah bekerja keras.” “Kamu terla

  • Gaun Pengantin   Bab. 54. Rahasia Sano

    Andrew sama sekali tidak terkejut akan situasi tersebut. Ia melirik kearah Christine, membuka mulut berkata. “Hal-hal yang seperti kuduga. Tapi mereka memang datangnya terlalu cepat. Sepertinya Keluarga Li sana sudah mulai beraksi, sudah saatnya kita berdua muncul.” “Kita berdua? Apa yang kamu ingin lakukan lagi?” Andrew tertawa berkata. “Apa yang bisa dilakukan lagi? Tentu membangun kesan baik bagi perusahaan kita.” Para wartawan itu dengan cepat menemukan Kepala Desa lagi. Mereka juga sangat terkejut saat melihat Andrew berada disini. “Pak Andrew, mengapa Anda juga berada disini? Apakah Anda datang untuk membahas projek Desa Bunga Persik?” “Dengar-dengar ada sebagian besar penduduk yang tidak setuju untuk mengubah sifat tanah. Apa rencana Anda untuk mengatasinya?” “Jika masalah ini tidak bisa diatasi, apakah ada mempengaruhi perusahaan kalian?” Sejumlah pertanyaan bermunculan dari mulut para wartawan. Andrew mel

  • Gaun Pengantin   Bab. 55. Juan Yang Jengkel

    “Polisi tidak menemukan bukti, tentu hanya bisa dibiarkan begitu saja. Tapi akhirnya kita dengar-dengar bahwa anak ini melakukan sebuah usaha besar di dalam pabrik dan ia sudah lama tidak kembali.” Andrew tampak merenung setelah mendengar ucapannya, sepertinya Sano ini tidak begitu jahat, mungkin saja ia masih berguna bagi dirinya. Lagi pula ia juga mau berkembang di luar negeri, setidaknya harus ada beberapa orang yang bisa dipercayainya. Tapi semua ini dibahas belakangan. Pertama masih harus menaklukan Sano, kalau tidak bagaimana mungkin ia mau mendengar perintahnya. Setelah beberapa waktu berlalu kemudian, Kepala Desa pun sudah tidak kuat. Sebenarnya efek minuman keras ini cukup kuat. Andrew memanggil dua penduduk desa untuk mengantar Kepala Desa pulang. Christine tidak minum terlalu banyak, setidaknya masih berakal sehat. Sedangkan Andrew sudah tidak begitu kuat. Saat ini, kepalanya sangat pusing, dirinya sama sekali tidak dapat berd

  • Gaun Pengantin   Bab. 56. Marah Besar

    Setelah kembali ke kantor, Christine harus pergi bekerja lagi karena urusan bisnis. Andrew sini sepertinya belum sepenuhnya tersadar kembali dari efek alkohol, lalu bersandar di kursi kerja dan larut tidur. Saat bangun lagi, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh delapan malam. Ponselnya terdapat sepuluh panggilan tak terhubung, dimana semuanya berasal dari Paman Loren. Tidak perlu orang lain memberi tahu, Andrew sendiri juga mengetahui bahwa ia pasti datang untuk masalah naskah. Setelah menghubungi Paman Loren balik, ia pun baru mengetahui bahwa Paman Loren ingin bertemu dengan sutradara. Andrew juga langsung menyetujuinya. Selanjutnya ia menerima beberapa unggahan lagi, semuanya merupakan masalah Desa Bunga Persik. Masalah ini semakin memanas, pokoknya situasinya lebih serius dari kemarin. Tentu banyak netizen yang menunjuk masalah ini kearah Group Li dan ini telah mencapai hasil yang diinginkan Andrew. Saat pintu kantor tiba-tiba

  • Gaun Pengantin   Bab. 57. Krisis

    Sembari berkata, Jeslyne pun menangis sedu. Melihat keadaan ini, Andrew langsung bangkit dan menghiburnya. “Bukankah aku hanya bercanda denganmu? Jangan marah lagi.” Jeslyne mengelap air matanya, lalu kesana menarik Andrew, ingin mengusirnya keluar. “Kamu segera pergi dari sini, aku mau istirahat.” “Tidak boleh. Aku mau tidur disini malam ini.” Jeslyne berusaha mendorong Andrew ke bawah ranjang, sambil dorong sambil berkata. “Kamu ada tempat tidur, untuk apa kamu menetap disini? Segera kembali ke kamarmu tidur.” “Tidak boleh. A-aku.... mabuk, malam ini maunya tidur disini.” “Aduh, kamu segera turun. Mengapa begitu suka mengganggu orang?” “Ranjang ini begitu besar, cukup buat dua orang.” Andrew berkata, “Kamu tiap hari tidur sendirian, apakah tidak merasa sayang? Kita harus menggunakan barang rumah dengan baik. Kamu ini benar-benar tidak bisa menjalani hidup.” “Memangnya aku perlu kamu yang mengajariku? Kam

Latest chapter

  • Gaun Pengantin   TAMAT

    Setelah Andrew tiba di kantor polisi, dia bertemu dengan Gunawan."Gunawan, di mana beberapa orang itu? Aku ingin mencari mereka untuk berbicara."Gunawan menganggukkan kepalanya sambil berkata: "Boleh, karena kamu juga adalah korban, jadi kamu memang harus menanyakan jelas kepada mereka."Andrew tanpa berkata apapun langsung menghadapi beberapa orang itu berkata: "Sekarang kuberikan kalian satu kesempatan, jujurlah kepada polisi jika Herman Li yang menyuruh kalian melakukan semua masalah itu. Dari usia kalian tampaknya sudah lama ikut dengannya, kalian pasti tahu banyak masalah. 1 masalah seharga 400 juta, sekarang kalian beritahu polisi tentang kejahatan kalian semua, aku bantu kalian menghitung." "Apa kamu anggap kami ini bodoh." orang itu berkata, "Jika kami beritahu semua, bukankah selamanya harus duduk di dalam penjara?"Andrew mendengarnya lalu tertawa berkata: "Jadi menurutmu jika kalian sudah keluar, apakah akan beraki

  • Gaun Pengantin   Bab. 101. Marah

    Kini mata Jeslyne sudah dipenuhi dengan air mata, dia menatap Andrew dengan kedua tangan yang menutup mulut dengan rapat agar suara tangisannya tidak keluar."Sudahlah, jangan menangis lagi. Bisakah kamu lebih tegar, setidaknya kita ini sudah menikah lebih dari dua tahun.""Beda..." Jeslyne berkata sambil menangis.Andrew tertawa kemudian memeluknya."Sudahlah, ke depannya duniaku hanya memiliki kamu seorang saja."Jeslyne mendengarnya langsung mencium Andrew.Andrew jam 11 siang baru datang ke perusahaan, perusahaan yang begitu banyak orang tidak ada satupun yang tidak menyadari wajah Andrew yang dipenuhi dengan ekspresi bahagia.Barusan tiba di dalam kantor, John langsung masuk."Apa yang terjadi kak? Apakah kamu diancam? Jika kamu diancam, kamu mengedipkan mata saja dan aku akan menolongmu."Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Apaan, kamu sudah depresi, ya?" "Bukan, kamu yang sudah depresi." John

  • Gaun Pengantin   Bab. 100. Melamar

    Setelah mengatakannya, Andrew ingin meninggalkan kafe ini, tetapi kemudian Herman Li malah menahannya."Tunggu sebentar."Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Ada apa? Apakah Direktur Herman berencana untuk membahas denganku?"Herman Li menghela napas dan berkata: "Katakanlah, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kamu ingin uang atau sumber daya?"Setelah mendengarnya, Andrew tertawa berkata: "Aku mau kamu melepaskan semua saham di industri Sano."Herman Li mendengarnya langsung tertawa keras berkata: "Andrew, bukankah kamu terlalu percaya diri terhadap dirimu sendiri, jika tidak ada masalah lain, maka aku pergi dulu." Andrew juga tertawa dan berkata: "Baik Direktur Herman, asalkan masalah ini tidak pengaruhi pemasaran kalian di luar negeri saja."Herman Li juga menjadi sedikit tegang setelah mendengarnya, dia melihat Andrew berkata: "Apa yang mau kamu lakukan? Kuberitahu kamu, jika kamu memaksaku terus, maka tidak ada dari

  • Gaun Pengantin   Bab. 99. Keadaan Krisis

    Setelah minum bir, Juan tertawa dengan puas. Satu hingga dua menit kemudian, Jasmine hanya merasa pusing, lalu Juan juga menunjukkan ekspresi seperti binatang buas.Tapi kini kesadaran Jasmine juga sudah sangat tidak jelas, tidak peduli apapun yang dilakukan Juan padanya, dia tetap tidak bisa melawan.Di saat yang penting ini, pintu kamar Juan tiba-tiba berbunyi.Juan melihat ke arah pintu dan tidak berencana untuk memedulikannya, tapi suara ketukan pintu tidak berhenti. Juan menjadi sedikit tidak senang, saat dia barusan mau berdiri dari sofa, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Manajer itu berjalan masuk dengan pelayannya, Juan yang melihat aksi ini langsung berteriak: "Siapa yang suruh kalian masuk, apa kalian tidak ingin hidup lagi."Manajer itu langsung berkata: "Kami takut ada bahaya yang terjadi pada Direktur Juan, jadi kami tidak tenang dengan Anda.""Enyahlah."Manajer itu malah tidak buru-buru saat mendengarkan kata ini,

  • Gaun Pengantin   Bab. 98. Pemikiran Buruk

    Jasmine juga tertawa berkata: "Tidak, kenapa Direktur Juan memanggil aku ke sini...""Tidak ada masalah penting." Juan berkata, "Aku sudah mendengarkan masalah Elafy Entertainment Company, mereka memang sedikit tidak etis, padahal sudah selesai kontrak, tetapi malah tiba-tiba batalin kontrak lagi, ini bukan tindakan yang seharusnya dilakukan sebuah perusahaan besar."Jasmine mendengar kemudian menganggukkan kepala tanpa mengatakan apapun.Kemudian Juan berkata: "Saat aku mendengarnya juga sangat marah, karena semua aktor pernah bekerja sama dengan perusahaan kita, meskipun memiliki beberapa perselisihan dengan perusahaan, tetapi kita ini tetap memiliki perasaan meskipun tidak ada hubungan pekerjaan lagi, betul tidak?""Betul yang dikatakan Direktur Juan.""Aku juga termasuk orang di dunia hiburan kalian, kan? Semua orang mencari nafkah dari lingkungan ini, pastinya mau menaati beberapa peraturan, jika sebuah perusahaan yang bahkan tidak tahu bagaim

  • Gaun Pengantin   Bab. 97. Kamera

    Setelah mengatakannya, Jasmine menutup teleponnya, Andrew melihat dia sambil berkata: "Si Juan ini tetap tidak berubah dari dulu, tampaknya sudah saatnya beri dia sedikit pelajaran.""Apa yang mau kamu lakukan." Jeslyne bertanya.Andrew tertawa berkata: "Dia yang terus melakukannya, maka itu hanya bisa menghukumnya langsung dalam satu kali saja. Menurut kabar yang kudapat perusahaannya sudah berencana memasarkan di pasar dalam negeri, jadi dia tidak ada waktu untuk melawan kita. Maka itu menggunakan kesempatan ini langsung menyelesaikannya saja, tidak ada orang yang ada waktu untuk tarik ulur dengannya.""Jadi apa yang harus kulakukan sekarang?" Jasmine bertanya. Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Pergi temui dia saja dulu, lihat apa yang mau dilakukannya.""Aku... apa aku sendirian?""Pasti." Andrew berkata, "Tapi kamu tenang saja, dia tidak akan melakukan apapun padamu, aku sudah ada persiapan sendiri."Tidak lama kem

  • Gaun Pengantin   Bab. 96. Telpon

    "Baiklah, aku sudah tahu." Jessica berkata, "Serahkan padaku dan tenang saja."Andrew menganggukkan kepala berkata: "Baik, kalau begitu aku tanya satu pertanyaan padamu lagi, satu tahun kemudian berapa banyak bunga yang bisa kamu hasilkan dari perusahaan ini?"Jessica di telepon berpikir sebentar kemudian berkata: "Dalam satu tahun aku bisa menaikkan index saham menjadi 400 hingga 600 miliar."Andrew menganggukkan kepala dengan puas setelah mendengarnya dan berkata: "Sekarang aku perlu mengurangi waktu 1 tahunmu menjadi 2 bulan, sebulan kemudian perusahaan harus mulai untung, dua bulan kemudian index saham harus mencapai 600 miliar." Jessica setelah mendengarnya, dia tidak fokus kembali dalam waktu yang lama, kemudian dia lanjut berkata: "Bagaimana mungkin, jangankan dua bulan, bahkan kamu beri aku waktu setengah tahun juga tidak bisa kuselesaikan. Index saham bukan naik sesuai yang kamu inginkan, ini memerlukan beberapa waktu untuk pemasaran."

  • Gaun Pengantin   Bab. 95. Susun Rencana

    "Jangan alihkan topik pembicaraan, aku benar-benar tidak mengerti apa alasanmu melakukan ini, apa kamu tahu berapa banyak uang yang harus kita habiskan? Kamu belum menghitungnya, dan apa kamu yakin bisa menutupi kerugiannya? Apa kamu sudah memikirkan reaksi-reaksi yang akan muncul setelah masalah ini?"Andrew menatap John lalu berkata: "Tenang saja, aku sudah mempertimbangkan hal ini dengan jelas, aku akan memberi tahumu nanti, pokoknya, lakukan saja seperti yang aku katakan, kamu tidak perlu khawatir tentang masalah uang, bagaimana kita akan menangani masalah ini nanti? Kita lihat dulu bagaimana perkembangannya." "Aku benar-benar tidak mengerti, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?" John berkata: "Kalau kamu sudah membuat keputusan, maka aku akan mengurus semuanya, aku juga akan membantumu mengurus masalah Juan, dia pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari masalah.""Abaikan saja dia." Andrew berkata: “Anggap saja masalah yang dulu sudah

  • Gaun Pengantin   Bab. 94. Dapat Tugas

    Keesokan paginya, Andrew menyalakan ponselnya dan memeriksanya, dia tidak melihat satu pun berita negatif tentang Group Li, pergerakan Group Li memang sangat cepat, dan hal ini juga tidak membuat Andrew terkejut, lagi pula, semua reporter itu adalah suruhan Juan sendiri, jadi sangat mudah bagi mereka untuk menekan masalah ini.Syuting film Alone Fighter juga sudah berlangsung selama beberapa saat, jadi Jeslyne juga pasti sangat sibuk, Andrew berencana untuk menyelesaikan urusan di perusahaan lalu pergi mengunjungi studio.Tapi saat dia baru sampai di kantor, dia melihat seseorang, itu adalah kakak perempuannya, Venny, melihat Andrew yang sudah tiba, Venny dengan cepat berdiri dan berkata: “Kenapa lama sekali, seperti belakangan ini kamu cukup santai.”Andrew tertawa lalu berkata: "Istirahat sebentar.""Bagaimana keadaan tanganmu.""Tidak ada masalah besar, sebentar lagi mungkin akan pulih sepenuhnya, ngomong-ngomong, kakak, kenapa kamu ke sini?"

DMCA.com Protection Status