Beranda / Romansa / Gaun Pengantin / Bab. 43. Minta Dipukul

Share

Bab. 43. Minta Dipukul

Penulis: Inisial
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Cepat lari, omong kosong apa lagi." Andrew berbalik melihat sekilas dan sekelompok pria besar itu sedang mengejar mereka.

Tapi John dan kedua gadis itu sudah tidak kuat lari lagi setelah berlari tidak begitu lama dan pria yang mengejar mereka semakin dekat.

"Sial, aku sudah tidak sanggup lari lagi, aku lihat siapa yang berani menyentuhku hari ini." John langsung duduk di bawah, dadanya terlihat naik turun seperti hampir meledak.

Andrew hanya bisa menghentikan langkahnya setelah melihat ketiga orang itu duduk di bawah.

 

"Bocah busuk, lari, lari saja terus." Belasan orang yang dipimpin oleh pria cabul itu mengepung Andrew dan lainnya.

"Saudaraku, aku kasih kamu uang, biarkan kami pergi." Andrew juga sangat lelah sambil meletakkan tangan di pinggangnya, dia bernapas terengah-engah sambil berkata kepada pria kekar.

"Baiklah, berapa banyak, berikan aku sebuah harga yang bisa membuatku puas." Pria cabul itu terlihat sangat meny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gaun Pengantin   Bab. 44. Gadis Gosip

    Andrew tidak berdaya terhadap kedua gadis ini, mereka tidak percaya bahkan orang yang sebenarnya sudah berdiri di depan mereka. "Sudah cukup, tidak perlu lihat lagi, aku benaran adalah Andrew, kalian berdua juga tidak perlu kerja dalam dua hari ini, pria cabul itu pasti masih akan pergi mencari kalian, oh ya, apakah ponselku sudah dicas?" Andrew sadar jika masalah ini harus diurus secara hukum maka dia akan meminta bantuan Gunawan. "Ini ponselmu, ada beberapa orang yang menelepon tapi aku tidak menjawabnya." Jeje sangat pengertian karena hal pertama setelah mengantar Andrew ke rumah sakit adalah mengisi baterai ponsel Andrew tapi karena dia tidak punya kata sandi ponsel Andrew maka Jeje tidak bisa menghubungi nomor teman Andrew. Setelah megambil ponselnya, Andrew menelepon Gunawan dan dia segera datang ke rumah sakit setelah dia mendapatkan kabarnya. "Apakah orang keluarga Li yang datang membalas dendam, orang-orang ini k

  • Gaun Pengantin   Bab. 45. Pertaruhan

    Meskipun Andrew jarang berjudi tapi dia sering mendengar tipu muslihat yang ada di tempat perjudian maka dia tidak mau anak buah Mark yang membagikan kartunya. "Haha, terserah." Tidak peduli anak buah Mark atau bukan tapi karena Andrew telah mengatakan permintaannya maka tentu saja Mark tidak bisa menolaknya. Tidak tahu mengapa, Jeje seolah-olah punya bayangan gelap dengan pria yang ada di depannya, dia merasa takut ketika melihat Mark, Andrew menepuk pundaknya. "Tidak apa-apa, aku tidak akan menyalahkanmu tidak peduli menang atau kalah." Suara Andrew terdengar lembut sehingga membuat hati Jeje yang cemas menjadi lebih baik. Jeje mengocok kartu poker dan meletakkannya di atas meja, permainan satu putaran sebesar 400 juta benar-benar jarang terjadi di tempat ini maka orang yang ada di warnet segera mengelilingi Andrew dan lainnya. "Kamu adalah tamu, maka kamu duluan." Mark duduk di seberang Andrew dengan tampilan penuh percaya dir

  • Gaun Pengantin   Bab. 46. Mematikan

    "Bos, bukankah uang enam miliar itu harus diserahkan kepada organisasi? Mengapa kamu....." Begitu Mark berkata, anak buahnya memperingatkannya. "Jangan berisik, kita sudah membantu Sano melakukan banyak hal, dia tidak akan berani berbuat apa-apa terhadapku meskipun akan kalah uang enam miliar ini." Mark mendorong tangan anak buahnya. Andrew tidak peduli Mark mendapatkan uang itu dari mana, yang hanya tertarik dengan Sano, tidak disangka jika Mark bahkan membantu Sano. "Bocah, apakah kamu berani?" Mark menekan tangannya di meja sambil mencondongkan sebagian badannya, jarak wajahnya sudah sangat dekat dengan Andrew sehingga Andrew bahkan bisa mencium bau rokok yang ada di tubuhnya. "Baik, aku akan bertaruh 10 miliar denganmu." Tidak tahu rokok siapa yang ada di atas meja dan Andrew mengambilnya serta memasukkan ke dalam mulutnya, dulu Andrew adalah seorang perokok tapi karena ibunya sakit maka dia berhenti merokok, tidak tahu mengapa Andre

  • Gaun Pengantin   Bab. 47. Panik

    Kemudian pemukul handal yang dicari John bergegas masuk ke dalam warnet, segera warnet Mark dipenuhi oleh orang-orang Andrew. "Kamu berani menjebakku!" Mark sekarang baru sadar jika dia dijebak oleh Andrew, Andrew hari ini datang untuk balas dendam seharusnya dia sudah memikirkannya sejak awal. "Pukul!" John tidak memberi kesempatan Mark untuk bicara lagi dan semua orang beraksi setelah John memberikan perintah, tiga puluh menit kemudian, Mark berlutut di depan Andrew penuh darah. "Mark, kamu kalah 10 miliar sehingga masih kurang 4 miliar, aku akan memberimu sebuah kesempatan untuk mengembalikan uangku jika tidak maka aku akan mengambil satu tanganmu." Andrew memungut sebuah pisau yang ada di depan Mark. "Kakek, aku benaran tidak ada uang, tolong lepaskan aku!" Mark berlutut di lantai sambil terus bersujud. Tok, tok, tok, kepalanya pecah karena bersujud! "Baiklah, lagipula pisau ini masih belum pernah bertemu darah, kebet

  • Gaun Pengantin   Bab. 48. Kekuatan Andrew

    John dan Yaya telah berpacaran secara terbuka dan Andrew tidak tahu harus mengatakan apa melihat sikap mereka, dia sebelumnya pernah berjanji kepada Ten bahwa akan mengajarinya keterampilan tapi kerja masih belum dimulai, dia sudah berpacaran dengan seorang gadis yang tadinya berprofesi sebagai gadis pelayan dan Ten pasti akan menghabisi John jika dia mengetahuinya tapi mungkin Ten selama hidup ini tidak akan mengetahuinya. Andrew tidak bisa menolak undangan kedua gadis itu tapi sewaktu makan panggilan telepon dari Kak Mia membuat semua orang meletakkan sumpitnya. "Kak Mia, ada apa? Apakah begitu mendesak?" Wajah Jeje terlihat agak buruk karena Kak Mia yang ada di dalam telepon terdengar panik. "Baiklah, aku akan berusaha mengumpulkannya untukmu dan aku akan menghubungimu sebentar lagi." Jeje menutup teleponnya setelah itu. "Apakah itu Kak Mia? Ada apa?" Meskipun biasanya Kak Mia sangat galak terhadap Yaya dan Jeje tapi sejujurnya Kak Mi

  • Gaun Pengantin   Bab. 49. Mark Menyerah

    “Apa yang ingin kamu lakukan?” Mark duduk di lantai dengan sedih. Dia tidak punya niat untuk melawan lagi saat menghadapi Andrew sekarang. Ini adalah perasaan tidak berdaya yang muncul di depan kekuatan yang kuat. Mark sepenuhnya ditaklukkan oleh Andrew dan pria di depannya adalah iblis. “Apakah kamu bekerja untuk Sano?” Andrew duduk di samping dengan santai. Targetnya bukanlah Mark tapi Sano. “Untuk apa kamu menanyakan ini? Kamu jangan banyak berharap, aku tidak akan mengatakan apapun!” Mark menatap Andrew dengan waspada. “Hehe, tidak kelihatan bahwa kamu orang yang sangat setia!” Meskipun Andrew berkata begitu, tapi dia sangat mengerti di dalam hatinya. Mark adalah orang tamak yang takut mati, alasan mengapa dia melindungi Sano hanya karena dia takut akan dibalas di kemudian hari. “Terserah apa katamu, aku juga tidak akan memberitahumu! Aku, Mark adalah orang tamak yang takut mati, aku tidak akan mengakui meskipun disik

  • Gaun Pengantin   Bab. 50. Kesalahanpahaman

    Sudah lebih dari jam empat sore ketika keluar dari kantor polisi. Andrew berencana pulang karena tidak ada urusan di perusahaan. Saatnya berbicara dengan Jeslyne. Sebelum membuka pintu, Andrew melihat sosok yang dikenalnya. “Yaya, kenapa kamu ada di sini?” “Kak Andrew, lama tidak bertemu.” “Apa yang lama tidak bertemu? Bukankah kita baru saja bertemu?” Yaya tersenyum dan berkata, “Kenapa kamu begitu menarik?” “Ada pepatah itu? Apa namanya? Sehari tidak bertemu tapi rasanya sudah lama tidak bertemu.” Yaya berkedip sambil bercanda. “Katakan saja jika kamu punya masalah, jangan sungkan.” “Hehehe…” Yaya berkata sambil tersenyum, “Bukankah aku datang untuk berterima kasih kepadamu? John juga tidak bisa menghubungimu, jadi kami meminta alamatnya dan mencarimu.” Andrew juga berkata sambil tersenyum, “Tidak perlu berterima kasih. Kalian berdua akan menjadi karyawanku di masa depan. Melindungi karyawan send

  • Gaun Pengantin   Bab. 51. Masalah Yang Mengganggu

    Setelah selesai menghubungi, Andrew pun langsung kembali ke kantor. Saat ini sudah malam pukul sembilan lewat, bisa-bisanya ada ruangan yang masih ternyala di dalam kantor. Awalnya kira Budi yang sedang bekerja, ia pun langsung mendorong pintu masuk. “Budi....” Ucapannya belum selesai tersampaikan, Andrew pun menyadari bahwa Christine yang berada disini. Awalnya Christine masih perlu menetap beberapa hari di perusahaan sebelumnya untuk menyelesaikan semua urusannya, tapi karena kejadian kemarin, ia tentu tidak akan menetap lagi disana. Oleh karena itu, ia pun langsung datang bekerja di perusahaan Andrew. “Sudah sangat malam dan kamu masih belum istirahat? Kamu baru saja mulai bekerja, kenal baik lingkungan saja dulu. Tunggu kamu sudah menyesuaikan diri, baru mulai rajin bekerja. Kalau tidak, orang lain akan mengira diriku menyiksamu.” “Aku tidak ada urusan pulang nanti dan disini ada banyak pekerjaan yang belum kuselesaikan. Ada apa? Kam

Bab terbaru

  • Gaun Pengantin   TAMAT

    Setelah Andrew tiba di kantor polisi, dia bertemu dengan Gunawan."Gunawan, di mana beberapa orang itu? Aku ingin mencari mereka untuk berbicara."Gunawan menganggukkan kepalanya sambil berkata: "Boleh, karena kamu juga adalah korban, jadi kamu memang harus menanyakan jelas kepada mereka."Andrew tanpa berkata apapun langsung menghadapi beberapa orang itu berkata: "Sekarang kuberikan kalian satu kesempatan, jujurlah kepada polisi jika Herman Li yang menyuruh kalian melakukan semua masalah itu. Dari usia kalian tampaknya sudah lama ikut dengannya, kalian pasti tahu banyak masalah. 1 masalah seharga 400 juta, sekarang kalian beritahu polisi tentang kejahatan kalian semua, aku bantu kalian menghitung." "Apa kamu anggap kami ini bodoh." orang itu berkata, "Jika kami beritahu semua, bukankah selamanya harus duduk di dalam penjara?"Andrew mendengarnya lalu tertawa berkata: "Jadi menurutmu jika kalian sudah keluar, apakah akan beraki

  • Gaun Pengantin   Bab. 101. Marah

    Kini mata Jeslyne sudah dipenuhi dengan air mata, dia menatap Andrew dengan kedua tangan yang menutup mulut dengan rapat agar suara tangisannya tidak keluar."Sudahlah, jangan menangis lagi. Bisakah kamu lebih tegar, setidaknya kita ini sudah menikah lebih dari dua tahun.""Beda..." Jeslyne berkata sambil menangis.Andrew tertawa kemudian memeluknya."Sudahlah, ke depannya duniaku hanya memiliki kamu seorang saja."Jeslyne mendengarnya langsung mencium Andrew.Andrew jam 11 siang baru datang ke perusahaan, perusahaan yang begitu banyak orang tidak ada satupun yang tidak menyadari wajah Andrew yang dipenuhi dengan ekspresi bahagia.Barusan tiba di dalam kantor, John langsung masuk."Apa yang terjadi kak? Apakah kamu diancam? Jika kamu diancam, kamu mengedipkan mata saja dan aku akan menolongmu."Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Apaan, kamu sudah depresi, ya?" "Bukan, kamu yang sudah depresi." John

  • Gaun Pengantin   Bab. 100. Melamar

    Setelah mengatakannya, Andrew ingin meninggalkan kafe ini, tetapi kemudian Herman Li malah menahannya."Tunggu sebentar."Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Ada apa? Apakah Direktur Herman berencana untuk membahas denganku?"Herman Li menghela napas dan berkata: "Katakanlah, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kamu ingin uang atau sumber daya?"Setelah mendengarnya, Andrew tertawa berkata: "Aku mau kamu melepaskan semua saham di industri Sano."Herman Li mendengarnya langsung tertawa keras berkata: "Andrew, bukankah kamu terlalu percaya diri terhadap dirimu sendiri, jika tidak ada masalah lain, maka aku pergi dulu." Andrew juga tertawa dan berkata: "Baik Direktur Herman, asalkan masalah ini tidak pengaruhi pemasaran kalian di luar negeri saja."Herman Li juga menjadi sedikit tegang setelah mendengarnya, dia melihat Andrew berkata: "Apa yang mau kamu lakukan? Kuberitahu kamu, jika kamu memaksaku terus, maka tidak ada dari

  • Gaun Pengantin   Bab. 99. Keadaan Krisis

    Setelah minum bir, Juan tertawa dengan puas. Satu hingga dua menit kemudian, Jasmine hanya merasa pusing, lalu Juan juga menunjukkan ekspresi seperti binatang buas.Tapi kini kesadaran Jasmine juga sudah sangat tidak jelas, tidak peduli apapun yang dilakukan Juan padanya, dia tetap tidak bisa melawan.Di saat yang penting ini, pintu kamar Juan tiba-tiba berbunyi.Juan melihat ke arah pintu dan tidak berencana untuk memedulikannya, tapi suara ketukan pintu tidak berhenti. Juan menjadi sedikit tidak senang, saat dia barusan mau berdiri dari sofa, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Manajer itu berjalan masuk dengan pelayannya, Juan yang melihat aksi ini langsung berteriak: "Siapa yang suruh kalian masuk, apa kalian tidak ingin hidup lagi."Manajer itu langsung berkata: "Kami takut ada bahaya yang terjadi pada Direktur Juan, jadi kami tidak tenang dengan Anda.""Enyahlah."Manajer itu malah tidak buru-buru saat mendengarkan kata ini,

  • Gaun Pengantin   Bab. 98. Pemikiran Buruk

    Jasmine juga tertawa berkata: "Tidak, kenapa Direktur Juan memanggil aku ke sini...""Tidak ada masalah penting." Juan berkata, "Aku sudah mendengarkan masalah Elafy Entertainment Company, mereka memang sedikit tidak etis, padahal sudah selesai kontrak, tetapi malah tiba-tiba batalin kontrak lagi, ini bukan tindakan yang seharusnya dilakukan sebuah perusahaan besar."Jasmine mendengar kemudian menganggukkan kepala tanpa mengatakan apapun.Kemudian Juan berkata: "Saat aku mendengarnya juga sangat marah, karena semua aktor pernah bekerja sama dengan perusahaan kita, meskipun memiliki beberapa perselisihan dengan perusahaan, tetapi kita ini tetap memiliki perasaan meskipun tidak ada hubungan pekerjaan lagi, betul tidak?""Betul yang dikatakan Direktur Juan.""Aku juga termasuk orang di dunia hiburan kalian, kan? Semua orang mencari nafkah dari lingkungan ini, pastinya mau menaati beberapa peraturan, jika sebuah perusahaan yang bahkan tidak tahu bagaim

  • Gaun Pengantin   Bab. 97. Kamera

    Setelah mengatakannya, Jasmine menutup teleponnya, Andrew melihat dia sambil berkata: "Si Juan ini tetap tidak berubah dari dulu, tampaknya sudah saatnya beri dia sedikit pelajaran.""Apa yang mau kamu lakukan." Jeslyne bertanya.Andrew tertawa berkata: "Dia yang terus melakukannya, maka itu hanya bisa menghukumnya langsung dalam satu kali saja. Menurut kabar yang kudapat perusahaannya sudah berencana memasarkan di pasar dalam negeri, jadi dia tidak ada waktu untuk melawan kita. Maka itu menggunakan kesempatan ini langsung menyelesaikannya saja, tidak ada orang yang ada waktu untuk tarik ulur dengannya.""Jadi apa yang harus kulakukan sekarang?" Jasmine bertanya. Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Pergi temui dia saja dulu, lihat apa yang mau dilakukannya.""Aku... apa aku sendirian?""Pasti." Andrew berkata, "Tapi kamu tenang saja, dia tidak akan melakukan apapun padamu, aku sudah ada persiapan sendiri."Tidak lama kem

  • Gaun Pengantin   Bab. 96. Telpon

    "Baiklah, aku sudah tahu." Jessica berkata, "Serahkan padaku dan tenang saja."Andrew menganggukkan kepala berkata: "Baik, kalau begitu aku tanya satu pertanyaan padamu lagi, satu tahun kemudian berapa banyak bunga yang bisa kamu hasilkan dari perusahaan ini?"Jessica di telepon berpikir sebentar kemudian berkata: "Dalam satu tahun aku bisa menaikkan index saham menjadi 400 hingga 600 miliar."Andrew menganggukkan kepala dengan puas setelah mendengarnya dan berkata: "Sekarang aku perlu mengurangi waktu 1 tahunmu menjadi 2 bulan, sebulan kemudian perusahaan harus mulai untung, dua bulan kemudian index saham harus mencapai 600 miliar." Jessica setelah mendengarnya, dia tidak fokus kembali dalam waktu yang lama, kemudian dia lanjut berkata: "Bagaimana mungkin, jangankan dua bulan, bahkan kamu beri aku waktu setengah tahun juga tidak bisa kuselesaikan. Index saham bukan naik sesuai yang kamu inginkan, ini memerlukan beberapa waktu untuk pemasaran."

  • Gaun Pengantin   Bab. 95. Susun Rencana

    "Jangan alihkan topik pembicaraan, aku benar-benar tidak mengerti apa alasanmu melakukan ini, apa kamu tahu berapa banyak uang yang harus kita habiskan? Kamu belum menghitungnya, dan apa kamu yakin bisa menutupi kerugiannya? Apa kamu sudah memikirkan reaksi-reaksi yang akan muncul setelah masalah ini?"Andrew menatap John lalu berkata: "Tenang saja, aku sudah mempertimbangkan hal ini dengan jelas, aku akan memberi tahumu nanti, pokoknya, lakukan saja seperti yang aku katakan, kamu tidak perlu khawatir tentang masalah uang, bagaimana kita akan menangani masalah ini nanti? Kita lihat dulu bagaimana perkembangannya." "Aku benar-benar tidak mengerti, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?" John berkata: "Kalau kamu sudah membuat keputusan, maka aku akan mengurus semuanya, aku juga akan membantumu mengurus masalah Juan, dia pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari masalah.""Abaikan saja dia." Andrew berkata: “Anggap saja masalah yang dulu sudah

  • Gaun Pengantin   Bab. 94. Dapat Tugas

    Keesokan paginya, Andrew menyalakan ponselnya dan memeriksanya, dia tidak melihat satu pun berita negatif tentang Group Li, pergerakan Group Li memang sangat cepat, dan hal ini juga tidak membuat Andrew terkejut, lagi pula, semua reporter itu adalah suruhan Juan sendiri, jadi sangat mudah bagi mereka untuk menekan masalah ini.Syuting film Alone Fighter juga sudah berlangsung selama beberapa saat, jadi Jeslyne juga pasti sangat sibuk, Andrew berencana untuk menyelesaikan urusan di perusahaan lalu pergi mengunjungi studio.Tapi saat dia baru sampai di kantor, dia melihat seseorang, itu adalah kakak perempuannya, Venny, melihat Andrew yang sudah tiba, Venny dengan cepat berdiri dan berkata: “Kenapa lama sekali, seperti belakangan ini kamu cukup santai.”Andrew tertawa lalu berkata: "Istirahat sebentar.""Bagaimana keadaan tanganmu.""Tidak ada masalah besar, sebentar lagi mungkin akan pulih sepenuhnya, ngomong-ngomong, kakak, kenapa kamu ke sini?"

DMCA.com Protection Status